Berkali-kali Dania memberikan pemahaman pada suaminya Alex agar hidup mandiri dan tinggal berpisah dari sang mertua,namun Alex tak pernah menghiraukannya. Sang suami enggan untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang selalu memanjakannya dalam hal keuangan. Meskipun Alex telah bekerja,namun sang ibu masih sering memberinya uang apabila Alex membutuhkan. Hal inilah yang membuat Alex enggan tinggal berjauhan dari sang ibu tanpa memperdulikan nasib Dania yang mendapat perlakuan tak adil dari ibunya.
Hingga pada akhirnya Dania berontak karena sudah benar-benar merasa muak dengan semua hal tak adil yang diterimanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelicikan Sania
Setelah drama ancaman selesai,pada akhirnya Alex dan sang ibu berangkat ke tempat kerja. Kini tinggallah Dania dan Sania beserta Bela di rumah.
Hari ini Dania berniat untuk mengunjungi salon kecantikan untuk melakukan perawatan. Berdandan cantik serta menggunakan pakaian yang terlihat sangat modis,membuat Dania terlihat berkali lipat semakin cantik. Wanita itu pun turun dari lantai kamarnya menuju pintu keluar. Saat ingin melangkah keluar,dirinya berpapasan dengan sang adik madu yang sedang kerepotan memberi makan anaknya. Dania hanya melirik sekilas dan melanjutkan langkahnya.
Hati Sania begitu diliputi rasa cemburu yang amat sangat melihat kakak madunya semakin hari bertambah cantik. Ada rasa kesal dalam dirinya saat melihat putrinya yang selama ini menyita waktunya hingga tak lagi bisa mengurus diri agar tak kalah cantik. Ia pun membiarkan putrinya bermain di ruang tamu dan sibuk mengambil cermin karena ingin melihat wajahnya saat ini.
"Huh! Wajah ku semakin terlihat kusam. Ini semua karena aku tak pernah lagi melakukan perawatan di salon. Mana sekarang nggak punya duit. Mas Alex kok pelit banget sih ? Pokonya aku harus cari cara agar semua uang gaji Mas Alex diberikan pada ku." Monolog Sania pada dirinya sendiri di depan sebuah cermin yang besar.
Merasa kuatir dengan kulit wajahnya yang kusam,Sania bergegas melakukan perawatan pada tubuhnya menggunakan bahan-bahan yang ada di kamarnya. Ia pun lupa dengan putrinya Bela yang ditinggalkannya bermain sendiri tanpa pengawasan. Hingga siang hari Sania sibuk melakukan perawatan untuk seluruh tubuhnya.
"Mamah....hiks...hiks...hiks..." Bela kecil tiba-tiba datang dengan kepala yang penuh darah masuk ke dalam kamar mencari ibunya.
Mendengar tangisan anaknya,Sania segera menyelesaikan rutinitas mandinya dan langsung keluar dari kamar mandi dengan tergesa-gesa. Ia pun baru menyadari bahwa sejak tadi sudah melupakan putri nya.
"Kamu kenapa sayang ? Ini kepalanya kok bisa berdarah ?" Tanya Sania dengan panik. Tanpa menunggu jawaban sang anak, ia langsung berlari mencari kotak P3k di dalam rumah. Untungnya kotak tersebut sangat mudah ditemukan karena berada tak jauh dari ruang keluarga.
Dengan telaten ia pun mengobati luka dikepala putrinya hingga tak lagi mengeluarkan darah. Setelah semuanya selesai,Sania segera menggunakan baju karena tadi hanya menggunakan handuk saat keluar dari kamar mandi tanpa sempat menggunakan pakaian melihat putrinya berdarah.
"Sayang,makan dulu ya ? Setelah ini tidur." Bujuk Sania pada putrinya kemudian dirinya menyiapkan makanan untuk anaknya. Beruntung dirinya sudah menyiapkan makanan sejak pagi hingga tak perlu lagi memesan makan siang.
"Aku takut nanti dimarahi Mas Alex. Gimana caranya aku mencari alasan agar aku tak dimarahi." Pikir Sania mencoba mencari alasan,sambil menyuapkan makanan pada putrinya.
Dan ....."Aha....Aku punya ide." Gumam Sania dalam hati dengan riang.
"Bela sayang,nanti kalo di tanya papah kenapa kepalanya berdarah,bilang saja tante Dania yang dorong ya ?" Ujar Sania mengajari sang putri.
"Kenapa gitu Mah? Bela kan tadi jatuh karena tergelincir sendiri." Bela kecil yang polos pun tak serta merta mau mengikuti bujukan sang mama.
" Iya,biar nanti papah kasih mamah duit. Kalau ngga gitu kita nggak dapat duit. Nanti malahan semua duitnya dikasih sama Tante Dania. Makanya selama ini mamah nggak pernah lagi belikan Bela mainan." Akhirnya Sania pun mendapat alasan yang bisa membuat anak nya percaya.
"Oh gitu ya Mah ?Oke deh. Berarti tante Dania jahat ya,semua duit papah diambil."
"Iya sayang,Tante Dania memang jahat dan pelit. Pokonya nanti Bela bilang iya apapun yang mamah bilang ya ?"
"Iya Mah. Bela mau bobo dulu." Ucap sang anak dan menuju kamarnya. Sania tersenyum puas dengan apa yang dipikirkannya.
"Akhirnya,,,kesempatan untuk menyingkirkan wanita mandul itupun datang." Gumam Sania dengan senyum licik menghiasi wajahnya.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Satu jam sebelum kepulangan Alex dan ibunya,Dania terlebih dulu tiba di rumah. Ia sengaja berlama-lama di luar karena tak ingin bertemu dengan adik madunya. Namun,satu hal yang tidak di sadari Dania,Sania telah menyiapkan sebuah rencana.
Tepat pukul 5.30 Alex dan Bu Linda tiba di rumah. Sania dengan segala rencana yang telah ia susun segera menghampiri suaminya.
"Hiks...hiks...hiks...Mas,aku ingin pulang saja ke rumah kita yang kemarin. Aku sudah tak sanggup tinggal di rumah ini." Sania dengan air mata palsunya mengadu pada suami dan mertuanya.
"Ada apa lagi Sania ? Bukankah pagi tadi Alex sudah meminta maaf pada mu ?" Tanya Bu Linda merasa heran.
"Iya Bu,tapi Bela cucu ibu terluka." Jawab Sania sambil menundukkan wajahnya seperti seseorang yang sangat terpukul.
"Terluka kenapa ? Bela kenapa Sania ?" Kali ini Alex yang terlihat sangat panik.
"Di mana Bela sekarang ?" Tanya Alex dan Bu Linda bersamaan.
"Sedang di kamarnya,lagi tidur."jawab Sania dengan wajah yang di buat semakin sedih.
Alex dan Bu Linda berlari menuju kamar Bela dan dengan cepat membuka pintu untuk melihat keadaan anak tersebut.
Sania tersenyum senang tanpa terlihat oleh Alex dan mertuanya. Dalam hati ia bersorak karena kedua orang tersebut pada akhirnya mulai masuk dalam perangkapnya.
"Apakah lukanya parah ? Kenapa tidak menghubungi ku Sania ?" Marah Alex ketika memeriksa perban di kepala putrinya.
"Aku takut Mas. Sebenarnya kepala Bela terluka karena di dorong sama Mbak Dania." Ucapan Sania ini membuat Alex langsung naik pitam. Pria itu tanpa berpikir panjang langsung bangkit dari ranjang anaknya. Dengan langkah lebar ia pun berjalan menuju kamar yang di tempatnya bersama Dania.
"Daniaaa!" Teriak Alex penuh amarah ketika sudah tiba di dalam kamar.
Dania yang sedang mengetik novel onlinenya langsung terkejut melihat suaminya tiba-tiba pulang dengan kemarahan yang terlihat jelas di wajahnya.
"Ada apa Mas ? Kenapa marah-marah seperti ini pada ku ?" Tanya Dania kebingungan.
"Dasar munafik! Setelah apa yang kamu lakukan pada anak ku,kamu masih bisa terlihat biasa seperti ini." Maki Alex semakin dibutakan oleh kemarahannya.
"Apa maksudnya semua ini ?" Dania dibuat semakin kebingungan.
"Tega kamu ya. Jika kamu tak sukah Sania dan Bela tinggal di sini,jangan pernah kamu melukai anak kecil seperti Bela yang tak tahu apa-apa dengan masalah kita."
"Aku nggak paham Mas!" Ujar Dania begitu kesal. Ia sudah tak tahan dengan sikap Alex sejak tadi yang terus menyudutkan dirinya tanpa tahu apa sebabnya.
"Kamu kan yang mendorong Bela hingga kepalanya terluka ? Dasar wanita iblis. Aku nggak nyangka kamu sekasar itu Dania. Sekarang juga,ambil semua pakaian dan barang-barangmu,keluar dari rumah ku sekarang!" Teriak Alex.
"Degh!" Dania baru menyadari bahwa ini semua adalah permainan adik madunya. Ternyata wanita itu sangat licik. Gumam Dania dalam hati. Sungguh dirinya tak menyangka bahwa Sania akan berani melakukan fitnah pada dirinya demi sebuah keserakahan wanita itu.
"Baiklah,aku akan ikuti permainanmu wanita tak tahu diri." Gumam Dania dalam hati.
Salam kenal 💜