Pernikahan tanpa cinta akankah bertahan? Cerita ini beberapa bab mengandung tema dewasa harap bijak dalam menyikapinya ya. Selamat membaca🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Avisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Salman apa kabar, Kemana saja kamu? "
"Salman apa kamu baik-baik saja? Kami mengkhawatirkan mu."
"Salman mengapa kamu gak menghubungi ku?"
"Salman... "
"Maaf ya para gadisku yang cantik. Aku sedang gak mood. Aku permisi dulu ya." Kata Salman menghindari kerumunan para gadis yang biasanya bersenang-senang dengan dia.
Salman ingin mengambil air minum karena tenggorokan nya sangat kering. Namun tak Salman sangka ternyata di sana ada Clarissa dan Alfarisqi yang sedang bermesraan.
"Apa kalian tak tahu tempat? Jika bermesraan jangan di depan umum. Jujur itu mengganggu pemandangan." Kata Salman Ketus sambil mengambil jus jeruk di samping Clarissa.
"Salman, apa maksudmu kita tak melakukan apapun di sini. Yang kita lakukan hanya minum dan mengobrol bersama. Kenapa perkataanmu tak mengenakan." Kata Clarissa merasa tak terima dengan perkataan Salman.
Ya Salman juga tahu bahwa Clarissa dan Alfarisqi hanya mengobrol biasa tapi entah mengapa di mata Salman mereka terlihat sedang bermesraan.
"Clarissa, kamu berkata seperti itu karena mengkhawatirkan Alfarisqi kan? Teganya kamu." Batin Salman.
"Sayang, tak usah hiraukan dia. Sebaiknya kita pindah tempat saja. Yuk!" Ajak Alfarisqi mencoba mengabaikan Salman.
Clarissa menganggukan kepala dan mengikuti Alfarisqi. Namun Salman yang merasa tak terima mencoba menarik kerah belakang Alfarisqi. Namun Karena Gerakan Reflek Alfarisqi mencoba melawan Salman dengan posisi Salman yang terkejut menabrak tubuh Clarissa. Clarissa terdorong ke samping dan tubuhnya menghantam meja tempat minuman tertata.
Pranggg...
Tak hanya Clarissa yang terjatuh tapi juga beberapa gelas yang berisi minuman hancur berserakan di lantai. Beberapa orang yang menyaksikan ada yang sedikit berteriak dan bergosip sehingga ruangan sangat gaduh.
Alfarisqi menolong Clarissa, "Sayang kamu gak papa kan?" Alfarisqi sangat khawatir.
"Aku gak papa mas, cuman dress ku sedikit basah."Clarissa berdiri sambil berpegangan pada Alfarisqi mencoba menahan Alfarisqi yang mulai tersulut emosi seolah hendak menghajar Salman.
"Salman sebenarnya apa maumu?" Clarissa bertanya sebelum Alfarisqi mengambil tindakan.
"Ca Clarissa ma maafkan aku. A aku benar-benar gak bermaksud mendorong mu a aku benar -benar gak sengaja. Maaf. " Salman merasa malu kepada Clarissa.
"Salman Nur Santoso!" Aziz datang dan sedikit berteriak memanggil nama putranya.
"Keributan apa ini? Terlebih di pesta ulang tahunku! Jangan harap kamu bisa lepas dari tanggung jawab dari kejadian ini! Sampai ada ijin dariku kurung bocah ini di kamarnya. Tempat kan beberapa pengawal di sana!" Aziz sangat marah dengan kelakuan Salman yang memalukan dan memerintahkan Asistennya untuk mengurung Salman.
Salman tak berkutik. Pikirannya tiba-tiba kosong, dia berjalan setengah di seret oleh para bodyguard yang di perintahkan Aziz.
"Nak Clarissa, Alfarisqi, Aku benar-benar minta maaf atas kejadian kali ini. Putraku satu-satunya malah melakukan hal bodoh dan memalukan seperti ini. Dia sudah benar-benar kurang ajar kepada kalian. Aku memanjakan nnya karena dia tumbuh tanpa sosok ibu, Aku tidak menyangka akan begini jadinya. Ini semua kesalahanku, Aku sampai malu kepada kalian berdua. Tolong Maafkan aku."Kata Aziz tulus mungkin dan penuh penyesalan.
"Jangan menyalahkan diri sendiri paman. Ini bukan kesalahan paman." Kata Clarissa mencoba menenangkan Aziz.
"Kesalahan putraku adalah kesalahanku karena tak dapat mendidiknya dengan baik." Kata Aziz dengan sedih.
"Paman, tolong jangan katakan hal seperti itu. Lagipula aku dan Mas Al tidak memasukan tindakan Salman tadi ke hati. Benarkan mas?" Clarissa berkata sambil menekan nekan lengan suaminya memberi isyarat agar Alfarisqi setuju dengan pemikirannya.
"Benar." Alfarisqi mengatakan dengan berat hati karena rasanya dia ingin memukul kepala Salman agar dia bisa berpikir jernih.
"Ah, andai saja Putraku memiliki sedikit saja sikap kedewasaan kalian yang bijaksana. Baiklah... Kalau begitu jika kalian membutuhkan bantuanku atau sesuatu katakanlah kepadaku. Aku akan menganggap itu sebagai kompensasi dan permintaan maaaf putraku. Kalian selamat menikmati pestanya meskipun sepertinya tak nikmat lagi. Aku ingin istirahat sebentar. Sekali lagi maafkan aku."Kata Aziz sekaligus berpamitan kepada Alfarisqi dan Clarissa.
"Sayang kamu gak papa kan?" Tanya Alfarisqi cemas setelah Aziz meninggalkan mereka berdua.
"Iya aku gak papa kok. Hanya pakaianku sedikit basah." kata Clarissa sambil menunjukan bagian bajunya yang basah.
"Gimana kalau kita langsung pulang saja. Lagi pula sepertinya kita tak bisa lanjut ikut serta pesta ini setelah kejadian tadi." Kata Alfarisqi sambil melihat sekeliling dan nampak masih ada orang yang memperhatikan mereka berdua sambil bergosip.
"Baiklah."
Di dalam mobil.
"Sayang, kamu sungguh baik-baik saja kan? Aku takut kamu terkena serpihan kaca yang pecah. Boleh aku memeriksanya?" Alfarisqi sangat mengkhawatirkan Clarissa.
"Lihat lah aku baik-baik saja. Kamu gak usah khawatir mas." Kata Clarissa.
Namun Alfarisqi tak menghiraukan Clarissa ia membuka baju Clarissa. Tindakan itu membuat Clarissa terkejut. Clarissa tak menyangka jika Alfarisqi akan membuka pakaiannya untuk memeriksa kondisi tubuhnya. Tubuh Clarissa meremang dengan sentuhan tangan Alfarisqi.
"Sayang, bagian sini memerah. Mungkin karena benturan tadi. Apa kamu tak merasa sakit?"Kata Alfarisqi yang semakin khawatir terhadap istrinya.
"Benarkah... ahhh... Jangan di tekan seperti itu. Rasanya sakit." Clarissa mengeluh kesakitan saat bagian tubuhnya yang memar sedikit di tekan dengan tangan Alfarisqi.
Alfarisqi mencari kotak obat yang ada di dalam mobil. Dia tidak menemukan salep namun dia menemukan Coconut oil.
"Pakai ini saja ya sementara. Agar memarnya sedikit berkurang." Kata Alfarisqi sambil mengoleskan minyak kelapa secara perlahan-lahan.
Awalnya Clarissa merasa biasa saja saat di oleskan minyak kelapa pada tubuhnya, namun entah mengapa lama kelamaan tangan Alfarisqi mulai kemana-mana. Clarissa tak bisa menolak sentuhan tangan Alfarisqi ia mencoba mengigit bibir bawahnya agar desa sah anya tak keluar karena dia merasa malu.
"Bolehkan?" Bisik Alfarisqi tepat di belakang telinga Alfarisqi.
"Sekarang?"Clarissa membalikan wajahnya dan melihat raut wajah Alfarisqi yang sedang menahan diri.
"Ya." Suara Alfarisqi terdengar berat dan serak.
Tanpa aba-aba lagi Alfarisqi mengangkat tubuh Clarissa dan mendudukannya di pangkuannya. Mereka saling berhadapan. Clarissa merasakan meskipun suhu dalam mobil terasa dingin namun suhu tubuh Alfarisqi terasa panas saat tanganya menyentuh tubuh Clarissa.
Bibir mereka saling tertaut, Clarissa mulai bisa mengimbangi permainan Alfarisqi meskipun masih nampak kualahan. Tangan Alfarisqi yang tidak bisa diam mulai menyusuri ladang pertanian mencoba untuk bercocok tanam seolah sedang memilah milah rumput.
Suara desa han yang berusaha Clarissa tahan pun akhirnya juga lolos tak terkendali. Hanya dengan gerakan tangan mampu membuat Clarissa sampai pada puncak yang pertama.
Alfarisqi sudah tak sanggup lagi untuk menahan diri dia mencoba mengeluarkan Traktornya dan membenamkan pada Sawah yang hendak dia bajak. Alfarisqi juga sudah tak mampu membajak pelan-pelan namun dengan kecepatan penuh hal tersebut membuat Clarissa Kuwalahan.
Namun yang lebih menderita sebenarnya adalah Benny dan Bram. Malam ini Bram menggantikan pak Basuki karena dia juga ada keperluan di pesta Ulang tahun Aziz jadi dia berangkat bersama dengan Alfarisqi.
Benny dan Bram yang tadinya menikmati pesta kemudian khawatir dengan majikannya karena kejadian tadi. Namun sekarang mereka berdua di buat menderita oleh majikannya.
"Sepertinya aku harus mengganti mobil dinas yang baru." Ucap Benny kepada Bram.
"Setahuku mobil ini mobil terbaik menahan guncangan, tapi ternyata tidak ya."Kata Bram sambil menatap jalanan yang macet.
"Mungkin karena mobilnya berhenti jadi guncangannya terasa. Ah... Aku benar-benar bisa gila kalau seperti ini terus." Ucap Benny sambil menyalakan musik.
"Aku paham gimana rasanya jadi pak Basuki, Makanya dia minta cuti ketemu istrinya. Kalau kita mau ketemu siapa? Nasib jomblo akut ini mah. Hah." Bram menghela nafas berharap segera sampai kediaman.
...****************...