Original, bukan terjemahan.
Dia, perempuan mafia yang terkenal di dunia modern, di kematian pertamanya dia masuk kedalam janda perawan dan menjadi seorang ibu tiri yang di cintai anak tirinya.
Dia membasmi klan mafia dan kematianya juga membawa ikut kepunahan klan mafia.
Tapi, jiwanya malah kembali kemasa zaman kuno, dia masuk keraga seorang wanita muda sebagai teman belajar sang Putri Mahkota.
Dia anak perempuan kepala koki istana, yang suka di bully oleh teman- teman Putri Mahkota.
Dia baru saja tenggelam, dan seorang mafia memasuki raganya. yang membuat dia hidup kembali.
Seorang pemegang senjata ingin di lecehkan, mimpi..!
Ini petualangan reinkarnasi keduanya. jadi dia sangat faham watak anak- anak manja ini.
Mari kita bermain-main tuan... Gumamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32
"Nona, terima kasih telah menyelamatkan ku. Aku tidak mengerti dari mana anda tahu bahwa aku terluka. Tapi atas perbuatan anda ini, nyawa ku terselamatkan. Sekali lagi terimakasih." Beruang besar itu membungkuk mengucapkan terima kasih kepada Su Alin.
"Oh, sama-sama. Aku mengetahuinya dari harimau yang berkelahi denganmu."
"Maksud anda? Harimau itu yang menyarankan anda menyelamatkan ku?"
"Hmm, dia juga terluka parah seperti dirimu. Jadi aku mengira harus menolong kalian berdua. Dan sepertinya, kalian ada kesalahpahaman."
"Maksud anda, nona?"
"Coba kalian cari tahu dulu, mengapa kalian saling berkelahi?"
"Itu sudah jelas, dia telah mengambil inti sari istri ku dengan paksa."
"Apa kamu yakin?"
"Heh?"
"Bagaimana dengan intisari istrinya?"
"...?"
"Kalian berdua sama-sama tidak tahu, kemana istri kalian menghilang, kan?"
"Ya, dia juga menuduh ku mengambil intisari istrinya."
"Apa kalian tidak menyadarinya, ada pihak lain yang menginginkan kalian berkelahi."
"Bagaimana mungkin?"
"Ya, mungkin saja."
"Jadi kemana perginya istri-istri kami?" Beruang itu sedikit bingung.
"Mungkin ada yang menculik mereka."
"Bagaimana? Istriku cukup besar."
"Semuanya bisa saja terjadi."
"..."
Mereka terdiam mematung, tiba-tiba pikirannya kosong.
Mengapa selama ini mereka tidak memikirkannya. Mereka hanya menonjolkan keegoisan masing-masing.
Yang awalnya mereka berteman, sekarang menjadi bermusuhan. Hanya karena saling menuduh, tanpa mencari tahu dahulu. Mungkin karena faktor perasaan cintanya kepada istri mereka masing-masing.
"Kalau begitu, aku permisi dulu. Ingat janji putramu, kalian tidak akan turun gunung untuk menakuti para warga yang ada di sana." Ucap Su Alin membuyarkan lamunan beruang itu.
"Tunggu, nona.. Izinkan salah satu dari kami berkontrak dengan anda."
"Mengapa kalian memaksakan diri?"
Raja beruang terdiam. Dia sedikit khawatir untuk mengatakan niat hatinya.
Memang pada dasarnya, dia ingin meminjam tangan Su Alin untuk mencari keberadaan istrinya. Tapi kalau dia katakan, dia khawatir Su Alin akan menolak permintaannya.
"Maaf nona, tapi tolong kontrak putra ku saja. Sebentar lagi akan ada perburuan hewan spiritual. Aku sedikit khawatir dia akan di tangkap oleh orang yang bertentangan dengan peraturan dalam klan Beruang." Wajah beruang tua itu sedikit memelas.
Setiap orang tua akan selalu berharap, agar anak-anak mereka hidup dengan bahagia. Dan dia sempat mendengar permintaan putranya tersebut.
Putranya yang biasa pendiam dan tertutup. Sangat mustahil menyuarakan permohonan. Dan dia sangat terkejut mendengar permintaan putranya tadi. Sehingga dia beranggapan, bahwa wanita ini bukanlah wanita sembarangan.
"Hmmm, karena kalian memaksa... Baiklah, hanya saja.. Ketika bertemu dengan Raja harimau, kalian tidak boleh berkelahi di depan ku."
"Apakah dia berkontrak dengan anda?!" Mereka berdua serempak berseru.
Mendengar suara mereka yang sedikit keras. Membuat Su Alin membulatkan matanya, karena terkejut.
"Ck, belum... Hanya saja, saat ini dia masih aku rawat. Dan belum sadarkan diri."
"Um, begitu kah? Apakah dia ingin mencari ratu harimau juga?"
"Maksud mu? Kalian ingin berkontrak denganku hanya ingin mencari ratu kalian?"
"...?"
Mereka berdua tidak tahu hendak berkata apa. Walau salah satu tujuan mereka adalah seperti itu. Tapi keinginan lain agar memiliki tuan yang bisa melindungi mereka dari perburuan hewan spiritual nantinya.
"Maaf nona, itu..."
"Sudah, sudah. Kalau masalah ratu beruang dan ratu harimau, jangan khawatir. Aku akan membantu kalian untuk mencarinya, tanpa harus berkontrak dengan ku. Hanya saja, kalian harus berdamai dan juga jangan turun gunung untuk memangsa para warga desa." Su Alin tidak ingin mereka memiliki tujuan tersembunyi agar berkontrak dengannya.
Dia menerima macan tutul itu, karena dia tidak memiliki dendam kepada siapapun. Dan juga tidak memiliki niat lain, selain ingin menghindari para pemburu.
Sementara dua klan ini, mereka harus berdamai dahulu satu sama lain. Dan mereka masih memiliki tanggung jawab dengan klan mereka masing-masing. Sehingga akan sangat sulit untuk di kontrak.
Karena jika berkontrak, mereka harus meninggalkan kewajiban mereka dalam klan. Karena akan mengabdi pada tuan yang berkontrak dengan mereka. Jadi, siapa yang akan memimpin para klan. Jika pemimpin mereka berkontrak dengan manusia.
Sedangkan putra dari beruang ini adalah penerus dari raja beruang. Akan sangat sulit baginya untuk kembali melihat klan mereka.
"Benarkah anda akan membantu kami?" Mereka berdua terlihat bersemangat.
"Ya, lebih baik kita berteman saja. Dari pada berkontrak. Jika kalian membutuhkan bantuan, cari saja aku. Aku akan membantu kalian sebisa mungkin."
"Terimakasih nona, terimakasih nona." Beberapa kali mereka membungkuk untuk berterima kasih.
"Nona, harimau ini hampir sadarkan diri." Tiba-tiba Pury berucap dari ruang dimensi.
Dengan cepat Su Alin berbalik dan mengeluarkan harimau. Dia meletakkannya di dekat pohon besar yang ada di depan goa itu.
"Ah... Aku dimana? Kepalaku sedikit pusing..." Rintihnya dengan berlahan memperbaiki posisi tubuhnya.
"Hei...?!" Dia tiba-tiba berdiri dengan waspada. Karena dia melihat dua beruang tidak jauh darinya.
"Tenang, mereka telah berjanji tidak akan berkelahi denganmu ketika aku ada di tengah-tengah kalian." Su Alin menenangkan harimau itu agar tidak bertindak gegabah.
"Bagaimana bisa? Dia membunuh istriku dan mengambil intisarinya."
"Tenang dulu. Kejadiannya tidak seperti itu. Kalian di adu domba oleh pihak lain."
Kemudian Su Alin menceritakan semua duduk persoalannya. Dan dia mengatakan pernah melihat kedua macam jenis hewan seperti mereka di ibu kota.
Harimau tersebut juga menawarkan ingin berkontrak dengan Su Alin. Tapi dia menolak juga, sama seperti menolak beruang. Dan berjanji akan mencari tahu tentang para ratu mereka.
Dengan di saksikan oleh Su Alin kedua klan itu gencatan senjata. Sampai Su Alin menemukan titik terang, dimana para ratu kedua klan itu di temukan. Dan setelah itu akan mengambil keputusan, bagaimana kedepannya antara ke dua klan itu.
Dengan imbalan beberapa hewan buruan, seperti yang telah di janjikan oleh harimau itu. Su Alin turun gunung.
Dan dia juga telah mendapatkan herbal langka, yang terdapat di dalam goa para beruang itu. Yang membuat Su Alin pulang dengan gembira.
Karena herbal-herbal itu sangat penting untuk ramuan obat yang akan dia buat. Dan herbal tersebut, sangat jarang di temukan di toko obat. Karena sangat langka, apalagi keberadaannya di dalam goa beruang. Siapa yang berani memasukinya?
"Su Alin, kamu sudah pulang?" Sambut ayahnya, ketika Su Alin membuka gerbang rumah mereka.
"Iya ayah, bagaimana keadaan pertanian dan peternakan kita?"
"Semuanya berjalan dengan baik. Itu juga atas bantuan kepala desa dan orang-orang yang telah kamu pekerjakan. Mereka ahli semua dalam pertanian. Mungkin tiga bulan lagi, kita bisa panen padi dan jagung." Dengan semangat ayahnya menjelaskan.
Dia merasa bertani dan beternak sama menariknya dengan memasak. Jadi dia mulai lebih serius untuk mengurusnya.
"Ayah, kenapa kamu sedikit kurusan?"
"Heh? Mungkin karena bertani dan beternak. Membuat tubuhku lebih berkeringat. Dan lemak-lemak dalam tubuh ayah berangsur mencair." Dengan sedikit bercanda dia membalas pertanyaan putrinya itu.
"Ayah, apakah ada kabar dari ibu kota?"