Aditya, seorang gamer top dalam Astaroth Online, mendadak terbangun sebagai Spectra—karakter prajurit bayangan yang ia mainkan selama ini. Terjebak dalam dunia game yang kini menjadi nyata, ia harus beradaptasi dengan kekuatan dan tantangan yang sebelumnya hanya ia kenal secara digital. Bersama pedang legendaris dan kemampuan magisnya, Aditya memulai petualangan berbahaya untuk mencari jawaban dan menemukan jalan pulang, sambil mengungkap misteri besar yang tersembunyi di balik dunia Astaroth Online.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LauraEll, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 :Pertarungan Final, Amarah dan Pengorbanan
Noxar berdiri terengah-engah di tengah ruangan yang kini nyaris runtuh. Matanya menyala dengan kemarahan, aura gelap memancar semakin pekat dari tubuhnya. “Kau... Kau berani merusak segalanya! Aku akan menunjukkan kekuatan sejati seorang utusan dewa!”
Spectra berdiri di hadapannya, pedang Excalibur bersinar dengan kekuatan suci. Napasnya berat, namun tekad di matanya tidak goyah. “Aku tidak peduli apakah kau utusan dewa atau siapapun itu. Hari ini, aku akan mengakhiri semuanya.”
Dengan tertawa dingin, Noxar mengangkat tangannya ke udara. Lingkaran sihir hitam muncul di bawah kakinya, memancarkan cahaya gelap yang mencekam. Undead dari segala bentuk mulai bermunculan, mengelilingi Spectra. Tidak hanya itu, dengan mantra rumit, Noxar memanggil kembali dua golem besar—salah satunya berselimut api dan yang lain petir ungu. Tubuh mereka yang sebelumnya hancur kini direformasi, lebih besar dan lebih kuat dari sebelumnya.
Dengan kekuatan aneh Noxar menyerap semua Undead yang dia panggil, Kini dia tersenyum menyeringai pada Spectra.
Namun, itu bukan puncaknya. Noxar mengulurkan kedua tangannya ke arah golem itu, dan tubuhnya mulai menyatu dengan mereka. Api dan petir menyelimuti tubuh Noxar, mengubahnya menjadi sosok raksasa yang mengerikan. Kulitnya tampak seperti magma yang berdenyut, dengan aliran petir yang menjalar di seluruh tubuhnya.
“Lihatlah kekuatan ini! Aku adalah kekuatan mutlak! Kau tidak punya harapan, Spectra!” teriaknya, suara yang menggema seperti ribuan raungan.
Spectra memegang erat Excalibur, tatapannya tidak berubah. “Kita lihat saja.”
Noxar, dalam wujud barunya, mengayunkan tangannya yang besar ke arah Spectra, menciptakan gelombang api dan petir yang menghancurkan apa pun yang dilewatinya. Spectra melompat menghindar dengan gesit, namun ledakan dari serangan itu membuat tubuhnya terlempar ke dinding.
“Tuan Spectra!” teriak Arkane yang membawa Lyra, Sylvie, Celeste dan Elina ke tempat aman di luar bangunan yang mulai runtuh. Namun ia bisa mendengar dentuman serangan besar di dalam. Wajahnya dipenuhi kekhawatiran, tetapi ia mengingat arahan Spectra untuk menjauh.
“Dia tahu apa yang dia lakukan,” kata Arkane kepada dirinya sendiri, mencoba meyakinkan hatinya yang gundah. “Kita harus percaya padanya.”
Sementara itu, di dalam, Spectra berjuang keras menghadapi kekuatan gabungan Noxar. Pedang Excalibur menebas dengan presisi, menciptakan gelombang energi yang memecah lantai dan dinding di sekitar mereka. Namun, Noxar tidak goyah. Serangan-serangan sihir gelapnya terus datang, memaksa Spectra bertahan dan menyerang dengan strategi yang cermat.
“Ini belum selesai!” teriak Spectra, tubuhnya kembali diliputi aura api dan es. Ia menciptakan ledakan energi yang berhasil menghancurkan sebagian armor magma Noxar, membuatnya mengerang kesakitan.
“Bagus, Namamu Spectra kan?!” ejek Noxar. “Tetapi kau tidak bisa menghentikan kehendak dewa!”
Dengan satu pukulan besar, Noxar menghantam lantai, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan area di sekitar mereka. Spectra berhasil melompat ke udara, memanfaatkan momentum itu untuk melancarkan serangan dari atas. Ia mengayunkan Excalibur dengan kekuatan penuh, membelah udara dengan cahaya emas yang menyilaukan.
*ULTIMATE STORM BREAKER!
Serangan itu menghantam Noxar, memecahkan sebagian besar tubuh golem yang menyatu dengannya. Namun, Noxar masih berdiri, meskipun goyah.
“Kau... tidak mungkin!” raung Noxar.
Spectra mendarat dengan susah payah. Luka-lukanya semakin parah, tetapi tekadnya tetap membara. “Aku tidak akan kalah di sini. Ini untuk Lyra dan semua orang yang telah kau sakiti!”
Dengan sisa kekuatannya, Spectra mengerahkan segala kemampuan. Aura suci Excalibur menyelimuti tubuhnya, menciptakan ledakan energi yang meluluhlantakkan sisa kekuatan Noxar. Pertarungan sengit itu akhirnya mencapai puncaknya.
Noxar jatuh ke tanah, tubuhnya kembali ke bentuk aslinya yang lemah. Ia terengah-engah, darah hitam mengalir dari mulutnya. “Kenapa... kenapa aku bisa kalah? Aku adalah utusan dewa... Aku tidak mungkin kalah...”
Spectra berdiri di atasnya, Excalibur terangkat tinggi. Matanya penuh amarah dan kekecewaan. “Ini adalah akhir untukmu.”
Tanpa ragu, Spectra menebas Noxar dengan Excalibur, mengakhiri ancamannya untuk selamanya. Tubuh Noxar meledak menjadi serpihan bayangan, meninggalkan keheningan yang suram di ruangan itu.
Spectra keluar dari reruntuhan dengan langkah berat. Arkane, Sylvie, Celeste dan juga Elina menatapnya dengan lega, tetapi wajah mereka berubah menjadi cemas ketika melihat Lyra yang masih dalam pelukan Arkane.
Spectra berlutut di samping Lyra. Wajahnya pucat, dan napasnya semakin lemah. “Lyra... aku minta maaf. Aku terlambat...”
Lyra membuka matanya perlahan, menatap Spectra dengan senyuman kecil. “Tidak... Kau... selalu datang tepat waktu, Spectra...”
Air mata mengalir di wajah Spectra. “Aku berjanji akan menyelamatkanmu...”
Lyra menggeleng pelan. “Kau sudah melakukan lebih dari cukup. Terima kasih... untuk semua yang telah kau lakukan untukku...”
Ia menarik napas dengan susah payah, melanjutkan dengan suara yang semakin lemah. “Jaga Dale... Aku ingin kalian tetap bersama... meskipun hanya sebentar... Kalian adalah keluargaku... Aku tidak akan pernah lupa...”
Tubuh Lyra mulai memudar, seperti abu yang ditiup angin. Spectra berteriak dengan keras, suaranya dipenuhi rasa sakit dan kehilangan. Ini adalah pertama kali nya bagi Spectra kehilangan teman di kehidupan nya. Rasanya benar-benar berat.
Sementara Elina yang telah mengetahui nasib teman-teman nya yang dijadikan Undead oleh noxar juga menangis namun karena situasi yang mereka alami dia berusaha menahannya.
Setelah kepergian Lyra, kelompok itu kembali ke kediaman Vizcount Granbell dalam diam. Elina berterimakasih pada Spectra karena telah menyelamatkan nya, dia lalu kembali pulang sementara itu Tidak ada yang berkata-kata diantara mereka, tetapi kesedihan terlihat jelas di wajah mereka.
Arkane melaporkan apa yang terjadi pada Vizcount Granbell dia turut menyesal atas kematian lyra. Dia bilang akan mengadakan upacara pemakaman untuk menghormati nya besok.
.
Sementara itu Spectra duduk sendirian di tepi sungai, menatap bayangan dirinya di air. Excalibur tergeletak di sampingnya, bersinar redup. Dalam hati, ia bersumpah akan melaksanakan pesan terakhir lyra yaitu melindungi dale, untuk menghormati pengorbanan Lyra. Namun masih ada penyesalan dalam diri nya yang telah menugaskan lyra seorang diri ke dark forest, Dalam keheningan dia terus menyalahkan dirinya sendiri.
Namun, jauh di dalam bayangan hutan, suara tawa pelan terdengar. “Persembahan besar mungkin gagal... tetapi rencana ini belum berakhir.”