Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Impian
Erland tampak lesu tak bersemangat. Wajahnya terlihat murung, dan pakaiannya terlihat acak-acakan.
"Ternyata, cinta itu begitu menyakitkan? Lebih baik aku tak usah merasakan jatuh cinta lagi," umpat Erland.
Erland berjalan menghampiri bosnya yang sejak tadi sudah berdiri menunggu dirinya. Awalnya Gio juga merasa kesal, karena Erland tak juga datang. Padahal, kedua buah hatinya sudah tak sabar untuk melanjutkan perjalanan.
"Maaf Tuan, saya membuat Anda menunggu lama," ucap Erland.
Melihat kondisi asistennya yang seperti itu, Gio yakin kalau Erland sedang tidak baik-baik saja. Hingga akhirnya Gio memilih untuk tidak membahasnya. Terlebih hari sudah sangat sore, waktu mereka untuk mencari rumah sangat terbatas. Gio hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju parkiran, sambil menggandeng tangan Bunga. Sedangkan Satria di gandeng oleh sang bunda.
Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju kawasan perumahan elit. Letaknya tak jauh dari perusahaan Gio. Gio sengaja membeli rumah di daerah sana. Perumahan itu juga memiliki fasilitas komplit. Seperti sekolah mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah menengah atas. Di sana juga terdapat pasar modern, supermarket, Mall, beberapa restoran, dan juga rumah sakit. Tentu saja nominal yang akan Gio keluarkan bukan nominal yang sedikit.
"Ini rumah untuk kita Yah?" tanya Bunga. Matanya begitu berbinar-binar. Melihat rumah yang sangat mewah.
"Iya, kalau kamu mau. Ayah akan membelikan rumah itu untuk kalian," sahut Gio.
Bunga langsung bersorak gembira. Meluapkan perasaan bahagianya.
"Jelas mau dong Yah. Sejak dulu aku menginginkannya. Sayangnya dulu, Bunda tak mampu membelikannya," ujar Bunga.
Gio beserta keluarganya, memasuki rumah mewah tersebut. Rumah itu sangat luas dan memiliki taman yang indah. Mereka memasuki ruangan satu persatu. Mulai dari teras, taman, dan juga garasi mobil. Garasi itu bisa untuk 4 buah mobil. Setelah itu mereka mulai memasuki area dalam rumah, mulai dari ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar utama yang berada di bawah, ruang laundry, kamar untuk pembantu.
"Asyik ada kolam renangnya, aku jadi bisa berenang terus." ucap Bunga. Dia terlihat sangat sangat bahagia. Di bagian belakang terdapat sebuah saung yang dibawahnya terdapat kolam ikan, tempat untuk bersantai.
Kemudian kini mereka ke bagian atas. Terdapat satu kamar utama yang ukurannya besar di lengkapi dengan kamar mandi yang sangat mewah. Dua kamar yang berukuran lebih kecil, tetapi di dalamnya terdapat kamar mandi di masing-masing kamar. Di atas juga terdapat ruang keluarga untuk bersantai, dan juga dua ruangan kosong. Rencananya ingin Gio gunakan untuk ruang kerjanya dan juga fitnes. Gio juga berniat membuat playground untuk anak-anaknya bermain.
"Kamu suka 'kan sayang? Rumah ini aku berikan untuk istri tercinta aku," ucap Gio sambil memegang kedua pundak istrinya.
"Iya, aku suka. Makasih ya," sahut Kinanti.
"Iya. Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku lagi ya," ujar Gio dan Kinanti menganggukkan kepalanya.
"Bagus. Tapi ini tak mengubah keputusan aku untuk menghukum kamu ya nanti malam," bisik Gio yang membuat Kinanti bergidik ngeri. Wajahnya berubah memerah. Berbeda halnya dengan Gio yang justru tersenyum bahagia.
Gio sudah memutuskan untuk membeli rumah itu. Dia yakin pada pilihannya, terlebih anak-anaknya dan juga istrinya setuju. Erland akan mengurus transaksi rumah itu.
Hari telah petang, Gio memutuskan untuk langsung pulang. Kini mereka sudah dalam perjalanan pulang menuju apartemen.
"Untuk furniture, kamu yang akan memilih atau menyerahkan sepenuhnya kepada desain interior? Jadi nanti kita hanya perlu menjelaskan ingin seperti apa," ucap Gio.
"Em, sepertinya lebih baik menggunakan jasa desain interior saja. Aku takut nantinya tak cocok dengan selera kamu," sahut Kinanti.
"Ok, kalau gitu. Kamu hanya perlu memberikan konsepnya saja, setelah itu biar orang desain yang akan mengaturnya. Selama proses itu, kita berangkat ke Yogya, dan kembar biar di titip saja di rumah Mama," jelas Gio.
"Selama Ayah dan Bunda ke Yogya, kalian sama nenek dan kakek dulu ya. Tak usah ikut ke Yogya," ujar Gio mencoba memberi pengertian kepada kedua buah hatinya, dan kembar mengiyakan.
Sebelum mereka pulang, mereka mampir dulu ke restoran ayam kriuk. Kini mereka sudah berada di restoran ayam kriuk.
Gio menyuruh Kinanti untuk duduk. Gio dan Erland yanga akan memesan makanan untuk mereka makan. Gio memesan paket nasi dan ayam kriuk, es cream, dan juga French fries.
"Mengapa wajahmu ditekuk seperti itu? Apa wanita itu menolak berkenalan denganmu? Salut saya sama kamu, ternyata seleramu wanita seperti itu. Tenang! Jika jodoh, pasti suatu saat nanti kamu akan bertemu lagi. Seperti saya dengan sang istri," ujar Gio dan Erland hanya menganggukkan kepalanya.
Erland memilih tempat yang berbeda dari sang bos. Dia tak ingin mengganggu momen kebersamaan sang bos dengan keluarganya. Padahal Gio selalu mengajak Erland untuk makan satu meja dengannya. Setelah selesai makan, mereka barulah pulang.
Kini mereka baru saja sampai di apartemen. Gio menyuruh Erland untuk langsung pulang. Gio memilih untuk langsung mandi, Bunga dan Satria pun mandi bersama Susi.
"Anak-anak mana?" tanya Gio saat keluar dari kamar mandi.
"Lagi pada mandi sama Susi di luar. Ya sudah gantian, sekarang aku mau mandi," ujar Kinanti.
Gio langsung menarik tangan istrinya membawanya dalam pelukannya. Membuat kedua bukit kembarnya bertabrakan dengan dada bidang suaminya.
Kinanti terlihat gugup, wajahnya terlihat pucat. Dia takut suaminya akan menerkam dirinya saat ini juga.
"Enggak usah gugup! Aku tak akan menerkam kamu sekarang! Persiapkan saja dulu! Kita honeymoon di Yogya ya, buat adiknya kembar lagi. Semoga berhasil. Masa waktu itu aja sekali langsung jadi dua," ujar Gio.
Suara teriakan kedua anaknya, membuat Kinanti langsung mendorong suaminya dan masuk ke kamar mandi.
Bunga berteriak dan berlari menghampiri sang ayah.
"Anak ayah sudah mandi?" tanya Gio.
"Sudah dong Yah, sudah wangi dong," sahut Bunga.
"Coba ayah cium sini, benar tidak sudah wangi. Ayah ingin tahu," ujar Gio yang langsung menggendong sang anak. Gio langsung melabuhkan kecupan di kedua pipi anaknya.
"Sudah wangi 'kan benar?" tanya Bunga.
"Iya, sudah wangi. Ya sudah ayah pakai baju dulu ya. Kedinginan ini Ayah," ujar Gio. Gio menurunkan sang anak lagi, dan bergegas untuk memakai pakaian. Setelah itu naik ke ranjang bersama sang anak. Berniat mengajak sang anak mengobrol dulu sebelum tidur.
"Ayah bobonya sama aku saja ya disini," ujar Bunga.
"Nanti ya tidur barengnya kalau sudah di rumah baru. Soalnya kasihan Bunda kalau harus tidur di sofa. Biar Ayah ngalah," ujar Gio sambil mengelus rambut Bunga lembut.
"Selamat tidur anak-anak ayah yang cantik dan tampan," ucap Gio sambil memberikan kecupan di kedua pipi anak-anaknya secara bergantian.
Kinanti sudah selesai mandi, dia terlihat segar. Bagi Gio, meskipun Kinanti hanya memakai daster, dia tetap terlihat seksi. Gio menyelimuti ketiga orang yang dia cintai dengan selimut.
"Selamat tidur Bunda, semoga mimpikan Ayah," ucap Gio sambil melabuhkan kecupan di pucuk kepala, kening, dan kedua pipi istrinya.
Sambil menunggu up, mampir yuk di karya bestieku