Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
STATUS BARU
Hening, tak ada suara yang terdengar kecuali detak jarum jam dinding. Keduanya duduk disisi ranjang yang sama, tapi tentu saja, ada jarak diantara mereka.
Status baru ini membuat mereka mendadak canggung. Banyak sekali kalimat yang ingin disampaikan Romeo maupun Rere, tapi tak satupun dari kalimat itu yang mampu keluar dari mulut mereka.
"Ambilah kembali." Setelah sekian lama dalam kebisuan, akhirnya Rere bersuara.
"Apa?"
Rere mengambil kotak berisi uang mahar lalu meletakkannya disebelah Romeo.
"Aku tak berhak atas ini."
"Itu sudah menjadi hakmu setelah aku mengikrarkan ijab kabul beberapa jam lalu."
"Tapi ini terlalu berlebihan. Aku merasa tak pantas."
"Bahkan kau pantas mendapatkan lebih dari itu."
Seketika itu juga, air mata Rere meleleh. Sungguh luar biasa rencana Tuhan untuknya. Dia pikir hidupnya sudah hancur setelah hamil tanpa tau siapa yang menghamilinya dan Haikal membatalkan pernikahan. Tapi ternyata, Tuhan memiliki rencana lain. Dibalik musibah yang dia alami, Tuhan mendatangkan seorang malaikat untuknya.
"Jangan menangis." Dengan kedua ibu jarinya, Romeo menyeka air mata Rere. "Oh iya, aku hampir lupa." Romeo mengambil tas ransel miliknya yang ada dimeja lalu mengambil sesuatu dari sana. "Titipan dari ibu."Romeo menyerahkan sebuah kotak beludru berwarna biru pada Rere..
Rere terkejut melihat isinya. Satu set perhiaaan emas yang sangat cantik meski modelnya terlihat sudah kuno.
"Aku tak bisa menerima ini Rom. Ini pasti sangat mahal." Lagi lagi, Rere merasa tak pantas.
"Karena itu mahal, makanya ibu memberikannya padamu. Ibu tahu seberapa istimewanya menantunya ini. Simpanlah, jangan kecewakan ibu."
Rere tak bisa menolak lagi. Dia akan menyimpan hadiah itu. Dan berjanji jika suatu saat Romeo atau ibunya membutuhkan uang, dia akan menggunakannya untuk membantu mereka.
"Apa kamu akan kembali ke Jepang?"
Romeo tersenyum mendengar pertanyaan itu. "Kenapa, apa kau takut aku tinggalkan?" ledek Romeo.
Ujung bibir Rere tertarik keatas. Meski hanya sedikit, tapi terlihat garis senyum diwajahnya. Sungguh melegakan hati Romeo. Setidaknya, setelah semua masalah yang dia timbulkan, Rere akhirnya bisa tersenyum meski hanya sedikit.
Sedangakan Rere, dia tak mengira jika Romeo ternyata bisa becanda juga. Setelah pertemuan pertama dulu, yang ada diotaknya, Romeo adalah orang yang dingin dan kaku. Sinis serta omongannya nyelekit. Tapi ternyata, Romeo tak sesinis kesan pertamanya.
"Bukan takut ditinggalin, tapi takut jadi janda."
"Hahaha...sama saja."
Akhirnya, ketegangan diantara mereka mulai mencair. Dan sekali lagi, Romeo bisa melihat senyum Rere. Cantik, tapi dia baru berani memuji dalam hati.
"Apa kau mau ikut?"
Rere menggeleng. "Kau belum lupakan, apa yang papaku bilang? Aku tak diijinkan ikut denganmu sebelum anak ini lahir." Rere menunduk kebawah, menatap perutnya yang masih rata. "Janin ini benar benar menyebalkan-kan? Kau pasti juga membencinya." Rere yang awalnya hanya menyentuh perutnya, tiba tiba memukulnya.
"Heis, jangan lakukan itu." Romeo menahan tangan Rere agar tak menyakiti perutnya lagi.
"Tapi aku benci dengan dia, aku benci." Secepat itu senyum Rere berganti dengan tangis. Dia masih belum bisa lupa jika semua yang terjadi padanya gara gara kehadiran janin tak diinginkan itu.
Ini menyakitkan sekali bagi Romeo. Melihat Rere menangis karena luka yang dia sebabkan.
"Janin ini yang telah menghancurkan hidupku. Karena dia semua rencana masa depan yang sudah kususun rapi jadi berantakan."
Romeo menggeleng cepat. "Jika masa depanmu ibarat sususan lego yang telah berantakan karena janin ini. Ijinkan aku membantumu untuk menyusun kembali kepingan itu menjadi rapi, kokoh dan sesuai bentuk yang kau inginkan."
Ingin sekali Romeo memeluk Rere. Mendekapnya erat dan membisikkan jika dia akan selalu ada untuk Rere, membangun masa depan yang lebih indah bersama. Tapi dia tak bisa melakukannya, dia takut Rere justru merasa tak nyama. Karena dia sadar, Rere tak mencintainya. Masih ada nama Haikal dihatinya.
"Kemarin, aku sudah mengirim email ke perusahaan. Aku memutuskan untuk resign."
Rere terkejut mendengar itu. "Maaf, itu semua pasti gara gara aku. Gara gara aku, kamu kehilangan kariermu, kesuksesanmu." Lagi lagi, Rere merasa jika dia telah menghancurkan masa depan Romeo.
Romeo menggeleng. "Itu memang benar, aku melalukannya karenamu, karena aku ingin selalu ada disisimu. Tapi bukan berarti, aku kehilangan kesuksesanku. Anggap saja kesuksesanku sedang tertunda. Kau pernah dengarkan, jika dibalik suami yang sukses, ada istri yang hebat. Aku yakin suatu saat nanti aku akan sukses, karena aku memiliki istri yang hebat sepertimu."
Tangis Rere makin deras. Dia tak bisa lagi berkata kata. Terbuat dari apa hati Romeo, bisa bisanya dia sebaik ini padanya. Padahal dia tengah mengandung janin dari pria antah berantah yang dia sendiri tidak tahu siapa.
"Masih ada yang harus aku selesaikan diperusahaan. Selain itu, aku juga harus mengambil barang barangku. Apa kamu mau ikut? Kamu bisa jalan jalan disana. Healing, biar gak stress karena masalah akhir akhir ini."
Tentu saja Rere sangat ingin. Jepang salah satu negara yang paling ingin dia kunjungi. Tapi, apakah papanya akan mengijinkannya? Selain itu, dia juga harus bekerja. Cuti menikahnya sudah hampir habis karena dia sudah tak kerja beberapa hari sebelum menikah.
"Aku harus bekerja, cutiku hampir habis."
"Oh iya, aku lupa kalau kau juga bekerja. Tapi, apakah kondisimu sudah fit benar, sudah kuat bekerja?"
"Dikuat kuatkan, mau bagaimana lagi. Aku kerja ikut orang, mana bisa seenaknya sendiri."
Ingin sekali Romeo menyuruh Rere untuk berhenti kerja. Tapi dia sendiri saja, saat ini statatusnya jobless, dia belum berani melakukan itu. Mungkin nanti saat dia sudah mendapatkan pekerjaan di Jakarta, dia akan menyuruh Rere berhenti kerja.
mboke dikit2 blg titip suamiku
bhkn lbh menjgkelkan lagi mboke titip2 suamiku ke aku. geleng2 aku... 😂😂😂😂dmn2 tuh pihak perempuan titip ke pihak laki2... ini kebalik