NovelToon NovelToon
Campur Tangan Mertuaku Di Keluarga Kecilku

Campur Tangan Mertuaku Di Keluarga Kecilku

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tina Mehna 2

Menjadi ibu baru tidak lah mudah, kehamilan Yeni tidak ada masalah. Tetapi selamma kehamilan, dia terus mengalami tekanan fisik dan tekanan mental yang di sebabkan oleh mertua nya. Suami nya Ridwan selalu menuruti semua perkataan ibunya. Dia selalu mengagungkan ibunya. Dari awal sampai melahirkan dia seperti tak perduli akan istrinya. Dia selalu meminta Yeni agar bisa memahami ibunya. Yeni menuruti kemauan suaminya itu namun suatu masalah terjadi sehingga Yeni tak bisa lagi mentolerir semua campur tangan gan mertuanya.


Bagaimana akhir cerita ini? Apa yang akan yeni lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tina Mehna 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18. CTMDKK

Sesampainya di halte, Ku duduk sebentar sembari memainkan ponselku untuk menghubungi bapak dan Salma.

“Mba, Ibu pulang hari ini. Mba mau Salma antar tidak nemui mas Ridwan nya?” Balas adikku dengan baik.

“Benarkah? Syukurlah. Kalau gitu biar kamu sama ibu saja, bantu bapak. Nggak usah diantar, mba sendiri aja nggak papa kok.”

“Ya sudah kalau gitu mba, hati-hati ya mba. Kalau ada apa-apa telpon Salma saja.”

“Iya, Ya sudah mba tutup dulu ya. Bus nya udah datang.” Ucapku lalu setelah itu ku tutup telponnya.

“Iya mba..”

Bus pun datang aku berdiri dan sedikit menutupi wajah anakku dan setelah bus berhenti aku masuk kedalamnya.

Satu jam kemudian, ku tiba di halte tepat seberang kantor mas Ridwan. Aku turun dari bus dan beristirahat sejenak dengan duduk di halte. Setelah itu, aku lanjut berjalan menuju ke kantor mas Ridwan. Aku berjalan masuk ke dalam kantor dan bertanya dulu pada resepsionis.

“Permisi mba,” Sapa ku dengan tersenyum.

“Iya bu, ada yang bisa kami bantu?” Ucap resepsionis itu merespon dengan baik.

“Iya mba, saya kemari mau bertemu sama suami saya. Bisa tolong panggilkan?”

“Kalau boleh tau nama suami anda siapa ya bu?”

“Nama suami saya Ridwan Saputra mba.” Jawabku.

“Oh pak Ridwan? Sebentar ya bu, saya coba cek dulu.”

“Iya mba.”

“Silahkan duduk dulu saja bu.”

Aku pun duduk di ruang tunggu sembari melihat-lihat majalah serta langit-langit gedung yang mewah ini. Ku pernah kemari beberapa kali sebelum ku menikah dengan mas Ridwan namun setelah menikah aku sama sekali belum pernah kemari lagi.

Beberapa menit kemudian resepsionis itu datang mendekati ku. “Bu? Maaf bu, Pak Ridwan nya ada tetapi beliau sedang tugas ke luar.”

“Tugas kemana? Dia kembali ke kantor sini jam berapa mba?”

“Sepertinya ada jadwal check gudang bu. Biasanya pak Ridwan kembali sore nanti bu.”

“Sore ya? Em, ya sudah mba. Makasih ya mba info nya.”

“Iya bu. Nanti setelah pak Ridwan kembali, saya akan memberitahu bahwa istrinya mencarinya.”

“Iya mba, terima kasih ya mba. Saya permisi dulu.”

“Baik bu, hati-hati di jalan.”

Aku pun keluar dari tempat kerja mas Ridwan. Karena ini masih pagi, aku putuskan untuk menunggu mas Ridwan pulang saja di dekat rumah ku yang katanya akan di jual itu. Namun sebelum itu, ku sempatkan pergi ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan anakku sekalian berbelanja kebutuhan dapur di rumah orang tua ku.

Setelah 2 jam kemudian, Ku membawa belanjaan itu dengan kedua tanganku. Memang sedikit sulit, namun ku berusaha agar anakku tak terjatuh.

Saat ku melewati restoran yang ada di supermarket ini, aku tak sengaja melihat mas Ridwan sedang duduk berbincang dengan seorang wanita.

“Itu mas Ridwan bukan? Benar bukan?” Ku memicingkan mataku ke arah laki-laki itu.

Namun tiba-tiba saja bahu ku tertabrak oleh seseorang yang membuat ku dan anakku hampir terjatuh.

“Aaaaa..” teriakku lalu ku peluk erat anakku karena merasa akan jatuh.

Grepp..

Aku merasa ada telapak tangan yang menangkap ku. Ku perlahan membuka mataku yang tadi reflek menutup. Ternyata ada seorang laki-laki yang menangkap ku agar tak terjungkal.

“Mba? Anda tak apa?” Tanya nya padaku.

“Eh, emm.. iya tidak apa-apa.” Aku berdiri dan menenangkan anakku yang ternyata menangis.

“Astaga, sini mba duduk di sini dulu. Tenangin bayi nya dulu. Kasian pasti dia kaget tadi.”

Aku menurut apa yang dia katakan karena ku rasa dia benar. Reza sangat kaget tadi.

“Sayang… cup cup cup..” Ku berusaha membuka tas ku untuk mengambil asiku yang sudah ku masukan dalam botol namun tangan ku tak sampai meraih nya.

“Sini mba, saya ambilkan saja. mau ambil apa mba?”

“Susu” jawab ku singkat.

“Ini mba,” Dia mengambil tasku dan setelah itu menyerahkan botol itu padaku.

Aku langsung memberikan botol asiku pada Reza anakku. Setelah di beri itu, akhirnya dia pun mulai tenang.

“Ini mba belanjaan nya. Terus ini di minum dulu, biar tidak dehidrasi.” Dia membantu ku merapikan lagi belanjaan ku dan juga memberiku sebotol air.

“Terima kasih.”

“Sama-sama mba. Mba nya mau pulang?”

“Iya tadi mau pulang cuma ke senggol orang jadi gini hehe,”

“Iya, tadi saya lihat ibu-ibu itu ngobrol sampai ketawa-tawa malah nyenggol orang. Tapi mbak nya tidak apa-apa kan? Nggak sampai memar?”

“Mana ada kak. Alhamdulillah saya baik kok. Nggak sampai memar.”

“Ya siapa tau memar hehe,”

“Hehe, nggak kak.”

“Oh ya, mba nya ke sini sendiri? Maaf mba tadi kelihatannya susah bawa barang-barang ini.”

“Iya ka, saya sendiri.”

“Suami nya tidak ikut?”

“Em, Engga dia lagi kerja ka. Hehe jadi saya belanja sendiri.” Ku memanggil kak karena dia terlihat belum terlalu tua dan tak terlalu muda juga.

“Oh iya juga, sekarang kan masih jam kerja hehe. Oh ya jangan panggil kak hehe, panggil saya Ardi mba.”

“Iya, Em Ardi. Oh ya saya Yeni. Salam kenal ya ka. panggil saja saya Yeni.”

“Iya salam kenal ya mba.”

Setelah percakapan itu, aku sedikit mengobrol dengan melirik kecil kearah laki-laki yang mirip mas Ridwan tadi namun nyata nya laki-laki tadi sudah tak duduk di sana. Aku berusaha berfikir positif kalau laki-laki tadi bukan lah mas Ridwan.

Tiba-tiba saja,

“Oh bagus ya kamu Yen. Sudah terang-terangan selingkuh di belakang ku.” Ku mendengar suara itu seperti suara mas Ridwan dan aku pun langsung menoleh ke orang itu.

Namun setelah berkata seperti itu, mas Ridwan meninju pipi Ardi hingga dia tersungkur.

“Mas Ridwan? Kamu ini apa-apaan sih?” Ku kaget karena ternyata benar mas Ridwan ada di sini, ku sempat melirik ke arah wanita di belakang nya yang seperti sedang menyeringai.

Aku ingat wanita itu. Dia adalah wanita yang di foto oleh bu Arin. Ada hubungan apa dia dengan suamiku?

Sedang ku bertatapan dengan wanita itu, Suami ku memukul Ardi hingga tersungkur.

Semua pengunjung supermarket serta satpam mendekati kami dan mencoba memisahkan mereka.

“Aww..” ku lihat Ardi merintih.

Anakku yang kaget akhirnya menangis juga. Ku tenangkan anakku di sisi lain aku mendekati Ardi yang nampak menahan sakit di bibir dan pipi nya. Di sisi lainnya, mas Ridwan masih emosi dan masih mencoba memukul Ardi.

“Yeni! Dasar kamu perempuan tak tau di untung! Sudah menikah, berani-berani nya kamu selingkuh di belakang ku hah! Dasar perempuan j*lang! Benar kata mama, seharus nya aku tak menikahi mu! Heh sini kamu! Hey laki-laki br*ngsek! Berani nya kamu menggoda istri orang!” Teriak mas Ridwan kepadaku, kedua tangan nya di tahan oleh para pengunjung sini.

“Sabar mas, yang sabar. Jangan emosi dulu.” Ucap orang-orang itu.

Anakku makin menangis, aku bingung harus bagaimana menghadapi kekacauan ini.

“cup, sayang yang tenang ya. Cupp cup cup..” Aku menenangkan anakku hingga dia berhenti menangis dengan memberi nya susu yang tadi sempat terlepas dan masuk kedalam gendongan.

“Aah lepaskan!” Mas Ridwan sedikit tenang dan mereka melepaskan nya.

Ardi terlihat mengusap bibinya yang mengeluarkan darah

“Ya ampun, kak. Maaf kak.” Ku panik dan ku sempat juga mengambilkan tissue dari tas ku untuk nya.

“Nggak papa mba, ini cuma kesalahpahaman saja kok.” Jawab Ardi masih tersenyum.

“Bapak, ibu mari kita selesaikan saja di kantor kami. mohon kerja sama nya pak, bu. Ini tempat umum, tidak baik kalau terus di sini karena menggangu pengunjung lain.” Ucap pak satpam pada kami ber-tiga.

“Iya pak, bu. Coba saling bicara dulu pak, jangan emosi begini. Ganggu yang lain.” Ucap juga pengunjung lainnya.

"Iya, coba dengarkan istri nya dulu pak.”

“Halah, jelas-jelas dia duduk berdua di sini senyam-senyum lagi. Kalau saja Nadin nggak kasih tau kalau ada kamu, aku nggak bakalan tau kalau kamu tukang selingkuh.” Ucap Mas Ridwan marah—marah.

“Eh, mas. tunggu mas, anda salah paham. Saya dan mba Yeni bukan seperti yang anda pikirkan pak. Kami cuma mengobrol biasa.“ Ucap Ardi sambil mencoba menahan sakit pipi nya.

“Halah, masih bisa ngelak ya kamu! Sudah berapa lama kalian berhubungan hah! Atau jangan-jangan anak itu bukan anak ku! Dasar perempuan licik! Kamu juga laki—laki penggoda istri orang! Dasar b*ngs*t!” teriak lagi mas Ridwan tak terkontrol dan sempat meludah membuat pengunjung lain ikut gemas.

“Aduh, pak. Jangan egois. Saya tadi lihat mas nya sama mba nya cuma mengobrol biasa.” Ucap penjaga stand minuman ikut membela ku.

“Eh, lantai nya jadi kotor. Jangan meludah sembarangan dong pak. Kaya situ yang punya sini aja.”

“Astaghfirullah, jangan menuduh begitu dulu pak.” Ucap para pengunjung lain.

“Pak, bu. Mari kita selesaikan saja di kantor.” Pak satpam yang ada di samping nya akan membawa mas Ridwan ke kantor mereka.

“Nggak! Lepas ya pak! Ku ingin mempermalukan dia! Dasar perempuan tak tau di untung! J*lang! Lont*!” Teriak lagi mas Ridwan.

Aku tak tahan melihat nya, Bagaimana bisa mas Ridwan menuduh ku tanpa mendengarkan penjelasan ku dulu. Aku benar-benar kecewa, malu,sedih, dan kacau bercampur jadi satu.

“Pak, kami benar-benar tidak ada hubungan. Kami baru bertemu tadi, Istri anda mba Yeni hampir jatuh dan kebetulan saya melihat nya jadi saya menolong nya. Begitu saja pak, Anda salah paham. Saya meminta maaf kalau dalam pandangan anda, saya terlihat seperti menggoda istri anda.”

“Halah.. Alasan saja kamu. Dengar! Kalau kamu ingin sekali wanita seperti dia, ambil saja sana! Aku tak perlu wanita itu lagi.” Ucap mas Ridwan keterlaluan.

“Cukup mas! Cukup! Jangan menuduh orang sembarangan! Aku dan kak Ardi sama sekali tak ada hubungan apapun. Kamu dengan enteng nya menuduh ku selingkuh? Kamu tidak berkaca sendiri? Kamu juga membawa dia tanpa aku tau. Kamu diam-diam makan bersama dengan wanita itu juga kan! Yang selingkuh itu seperti nya kamu mas! Kamu juga sama sekali tak berlaku adil padaku, kamu selalu saja membela dan menurut ibu mu mas. Anak kamu saja tak pernah kamu sekedar menyapa padanya?” Ucap ku dengan berani hingga air mataku keluar mengalir

“Astaghfirullah..” Ucap semua orang lalu menatap ke arah mas Ridwan.

“Suami macam apa kamu pak. Astaga.” Respon semua nya.

Mas Ridwan melihat ke kiri dan kanan nya yang nampak ikut menyalahkan nya tapi setelah itu dia langsung menatap ku dengan amarah nya “Kamu ini ! Dasar kamu istri durhaka!” Dia maju dengan cepat dan mengangkat tangannya padaku.

Aku mundur dengan memeluk anakku. Namun untung nya Mas Ridwan tak sampai memukul ku karena semua orang ikut memegangi orang itu.

Bersambung ..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!