Shakila Anara Ainur adalah gadis yang sedang dalam proses hijrah.
Demi memenuhi permintaan wanita yang sedang berjuang melawan penyakitnya, Shakila terpaksa menjadi istri kedua dai muda bernama Abian Devan Sanjaya.
Bagaimana kehidupan Shakila setelah menikahi Abian? ikuti terus ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Alquinsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 : Dua kejadian
"Astaghfirullahalazim," suara pekikan pelayan terdengar saat Nyai Aisyah mendorong Shakila sampai tubuh Shakila terjatuh menuruni anak tangga.
Setelah menganiaya Shakila, mempermalukan Shakila dengan melepas burqanya, Nyai Aisyah dengan tega mendorong tubuh lemah Shakila sampai Shakila terjatuh dari tangga.
"Kamu pantas menerima semua itu," Nyai Aisyah tersenyum tanpa merasa bersalah sedikitpun atas hal keji yang sudah Ia lakukan terhadap Shakila.
Nyai Aisyah tidak tahu bahwa saat tubuh Shakila jatuh menuruni anak tangga, saat itu juga garis di monitor Zahra perlahan berubah menjadi horizontal. Saat keluarga besannya terkejut melihat Shakila jatuh dari tangga, saat itu juga dokter terkejut karena ada kemungkinan transplantasi sumsum tulang belakang yang sedang mereka lakukan terhadap Zahra gagal.
"Astaghfirullah, Shakila!"
"Dokter, bagaimana ini?"
Saat Annisa dan yang lainnya berlari menghampiri Shakila yang nyaris tidak sadarkan diri di lantai rumah mereka, saat itu juga dokter melakukan usaha terakhir mereka untuk Zahra.
"Ya Allah, sesungguhnya aku takut jika hari ini adalah hari terakhirku berada di dunia. Tapi jika memang sudah waktunya aku menghadapmu, tolong terimalah aku dan maafkanlah semua dosaku. Semoga kematianku tidak membuat orang yang menyayangiku sedih terlalu lama."
Saat mata Shakila perlahan tertutup, disaat bersamaan setetes air keluar dari sudut mata Zahra dan Zahra dinyatakan meninggal dunia oleh dokter.
Transplantasi sumsum tulang belakang Zahra gagal dilakukan karena Zahra sudah lebih dulu menghembuskan nafas terakhirnya sebelum transplantasi sumsum tulang belakang itu selesai dilakukan.
"Apa yang Anda lakukan pada menantuku?" teriak Annisa pada Nyai Aisyah yang dengan santainya menuruni anak tangga setelah mendorong Shakila.
Nyai Aisyah seseorang yang paham agama, merupakan keturunan dari pemuka agama, tapi hari ini Nyai Aisyah seperti sedang dirasuki oleh iblis.
"Apa yang saya lakukan? saya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan!"
"Apa yang Anda katakan? istri saya tidak mungkin meninggal!"
Dan saat Nyai Aisyah merasa bangga sudah memberi Shakila pelajaran, saat itu juga Abian menangis histeris mengetahui istrinya meninggal.
Abian memiliki harapan besar terhadap kesembuhan Zahra. Tapi Ia dihadapkan dengan kenyataan bahwa istrinya sudah meninggal dunia.
"Istri saya tidak mungkin meninggal, kalian pasti salah," Abian masuk ke dalam ruang operasi untuk memastikan istrinya baik-baik saja, namun sayangnya yang Ia lihat adalah istrinya sudah tidak bernyawa diatas ranjang rumah sakit.
Tadi malam Abian berjanji akan mengajak Shakila berkumpul kembali di rumah mereka setelah Zahra keluar dari rumah sakit, tapi hari ini takdir berkata lain. Bahkan, Abian tidak tahu jika sekarang Shakila juga sedang berjuang dengan hidupnya.
Denyut jantung Shakila semakin melemah karena banyak darah yang keluar dari kepalanya. Dan yang mengkhawatirkan, wajah Shakila juga terluka akibat penganiayaan yang dilakukan Nyai Aisyah.
Shakila sudah berusaha melindungi dirinya dari penganiayaan Nyai Aisyah, namun Shakila dikalahkan oleh kemarahan Nyai Aisyah yang begitu besar terhadapnya sampai membuatnya seperti itu.
"Anda akan menyesal sudah melakukan semua ini!" ucap Annisa sambil menunjuk wajah angkuh Nyai Aisyah.
Annisa tidak menyangka Nyai Aisyah masih bisa tersenyum setelah melakukan hal keji dan dibenci Allah SWT.
"Sudah, mah. Tidak ada gunanya berdebat, aku sudah menghubungi ambulan, sebentar lagi ambulannya akan datang," ucap Adam setelah selesai menghubungi pihak ambulan supaya datang ke rumah mereka.
Adam ingin mendekati Shakila, melihat bagaimana keadaan Shakila sekarang. Tapi keadaan Shakila saat ini membuatnya enggan untuk mendekat. Hanya Adiba dan Annisa yang mendekati Shakila.
"Bi, tolong ambilkan kerudung mba Shakila," ucap Adam pada pelayan yang sekarang masih berada diatas karena masih shock menyaksikan menantu majikannya didorong dari tangga oleh orang asing.
"Baik, kak. Akan saya ambilkan," pelayan bergegas pergi ke kamar Shakila sesuai permintaan majikannya.
Pelayan itu berusaha menggunakan tenaganya untuk berlari mengambil kerudung Shakila, namun tubuhnya yang lemas membuatnya beberapa kali hampir terjatuh.
"Ini salahku, seharusnya tadi aku bisa menolong mba Shakila," sesal sang pelayan karena sudah gagal melindungi menantu majikannya.
Pelayan itu juga tidak tinggal diam. Ia berusaha menolong Shakila dari Nyai Aisyah, tapi sayangnya Nyai Aisyah seperti orang yang benar-benar sudah dirasuki oleh iblis.
"Untuk sementara tolong pakaikan ini," Adam melepaskan jaketnya kemudian diberikan pada Adiba supaya Adiba menutup aurat Shakila.
Adiba melakukannya sesuai dengan yang Adam minta, tangannya terlihat bergetar karena tadi Adiba menyaksikan sendiri bagaimana Shakila terjatuh dari tangga rumah mereka.
"Aku ada di rumah, seharusnya tadi aku langsung kesini saat mendengar keributan," Adiba juga menyesal karena sudah terlambat datang.
Adiba dari tadi mendengar ada keributan di dalam rumah, tapi Ia yang sedang asik menemani Khansa bermain malah mengabaikannya.
Adiba tidak mendengar dengan jelas keributan yang terjadi karena jarak dari taman belakang ke rumah, Ia tidak tahu jika yang datang membuat keributan adalah Nyai Aisyah.
"Cih!" Nyai Aisyah mendecih melihat orang-orang yang terlihat begitu khawatir terhadap Shakila, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mengkhawatirkan keadaan Zahra di rumah sakit.
"Apa menantu kalian hanya Shakila? kenapa hanya Shakila yang kalian khawatirkan?" tanya Nyai Aisyah.
"Menantu kami bukan hanya Shakila, tapi menantu kami yang dianiaya di rumah kami hanya Shakila!" ucap Hanafi dengan kalimat penuh penekanan.
Hanafi sebagai mertua juga tidak diam saja, Ia sudah dari tadi menghubungi polisi. Melaporkan pada pihak berwajib atas apa yang sudah terjadi di rumahnya. Tidak peduli besan atau siapapun, tidak ada yang boleh menyakiti keluarganya.
"Oh, jadi kalian baru akan peduli pada Zahra setelah Zahra dianiaya di rumah ini?!"
-
-
Mobil ambulan dan mobil polisi datang bergantian ke rumah Sanjaya hari ini. Mobil ambulan membawa Shakila ke rumah sakit, sementara mobil polisi mengamankan Nyai Aisyah.
"Aku tidak bersalah! pelakor seperti Shakila memang harus diberi pelajaran!" teriak Nyai Aisyah tidak terima ditangkap oleh polisi.
Banyak orang menyaksikan kejadian Nyai Aisyah ditangkap oleh polisi, tapi Nyai Aisyah tidak peduli karena merasa bahwa dirinya benar.
"Memang dasar wanita gila," umpat Andy kesal melihat Nyai Aisyah yang berteriak seperti orang gila.
Andy baru pulang setelah berkumpul dengan teman-temannya dan dikejutkan oleh mobil polisi serta mobil ambulan disana. Andy tidak menyangka jika penyebabnya adalah besan keluarga ini.
-
-
Abian dan Adam berlari di rumah sakit yang berbeda dan dengan tujuan yang berbeda pula. Abian berlari mengikuti Zahra yang dibawa ke ruang mayat, Adam berlari mengikuti Shakila yang dibawa ke ruang UGD.
"Ya Allah, bagaimana aku bisa melanjutkan hidup jika engkau mengambil salah satu istriku?" lirih hati Abian sambil terus mengikuti Zahra sampai ke ruang mayat.
"Ya Allah, bagaimana aku bisa mempertanggungjawabkan amanah kakakku jika nanti kakakku tahu keadaan istrinya?" Adam mengeluh pada Allah SWT di waktu yang sama saat Abian juga mengeluh kepada Tuhannya.
trus lanjutan sugar mommy knp gk lanjut kk