Lala, Si OB Lugu

Lala menjadi primadona dan pusat perhatian di hari jadi perusahaan. Bagaimana tidak, kini seluruh pegawai Antam Group tahu siapa Lala bagi pemilik perusahaan. Tidak tanggung-tanggung pula Ethan memperkenalkan Lala sebagai calon istri yang akan dinikahinya dalam waktu dekat.

Malu tentu saja, Lala sangat malu sekaligus bahagia bisa berada di sisi Tuan nya. Walau dia tahu pasti banyak orang yang tidak suka padanya. Akan tetapi, Lala berusaha mempercayai Tuan Ethan sebagai cinta dan calon suaminya.

Banyak yang iri sudah sangat pasti, semua wanita yang ada bekerja di perusahaan ingin berada pada posisi Lala saat ini. Begitu dicintai oleh Ethan. Namun tidak sedikit juga yang bisa ikut bahagia untuk Lala. Sebab Lala wanita baik yang bisa mendapatkan apa saja dalam hidup ini. Pun dengan Grandma salah satu yang ikut bahagia untuk mereka.

Ada beberapa klien juga yang diundangnya untuk membicarakan kelanjutan bisnis kerja sama mereka.

Sepanjang acara berlangsung, senyum menawan selalu menghiasi wajah tampan Ethan dan wajah cantik Lala.

Berbeda dengan Elena, Laura dan Nadia. Ketiga wanita itu menggeram kesal atas pengumuman Ethan tentang hubungannya bersama Lala. Si OB culun yang miskin pula.

"Kau tenang saja Laura, Mama bisa melakukan apapun untuk kebahagiaanmu." Bisik Nadia saat semua pegawai mulai meninggalkan tempat jamuan makan siang bersama.

Sejak tadi Nadia menahan semuanya, dia menunggu kesempatan untuk menyingkirkan Lala. Karena sepertinya Grandma sangat menyukai gadis lugu itu dan tidak jauh dari Ethan dan Lala.

Saat kesempatan itu datang, Nadia tidak menyia-nyiakannya saat tahu Lala diminta Ethan untuk ke ruangan kerja mengambil dokumen penting yang disimpan Sebastian.

Hanya seorang diri Lala masuk ke dalam ruang kerja Tuan nya. Lala mengambil apa yang diminta Tuan nya kemudian segera keluar dan menutup rapat pintunya lagi.

Lala berjalan sedikit tergesa dengan dokumen sangat penting di tangan. Dari arah berlawanan Nadia menghadang Lala dengan sengaja. Menabrakkan tubuhnya pada Lala dengan sangat kencang hingga dokumen itu terjatuh dan Nadia segera menukarnya dengan dokumen yang dibawanya.

"Awww..." Lala meringis kesakitan sambil mengambil dokumen yang terjatuh. Lalu berusaha bangkit dan merapikan dress nya.

"Maaf aku tidak sengaja, aku sedang terburu-buru." Ucap Nadia berpura-pura menyesal.

"Tidak apa-apa, saya juga tidak hati-hati jalannya." Ucap Lala merasa kasihan juga melihat wanita paruh baya itu seperti menahan sakit.

"Baik saya permisi." Lanjut Lala lagi saat tersadar dokumen itu sudah ditunggunya. Dia pun meninggalkan wanita itu di sana.

Lala segera menyerahkan dokumen itu pada Taun nya. Sebastian menautkan kedua alisnya karena melihat ada perbedaan dengan dokumen tersebut.

Belum sempat Sebastian melayangkan pertanyaan pada Lala, Ethan sudah membuka dan pria itu menujukkan wajah yang sangat terkejut. Kemudian menatap Sebastian dan segara memberi isyarat untuk mengecek ke dalam ruangan kerjanya. Siapa tahu Lala salah mengambil dokumennya.

Selang beberapa menit, wajah Sebastian pun menujukkan gelagat yang tidak biasa. Berarti sedang ada masalah serius dengan dokumen tersebut. Ethan segera menghampiri Sebastian lalu bertanya.

"Ada apa, Sebastian?."

"Dokumennya sudah tidak ada."

"Kemana? Apa mungkin Lala sudah mengambilnya? Tapi kemana hilangnya dokumennya?."

Ethan segara bergegas menuju ruangannya guna melihat CCTV.

"Nadia" gumam Ethan sambil mengepalkan tangannya. Pasti wanita itu yang telah mengambil dokumennya. Dan wanita itu telah pergi dari kantor.

"Sekarang bagaimana?." Tanya Sebastian.

"Kau temani mereka dan katakan untuk mengundur waktu penandatanganan. Terserah kau mau beralasan apa. Kau minta Lala menemuiku terlebih dulu. Aku tunggu di sini." Perintah Ethan pada Sebastian.

"Baik, Tuan Ethan." Sebastian pun segera menjalankan apa yang diperintahkan Ethan.

.....

Lala terdiam saat tahu ada kesalahan fatal yang telah dilakukannya. Itu diketahuinya dari Elena yang langsung menemuinya dan tentu saja sangat menyalahkan Lala. Semua karena kecerobohan

Kerugian besar sudah menanti perusahan kalau dokumen itu tidak ditemukan atau berpindah tangan pada orang yang tidak bertanggung jawab.

Lala merasa sangat bersalah pada Tuan nya yang kini akan mengalami kerugian besar. Bahkan disinyalir perusahaan akan bangkrut karena dirinya.

"Maaf kan Lala, Tuan Ethan." Sudah puluhan kali Lala mengatakan maaf dengan sungguh-sungguh pada Tuan nya. Puluhan kali juga Ethan mengatakan tidak apa-apa sayang. Namun Lala masih merasa sangat bersalah sekali.

"Apa yang bis dilakukan?." Tanyanya pada Tuan nya.

Ethan menengok ke arah Lala yang sudah memasang wajah sendu. Namun Lala benar-benar sedih karena kelalaiannya dalam bekerja.

"Tidak ada, sayang. Aku bisa menyelesaikannya. Kamu tenang saja." Jawab Ethan sambil tersenyum. Walau belum tahu apa yang akan diminta Nadia darinya. Bertukar dengan dokumen berharga itu.

Ethan menutup layar laptopnya, menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan. Mengambil posisi duduk di samping Lala.

"Semuanya akan baik-baik saja" ucap Ethan sambil merangkul pundak Lala lalu menempelkan bibirnya pada pipi Lala.

"Aku harus pergi dulu, kamu di sini baik-baik. Kalau nanti malam aku belum pulang, kamu tidur saja ya." Ucap Ethan sambil merapikan jas nya.

"Iya." Sahut Lala singkat. Walau Tuan nya selalu mengatakan tidak apa-apa, akan segera selesai masalahnya. Namun entah kenapa wajah Tuan nya tidak bisa menutupi rasa khawatirnya. Pasti ini akan menjadi masalah yang besar bagi hidup Ethan.

Di tengah-tengah lamuan Lala, Ethan mengecup bibir mungil yang tertutup rapat itu. Bermain-main sebentar hingga ciuman itu berubah menjadi sangat panas dan Ethan tidak bisa mengendalikan hasrat dan gairahnya.

Entah karena merasa bersalah atau memang Lala menginginkannya, bibir Ethan kini telah turun ke bawah mengenai dada Lala yang sejak tadi menguji keimanan Ethan. Namun belum juga sampai ke puncak, handphone Ethan sudah berdering dan itu dari Grandma.

Ethan meninggalkan beberapa jejak kemerahan pada dada Lala walau tidak sampai pucuknya. Akan tetapi itu sudah lebih dari cukup untuk mengobati dan menjadi penyemangat dalam menghadapi masalah besar karena dokumen tersebut.

"Iya, aku ke sana sekarang, Grandma." Lala bangkit menutupi dadanya yang sedikit terbuka karena ulah Tuan Ethan nya.

"Aku berangkat" pamit Ethan lalu bangkit dan mencium kening Lala terlebih dahulu. "Aku sangat mencintaimu."

Hanya sebuah anggukan yang didapatkan Ethan sebelum pergi dari apartemen.

.....

"Semua orang tua akan melakukan hal ini jika sudah dihadapkan pada kebahagiaan sang anak." Ucap Nadia pada Ethan di depan Grandma.

"Apa yang kau inginkan?." Tanya Ethan tanpa rasa hormat lagi.

"Nikahi Laura besok maka perusahaan akan aman."

"Aku menolaknya" tanpa pikir panjang lagi Ethan langsung tegas menolaknya.

"Kau akan kehilangan apa yang telah kau bangun dari bawah hanya karena wanita OB itu." Nadia berusaha menahan amarahnya. Masih berharap Ethan akan berubah pikiran.

"Tidak masalah, yang terpenting aku tidak kehilangan cintaku untuk harta yang masih bisa aku cari."

Grandma terseyum, begitu terenyuh dengan cinta besar yang dimiliki Ethan untuk Lala. Namun Grandma juga tahu seberapa penting perusahaan tersebut bagi hidup Ethan.

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘