Lala, Si OB Lugu
Sebuah percakapan singkat melalui pesawat telepon yang membuat kepala Lala pusing tujuh keliling.
"Halo, Lala."
"Iya, Tuan Ethan."
"Menu makan siangku apa?."
"Belum ada, Tuan Ethan."
"Ok, siang ini aku mau makan ayam kampus. Tut...tut...tut..."
Lala meletakkan gagang telepon pada tempatnya. Bukan perkara aneh dengan sambungan telepon yang tiba-tiba diputus sepihak oleh Tuan Ethan. Karena memang seperti itu lah Tuan Ethan.
Lala mendatangi kampus yang letaknya tidak jauh dari kantor tempatnya bekerja. Pasti ada di sana ayam yang diminta Tuan Ethan. Kemudian Lala sudah berdiri di depan kios penjual pecel ayam.
"Mau pesan apa, Mbak?." Tanya si penjual.
"Ayam kampus satu, dibungkus aja." Suara nyaring lala terdengar sampai beberapa kios dari tempatnya. Mereka langsung menatap Lala dengan tatapan aneh. Akan tetapi Lala belum menyadarinya.
Si penjual menahan tawa, karena apa yang dicari Lala dari tempatnya tidak ada.
"Di sini tidak jual ayam kampus."
"Hah, terus dimana Lala bisa membeli ayam kampus?." Lala mulai menengok kanan kiri, orang-orang yang ada di sana pun tertawa karenanya.
Si penjual menggeleng sambil ikut tertawa lepas.
"Kenapa pada tertawa?" Lala keheranan.
"Mungkin ayam kampusnya ada di gedung itu?." Teriak seseorang sambil menunjuk gedung kampus yang menjulang tinggi.
Lala mengangguk, kemudian berjalan ke arah gedung kampus yang terlihat sangat ramai.
Sudah lima lantai yang Lala datangi dengan menggunakan tangga darurat. Namun tidak ada satu pun penjual yang dimaksudnya. Bahkan disana tidak ada yang berjualan. Hingga Lala bertemu dengan seseorang yang sangat baik.
"Kamu mahasiswi baru di sini?."
Lala menggeleng.
"Lalu kamu mau apa ke sini? Naik tangga pula."
"Mau beli ayam kampus untuk Tuan Ethan. Lala sudah berkeliling sampai sini, tapi Lala belum menemukan penjualnya."
Bukannya menjawab, pria itu justru malah mengajak Lala untuk turun dengan menggunakan lift. Walau pada awalnya Lala menolak, tapi pada akhirnya pasrah saat pria itu terus saja mendorong pelan punggungnya.
Lala kembali ke kantor dengan tangan kosong. Pria baik itu bukan hanya mengantarnya menggunakan mobil, namun akan membantu menjelaskan pada Tuan Ethan.
Setibanya di ruangan Tuan Ethan, langsung saja Lala memberitahukan semuanya pada Tuan Ethan. Namun Tuan Ethan memasang wajah biasa aja. Tidak seperti biasanya yang akan marah-marah atau menghukum Lala karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Hmmm, keluar lah!."
"Baik, Tuan Ethan."
Lala pergi dari ruangan Tuan Ethan setelah mengucapkan terima kasih pada pria yang belum Lala ketahui namanya.
"Kenapa?" Kau mau berdiri terus di sana, Sam.? tanya Ethan pada pria yang ternyata sepupunya.
"Uncle Ethan ngerjain Lala?." Tanyanya balik sambil duduk di depan Ethan.
Ethan tertawa lepas sambil menutup layar laptopnya, "Kau tahu bukan Lala? Si OB lugu yang bisa aku kerjain habis-habisan."
"Apa Uncle tidak kasihan? Lala sampai berjalan kaki untuk sampai di kampus ku, belum lagi susah mencari apa yang Uncle mau."
"Lala bukan untuk dikasihani tapi untuk dikerjain" jelas Ethan tertawa ringan. Akhir-akhir ini ketawa Ethan kembali lagi karena Lala.
Samuel menggeleng lemah, "Aku harap Uncle tidak kena tulah."
"Kena tulah apa?."
"Uncle akan jatuh cinta pada Lala." Ucapnya menakuti.
"Ha...ha...ha...ha...ha..." Ethan tertawa keras begitu juga lepas. Hal ini yang paling jauh yang pernah dirasakannya sejak pengkhianatan Laura.
Ya, Ethan Gabriel William. Pria yang kini berusia 34 tahun. Masih betah melajang karena pernah gagal dalam menjalin hubungan. Dan itu cukup membuatnya sangat patah hati hingga sampai mau bunuh diri.
Sementara Lala sendiri, gadis baik nan sangat lugu yang masih berusia 17 tahun. Seorang yatim piatu yang tidak selesai Sekolah Dasar. Hanya sampai kelas empat saja karena tidak ada biaya lagi. Tinggal sendiri di tempat kumuh peninggalan kedua orang tuanya. Sampai ada seorang wanita cantik yang sudah tua memberinya tempat tinggal yang layak dan sebuah pekerjaan yang lebih dari pada cukup.
Lala bukanlah wanita ideal sesuai kriterianya. Baik itu secara fisik, status sosial apalagi karakter. Tidak mungkin Ethan akan jatuh cinta pada wanita muda yang tidak memiliki apa-apa seperti Lala.
"Aku akan tunggu Uncle jatuh cinta pada Lala" kata Samuel yang langsung bangkit dan tanpa pamit keluar dari ruangan Ethan.
Waktu sudah menujukkan pukul tujuh malam, Lala baru keluar dari ruangan OB dengan pakaian santai yang jauh dari kata modis. Seorang diri Lala turun menggunakan lift khusus untuk karyawan.
Lala yang keluar dari lift bersamaan dengan Ethan yang keluar juga dari lift khusus petinggi.
"Lala!" panggil Ethan.
Lala pun berhenti sambil menoleh ke arah belakang, dimana sumber suara berasal dan Lala tahu kalau itu suara Tuan Ethan.
"Iya, Tuan Ethan."
Ethan semakin mendekat dan berdiri di depan Lala.
"Di depan ada supermarket, kau belikan aku susu cap nona. Sekarang!" Ethan memberikan uang pecahan 100 ribu pada Lala dan tanpa bertanya lagi Lala segera pergi. Karena perintahnya sangat jelas susu cap nona.
Sudah 10 kali Lala mondar mandi di lorong panjang yang memanjang berbagai macam susu. Akan tetapi tidak ada yang dimaksud Tuan nya.
"Permisi, Mbak." Lala segera menghampiri pegawai yang telah melewatinya.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?."
"Apa ada susu cap nona?." Si Mbak yang ditanyai pun mengerutkan keningnya dengan bibir yang sedikit tersungging. Karena heran sekaligus lucu dengan pertanyaan Lala.
"Tidak ada, Mbak."
"Terima kasih, Mbak."
"Sama-sama."
Lala segera bergegas keluar dari supermarket dengan tangan kosong lagi. Lala berharap Tuan nya tidak akan menghukumnya seperti tadi siang.
"Mana?" tanya Ethan sambil menggerakkan tanganya.
"Tidak ada, Tuan Ethan." Lala mengatur nafasnya yang naik turun karena berlari dari supermarket.
"Ok, kalau begitu kau ikut dengan ku sebagai hukumannya." Ethan berjalan lebih dulu dengan langkahnya yang lebar. Sehingga Lala pun harus kembali berlari guna mengejarnya.
"Saya harus pulang, Tuan Ethan. Ini sudah malam dan kalau semakin malam angkutan umum tidak ada yang lewat ke tempat saya tinggal." Lala menolak ketika Ethan sudah membuka pintu mobilnya.
"Kau pilih mana, Lala?. Ikut aku atau kau harus mencari kesemua tempat, susu yang aku inginkan."
Lala segera menggeleng, entah berapa banyak supermarket yang harus didatanginya. Tapi, kalau pun ikut pergi sama Tuan nya, mau kemana.
"Cepat naik!." Ethan masuk dan duduk di belakang kemudi. Kedua sudut bibirnya tertarik sempurna ke atas. Lala adalah hal yang bisa membuatnya tertawa.
Lala segera membuka pintu mobil lalu duduk di sebelah Ethan dengan wajah santai walau belum tahu mau dibawa kemana.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Surya Hermawan
ya kasian ya mau ketawa, kena karma kau ethan/Facepalm//Facepalm/
2024-10-25
1
juhaina R💫💫
astagaaaa tega bener si Ethan kasihan Lala nya dunk kusumpahin kna kutukan dri Lala bakalan bucin abisss😂
2024-05-12
1
Sugiharti Rusli
waduh kasihan amat si Lala cuma dimanfaatin sama Ethan tuk kesenangan pribadinya si Ethan
2024-05-01
0