Tak perlu menjelaskan pada siapapun tentang dirimu. Karena yang menyukaimu tak butuh itu, dan yang membencimu tak akan mempercayainya.
Dalam hidup aku sudah merasakan begitu banyak kepedihan dan kecewa, namun berharap pada manusia adalah kekecewaan terbesar dan menyakitkan di hidup ini.
Persekongkolan antara mantan suami dan sahabatku, telah menghancurkan hidupku sehancur hancurnya. Batin dan mentalku terbunuh secara berlahan.
Tuhan... salahkah jika aku mendendam?
Yuk, ikuti kisah cerita seorang wanita terdzalimi dengan judul Dendam Terpendam Seorang Istri. Jangan lupa tinggalkan jejak untuk author ya, kasih like, love, vote dan komentarnya.
Semoga kita semua senantiasa diberikan kemudahan dalam setiap ujian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DTSI 19
Sudah satu Minggu ini Bu Yati kembali sakit, Bahkan sudah tidak bisa apa apa karena tekanan darahnya terlampau tinggi. Bu Yati kembali terkena stroke ringan. Sedangkan Rina tengah hamil lima bulan. Ningsih duduk termenung di deretan salah satu kursi yang ada di apotik rumah sakit, menunggu antrian obat untuk ibunya.
Ini kali ketiganya dia ijin tidak masuk kerja, dan akhirnya mendapatkan peringatan dari bos nya. Pikiran dan hati Ningsih gelisah, cemas juga kalut. Belum lagi, uang yang ada di dompet sudah menipis.
"Atas nama Bu Yati." Ningsih langsung tersadar dari lamunannya saat mendengar nama ibunya di panggil. Dengan langkah cepat, Ningsih menuju tempat pengambilan obat.
"Terimakasih ya, mbak." Ningsih mengambil obat ibunya, lalu berjalan gontai kembali keruang rawat Bu Yati. Langkah kakinya terasa berat, seberat beban yang tengah ia pikul saat ini.
"Bu, ayo minum obatnya dulu. Kita tunggu Supri dan Rina sebentar lagi akan datang untuk jemput. Ibu sudah dibolehkan pulang." Ningsih membantu meminumkan obat pada Bu Yati, karena tangan sang ibu sudah tidak bisa digerakkan.
Tak berselang lama Rina dan Supri datang, mereka menjemput Bu Yati dengan menggunakan becak. Becak yang dipinjam Supri dari tetangganya. Sengaja tidak menggunakan jasa ambulans yang ditawarkan rumah sakit, karena harus membayar seratus lima puluh ribu lagi. Sedangkan Ningsih maupun Rina tidak memiliki uang yang cukup.
"Biar barang barangnya aku yang bawa, Pri. Kamu bantu ibu saja naik ke kursi roda. Nanti kalau sudah di depan kita minta tolong pak satpam buat angkat ibu naik ke becak. Rin, kamu ikut naik becak apa bareng naik motor sama mbak?" Ningsih bicara dengan suara serak, wajahnya terlihat kuyu dan sangat lelah.
"Aku naik becak saja, mbak. Kan ibu harus dipegangi, takutnya jatuh." Sahut Rina sambil membetulkan pakaian Bu Yati. Ningsih hanya mengangguk lalu mulai mengangkat beberapa barang bawaannya selama dirumah sakit.
"Aku angkat ini dulu ya, sama ambil motor di parkiran. Nanti aku tunggu di depan pintu keluar, tau kan jalannya?" Tanya Ningsih pada Rina dan Supri.
"Iya, mbak. Kami akan bawa ibu lewat lorong saja. Mbak Ningsih hati hati." Balas Rina dan dijawab anggukan kecil oleh Ningsih. Langkah gontainya membuat Rina menatap iba pada kakaknya. Rina tau apa yang sedang kakaknya pikirkan.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Sesampainya di depan rumah, Bu Patmi di turunkan Supri dan dibantu oleh pak Ahmad dan pak Harto, tetangga sebelah rumah. Rina sudah menyiapkan tempat tidur yang memang sengaja di gelar di ruangan depan, agar memudahkan untuk merawat Bu Yati dan juga Bu Yati biar bisa melihat lalu lalang orang lewat dari kaca jendela.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai dirumah. Rin, mbak mau mandi dulu ya. Kamu masih belum mau pulang, kan?" Ningsih yang memang sudah merasa capek dan gerah ingin segera mandi agar tubuhnya merasa segar.
"Iya, mbak. Aku pulang nanti habis magrib saja. Mbak Ningsih istirahat saja dulu. Kamu sudah capek jagain ibu dirumah sakit." Sahut Rina yang mengerti keadaan kakaknya. Ningsih tersenyum lega karena adiknya mau memahami dirinya. Sedangkan Salwa sudah duduk menemani neneknya di pinggir ranjang Bu Yati.
"Salwa, titip nenek sebentar ya. Mbak Rina mau taruh dan tata barang barang nenek di kamarnya."
"Iya, mbak. Nenek biar Salwa yang nunggu." Sahut Salwa manut.
Tetangga yang mengetahui kepulangan Bu Yati dari rumah sakit, mulai berdatangan satu persatu untuk menjenguk Bu Yati. Suasana rumah menjadi ramai karena banyak berdatangan ibu ibu yang ingin melihat keadaan Bu Yati. Sedangkan Ningsih, sangking lelahnya memilih tidur, badannya juga mulai terasa meriang. Rina dan Salwa yang menjaga Bu Yati dan menjamu para tamu.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
"Rin, kamu masih kuat jagain ibu?" Ningsih menatap adiknya lekat dengan perut yang sudah membesar, usia kehamilan Rina sudah delapan bulan jalan. Sebentar lagi dia akan melahirkan anak pertamanya. Selama Bu Yati sakit, Rina dan Ningsih bergantian untuk merawatnya. Pagi sampai sore, Rina yang bertugas menjaga Bu Yati karena Ningsih harus bekerja. Agar tidak repot, Ningsih memakaikan Pampers untuk Bu Yati. Karena tak tega kalau Rina harus mengangkat berat saat ibunya mau buang air kecil maupun besar. Ningsih sudah mendapatkan pekerjaan baru, yaitu jadi buruh borongan di pabrik plastik.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
Novel baru :
#Dendam terpendam seorang istri
Novel Tamat
#Anak yang tak dianggap
#Tentang luka istri kedua
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]
#Bidadari Salju [ tamat ]
#Ganti istri [Tamat]
#Wanita sebatang kara [Tamat]
#Ternyata aku yang kedua [Tamat]
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
sekedar saran utk karya2 selanjutnya, kurangi typo, dan di setiap ahir bab jgn terlalu banyak yg terkesan menggantung.
semoga smakin banyak penggemar karyamu dan sukses. terus semangat.. 💪😊🙏
mksh ka/Kiss/sumpah ceritanya bagus buat candu
entah apa hukumnya wandi mentalak irma tanpa saksi juga ..syahkan cerainya. ktnya hrs dpn saksi jatuhin talak