Selena adalah seorang wanita yang dikenal sebagai single mom padalah dirinya belum menikah. Selena menanggung status itu karena ia menjadi ibu seorang Lionel Arkana yang merupakan anak dari sang kakak yang meninggalkan anaknya begitu saja dan kabur bersama pria lain setelah disakiti suaminya, Devon Robert Leodinas.
Ya, Lionel yang kini menjadi anaknya adalah anak dari Devon Robert Leodinas dan Bianca Acella kakaknya.
Selama eman tahun, Selena pusatkan semua hidupnya untuk Lionel putra tersayangnya.
Namun, bagaimana jadinya jika Devon Robert Leodinas seorang bapak biologis Lionel tiba-tiba kembali dan menghantui Selena setelah enam tahun menghilang?
Akan kah Devon tahu jika seorang anak yang memanggil Selena Momy adalah anaknya sendiri? Dan akankah Devon tahu jika ternyata ia mempunyai seorang anak dari mantan istrinya yang tak lain adalah kakak Selena?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibun Neina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maju atau mundur
Selena mengemudi mobilnya menuju sekolah Lionel dengan bayangan pertemuannya dengan Hendrik yang terus menghantui dirinya. Bagaimana mungkin ia bisa bekerja di perusahaan Devon lagi? Bagaimana mungkin Selena bisa menjaga jarak dengan pria yang masih mencintainya sementara dia sendiri juga masih memiliki perasaan yang sama namun tidak bisa diutarakan karena sebuah keadaan yang memaksanya untuk bungkam dan menelan pahit-pahit perasaannya agar tidak merugikan kelak.
Selena menghembuskan nafas berat. Perasaannya tak karuan memikirkan semua ini. Selena tahu bahwa Devon tidak akan membiarkannya pergi begitu saja, Devon akan melakukan apapun jika pria itu mau, tetapi di sisi lain, Selena tidak ingin menyerah pada perasaannya, Selens tidak ingin Devon menang atas cinta dan hidupnya. Rasa sakit yang Devon berikan dulu sudah cukup membuat Selena hampir hancur dan kini Selena tidak ingin merasakannya lagi. Yang lebih penting sekarang adalah, Selena ingin melindungi Lionel. Dan mempertahankan ketidak tahuan Devon tentang siapa Lionel.
Selena menghentikan mobilnya di depan sekolah Lionel dan menunggu dengan hati yang masih gelisah. Selena melihat kerumunan anak-anak yang keluar dari gedung sekolah, tertawa dan bercanda dengan teman-teman mereka. Lalu, dari kejauhan, Selena akhirnya melihat Lionel yang juga sedang bercanda dengan beberapa temannya. Wajah Selena seketika melembut saat melihatnya, dan untuk sejenak, beban pikiran Selena terasa sedikit lebih ringan.
Selena segera membuka pintu mobil dan melambaikan tangan saat anak dengan pipi bulat itu sudah dekat. “Lionel, sayang! Mommy di sini!”
Lionel yang melihat Selena segera berlari ke arah Selena dengan senyum lebar di wajahnya. Begitu sampai, Lio langsung memeluk Selena erat. “Mommy!”
Selena terkekeh sambil membungkuk untuk balik memeluk Lionel dengan hangat. Mencium dahi putranya dengan penuh kasih sayang, merasa sangat bersyukur atas kehadiran anak ini dalam hidupnya.
“Momy juga sangat merindukan Lio. Bagaimana harimu, sayang? Apakah kamu bersenang-senang di sekolah?” tanya Selena sambil membuka pintu mobil untuk Lionel masuk.
Lionel masuk ke dalam mobil disusul Selena yang ikut masuk setelahnya. “Iya, Mommy! Hari ini aku belajar banyak hal dan bermain dengan teman-teman. Tapi aku rindu Mommy. Kenapa Mommy datang lama sekali?”
Selena tersenyum lembut, membantu Lionel memasang sabuk pengamannya sebelum menyalakan mobil. “Maaf, sayang. Mommy ada urusan di kantor. Tapi sekarang kita bisa pulang dan Mommy akan mendengarkan semua cerita Lio tentang hari ini.”
“Benarkah?.”
Selena mengangguk, disambut wajah antusias Lionel yang senang. “Oke, Mommy! Aku akan ceritakan tentang permainan baru yang aku pelajari hari ini."
Selena mendengarkan dengan penuh perhatian saat Lionel mulai bercerita tentang harinya. Suara anak itu, penuh kegembiraan dan kepolosan, membuat hati Selena sedikit lebih ringan saat melihat Lionel yang penuh semangat seperti ini. Selena selalu merasa tenang saat bersama Lionel, meskipun di dalam hatinya, ada rasa takut yang terus menghantui Selena seperti bagaimana jika Devon suatu hari nanti mengetahui siapa Lionel sebenarnya? Akankah ia kehilangan Lionel dalam sekejap? Membayangkannya saja membuat Selena begitu takut dan tidak akan sanggup menjalani hari-hari penuh tawa dan kebahagiaan seperti biasanya.
Setelah selesai bercerita, Lionel menatap momynya yang sedang mengenudi dengan mata besar dan penuh rasa ingin tahu. “Mommy? Mengapa mommy kelihatan sedih? Apa ada sesuatu yang salah?” tanya anak itu polos.
Selena mengerjap, tersadar. “Tidak ada apa-apa, sayang. Mommy hanya sedikit lelah. Tapi Lio tidak perlu mengkhawatirkan mommy, oke?” jawab Selena berusaha menyembunyikan raut sedih di wajahnya.
Lionel mengangguk, tetapi meski begitu masih saja tampak khawatir pada Selena. “Jika momy lelah, aku bisa cerita sesuatu yang lucu. Momy pasti akan tertawa.”
Selena tersenyum, merasa terharu oleh kepedulian Lionel yang sangat menyayanginya. “Wow, Momy akan senang mendengarnya. Ceritakan, sayang.” ucap Selena antusias.
Dengan semangat, Lionel merubah duduknya menghadap Selena. Lalu mulai bercerita. “Jadi tadi di kelas, teman ku, Kevin, dia bilang kalau gurunya pakai wig! Tapi saat gurunya dengar dia bilang kalau itu bukan wig, tapi rambut aslinya yang super tebal! Semua teman-teman tertawa.”
Selena tertawa, merasa sedikit lega. “Itu lucu sekali, sayang. Terima kasih sudah membuat Momy tertawa.”
Di sepanjang perjalanan, Lionel terus bercerita untuk membuat momynya itu terhibur. Dan setelah sampai di apartemen, Selena memutuskan untuk diam sejenak di sofa sebelum pergi ke dapur dan menyiapkan makan sore untuk Lionel.
“Lionel, kau tahu bahwa Mommy sangat mencintaimu, kan?”
Lionel yang ikut duduk di samping Selena mengangguk dengan manis, memandang Selena dengan mata yang penuh cinta pada sang momy. “Tentu, Mommy. Aku juga sangat mencintai Mommy.”
Selena merasa matanya mulai berkaca-kaca. “Kau adalah hadiah terindah yang pernah Mommy miliki, dan Mommy akan selalu ada di sini untukmu, apapun yang terjadi.”
Lionel menyentuh wajah Selena dengan tangan kecilnya. “Aku juga akan selalu ada di sini untuk Mommy. Kita berdua, kan, Mommy?”
Deg
Selena terdiam. Mencoba tersenyum meskipun hatinya bergejolak. “I-iya, sayang. Kita berdua.”
Selena kembali memeluk Lionel erat-erat, perasaannya berubah tenang. Di dalam pelukan itu, Selena menemukan kekuatan untuk menghadapi ketidakpastian yang mengelilingi hidupnya saat ini. Selena tahu bahwa apapun yang terjadi dengan Devon, Lionel adalah prioritasnya, dan Selena akan melakukan apapun untuk melindungi anak itu dari kebenaran yang mungkin menghancurkan dunia kecilnya.
Setelah beberapa saat dalam keheningan yang penuh kasih sayang, Selena akhirnya berbicara lagi, kali ini dengan nada yang lebih ringan.
“Lionel, bagaimana kalau kita buat makan sore favoritmu sore ini? Mommy akan memasak apa pun yang Lio mau.”
“Spaghetti! Dengan banyak keju!” jawab Lionel antusias.
Selena tertawa kecil, “Baiklah, spaghetti dengan banyak keju it is! Ayo, bantu Mommy di dapur.”
Selena menuntun Lionel menuju dapur, tertawa dan bercanda sepanjang waktu. Meskipun ada awan gelap yang mengintai di balik pikiran Selena, kehadiran Lionel memberi cahaya yang membuat Selena bisa bertahan. Selena akan berusaha untuk fokus pada momen-momen bahagia bersama Lionel hari ini, mengesampingkan kekhawatiran yang terus menghantui pikirannya. Bagaimanapun, di depan anak kecil ini, Selena harus kuat dan penuh kasih, karena itulah yang Lionel butuhkan.
Sambil memasak, Selena terus memikirkan langkah apa yang harus diambil selanjutnya—antara memilih mundur atau menghadapi Devon dengan semua konsekuensinya.
