Jingbei bereinkarnasi ke tubuh barunya, seorang gadis SMA setelah dia mengalami koma lama lalu bertemu seorang aktor film yang menjadi pacarnya
Akankah mereka berdua bersama ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Romantisnya Jing-Shen
Jingbei terbaring di tempat tidurnya dengan pandangan menatap jauh ke arah jendela kamarnya.
Masih teringat wajah penuh amarah dari Wnaye saat melihatnya.
Seolah-olah hendak menerkam dirinya ketika mereka bertemu di aula sekolah.
Jingbei merasakan kemarahan yang meluap-luap dari Wanye ketika mengetahui bahwa dirinya tak terpilih sebagai pemeran utama film nanti.
Kemarahannya yang dia luapkan kepada Jingbei karena menganggap bahwa dirinya yang merebut peran utama itu.
Sikap Wanye sebenarnya telah mempermalukan Jingbei di depan umum bahkan dia tidak tahu apakah masih bertahan untuk memerankan peran utamanya nanti.
Jingbei berkedip pelan seraya menghela nafasnya lalu beranjak bangun.
KLEK... !
Muncul Jing-Shen dari arah luar kamar sambil membawa senampan makanan saat dia masuk.
"Hai, kau sudah sadar ?" sapa Jing-Shen.
Jingbei menoleh ke arah Jing-Shen sambil mengangguk pelan.
"Ya, aku sudah sadar dan merasa baikan sekarang", sahut Jingbei.
"Syukurlah kalau kau merasa baikan", kata Jing-Shen.
"Ya, aku merasa tubuhku kembali segar", ucap Jingbei.
"Aku membawakanmu makan siang dan ku harap kau suka", kata Jing-Shen.
"Kau memasaknya sendiri ?" tanya Jingbei.
"Mmm..., yah, aku memasaknya sendiri", sahut Jing-Shen.
"Terimakasih atas kebaikanmu", kata Jingbei.
"Tidak perlu sungkan padaku, bukankah aku pacarmu sekarang", ucap Jing-Shen.
"Kau masih bisa menghiburku", kata Jingbei.
"Makanlah !" sahut Jing-Shen seraya meletakkan nampan berisi makanan ke atas tempat tidur.
Jingbei tertegun ketika melihat makan siang untuknya tersaji di hadapannya.
Sepiring kentang tumbuk lengkap dengan steak daging beserta sayur-sayurannya terhidang penuh khusus untuknya.
Kembali ingatan Jingbei pada kejadian beberapa hari yang lalu, dimana dia harus terpaksa menghapus sebagian ingatannya karena tidak ingin Jing-Shen tahu sosok aslinya sebagai robot AI.
Jingbei masih terdiam seraya memandang dingin makan siangnya yang tersaji untuknya.
"Kenapa ? Kau tidak suka ?" tanya Jing-Shen lalu duduk di dekat Jingbei.
Jingbei menggeleng pelan seraya tersenyum tipis ke arah Jing-Shen.
"Tidak, aku suka makanan ini", sahut Jingbei.
"Kalau begitu cepatlah kamu makan dan habiskan ! Biar tubuhmu kembali kuat serts berenergi lagi, Jingbei !" kata Jing-Shen.
"Aku akan memakannya nanti saja", ucap Jingbei sambil menjauhkan nampan berisi makan siangnya.
"Tidak, tidak, tidak, makanlah sekarang juga nanti keburu dingin", kata Jing-Shen.
Jing-Shen meraih sendok serta garpu dari atas piring makan lalu menyuapkannya kepada Jingbei.
Namun, Jingbei menggeleng serta menolaknya dan dia menjauhkan wajahnya dari suapan Jing-Shen.
"Ayolah, coba makan..., Jingbei...", ucap Jing-Shen.
"Apa rasanya pedas dan terbakar di lidah ?" tanya Jingbei.
"Tidak, aku tidak menambahkan lada atau paprika pada makanan ini karena aku tahu kau baru saja mengalami trauma dan aku memasaknya dalam ukuran standar", sahut Jing-Shen.
"Mmm..., baiklah, aku akan mencicipinya", ucap Jingbei.
Jing-Shen tampak senang dengan sambutan Jingbei yang bersedia menerima suapan darinya.
"AAAaaaaaa... !" ucap Jingbei.
Jingbei lalu membuka mulutnya agar makan siangnya masuk dengan mudah ke dalam mulutnya.
"Bagaimana rasanya, lezat bukan ?" tanya Jing-Shen.
"Ya, ini sangat lezat rasanya bahkan aku mengira ini bukan kau yang memasaknya", sahut Jingbei.
"Tentu saja, aku yang memasaknya sendiri dan ku harap kamu menyukainya", kata Jing-Shen sembari berkedip pelan.
"Mmm..., rasa bumbunya bercampur satu dalam setiap gigitan steaknya yang benar-benar terasa lezat...", ucap Jingbei.
"Yah, aku memasaknya penuh rasa cinta", kata Jing-Shen.
"Dan tidak pedas rasa makanan ini, aku suka sekali", ucap Jingbei.
"Lainkali aku akan memasak menu lezat lainnya untuk kita", kata Jing-Shen.
"Benarkah itu ? Wow !?" ucap Jingbei berseru senang.
"Pasti, aku janji akan memasaknya untukmu", sahut Jing-Shen sembari tertawa ringan.
"Kalau begitu masaklah setiap hari untukku, Jing-Shen !" ucap Jingbei.
"Ya, ya, ya, aku akan melakukannya", kata Jing-Shen.
"Terimakasih, Jing-Shen ! Kau sungguh baik sekali !" sahut Jingbei sambil berseru senang lalu memeluk Jing-Shen.
Jing-Shen tertawa saat melihat ekspresi kegembiraan dari wajah Jingbei, pacarnya.
''Tapi bukankah tugas memasak adalah tugasmu sebagai asisten pribadiku meski statusmu saat ini adalah bintang utama film tetap kau harus mengingat kewajibanmu", ucap Jing-Shen.
Jing-Shen lalu mengetuk pelan kening Jingbei.
"Yah..., aku tahu itu...", sahut Jingbei sambil mengusap keningnya.
"Aku hanya berjanji lainkali untuk memasakanmu, bukan berarti tugas memasak di rumah adalah tugasku", kata Jing-Shen.
"Ya..., ya..., ya..., aku tahu itu..., dan jangan kau mengingatkannya lagi", sahut Jingbei.
"Sekarang kamu harus meminum obat ini agar kesehatanmu cepat pulih", perintah Jing-Shen.
Aktor muda itu lalu memberikan dua butir pil obat kepada Jingbei untuk diminum olehnya, Jingbei segera mengambil pil obat lalu menelannya.
Glek... ! Glek... ! Glek... !
Jingbei segera menenggak habis air minumnya kemudian menghela nafas lega.
"Segar sekali !" ucap Jingbei.
"Sekarang, aku akan mengukur suhu badanmu, supaya aku tahu berapa suhumu saat ini", kata Jing-Shen.
Jing-Shen meletakkan alat pengukur suhu badan kepada tubuh Jingbei.
Memeriksa kening Jingbei untuk meyakinkan dirinya, apakah gadis itu dalam kondisi baik-baik saja.
Jing-Shen tidak merasakan panas pada kening Jingbei bahkan alat pengukur suhu badan Jingbei hasilnya normal.
"Baiklah, pemeriksaan untuk hari ini telah selesai, aku akan melanjutkannya nanti malam sebelum kamu meminum obat", kata Jing-Shen.
Jing-Shen lalu menyeka wajah Jingbei dengan tissu basah agar terlihat segar setelah lama tidur.
"Aku tidak tahu, apakah kamu disarankan boleh mandi sebab kau baru saja sakit karena mengalami trauma panjang kemarin", kata Jing-Shen.
"Kupikir aku sekarang ini dalam kondisi baik-baik saja, sebentar lagi aku akan mandi", sahut Jingbei.
"Yah, aku tahu kondisimu dalam kesehatan yang sempurna tapi tetap aku merasa khawatir jika kamu jatuh sakit lagi", ucap Jing-Shen.
"Aku ucapkan terimakasih karena kamu telah mengkhawatirkan kondisiku", kata Jingbei.
"Kusarankan saat ini, sebaiknya kamu kembali beristirahat saja", sahut Jing-Shen.
"Ehk !?" gumam Jingbei tersentak kaget saat Jing-Shen memaksanya kembali berbaring di atas tempat tidur.
BRUK... !
Jing-Shen mendorong tubuh Jingbei agar tidur lalu menyelimuti tubuh Jingbei dengan selimut tebal.
"Tidurlah ! Dan jangan kemana-mana sampai kondisimu benar-benar prima seperti dulu !" ucap Jing-Shen.
"Jing-Shen...", gumam Jingbei.
Jingbei memperhatikan ke arah Jing-Shen dari balik selimut tebalnya dengan raut wajah tersipu malu.
"Aku akan segera kembali kemari setelah menyelesaikan tugas di dapur, aku juga belum makan siang", kata Jing-Shen.
"Apa kau akan pergi ?" tanya Jingbei.
"Tidak, hari ini aku sengaja mengosongkan semua kegiatanku di luar karena aku memang ingin bersama denganmu", sahut Jing-Shen.
"Apa itu tidak masalah untukmu ?" tanya Jingbei dari balik selimutnya.
"Tidak, bukan masalah sebab aku telah memberitahukan pada semua klien bahwa aku libur hari ini", sahut Jing-Shen.
"Maaf, maafkan aku, telah menimbulkan masalah besar bagimu...", ucap Jingbei.
"Jangan terlalu dipikirkan lagi ! Dan segeralah tidur !" sahut Jing-Shen.
"Ya...", ucap Jingbei.
"Aku pergi ke dapur dulu, nanti aku akan datang lagi kemari untuk menjengukmu, sekarang tidurlah", kata Jing-Shen.
"Ya...", sahut Jingbei.
Jing-Shen lalu beranjak pergi dari dalam kamar tidur Jingbei sembari membawa nampan berisi piring kosong serta gelas minuman sedangkan Jingbei hanya memandangi Jing-Shen dari balik selimut tebalnya.
BLAM... !
Pintu kamar tertutup rapat, seiring perginya Jing-Shen keluar kamar tidur Jingbei.
dan juga nama tokoh nya diganti semuanya ya? padahal bagusan Yolanda & Nicholas Abbey.. 🙄
kenapa diganti ya kak?
halu nya lebih berasa apalagi romantis nya..