MY BOYFRIEND ACTOR

MY BOYFRIEND ACTOR

Bab 1 Jingbei

Jingbei...

Terdiam kaku di atas tempat tidur rumah sakit, di tubuhnya terpasang kabel untuk menunjang dirinya tetap hidup.

Seorang perempuan sedang menunduk di dekatnya seraya terus merapalkan doa.

Kedua tangannya menggenggam erat tangan Jingbei yang dingin, berharap besar akan kesembuhan orang tersayangnya.

Penyesalan Anita tak terkira saat dia harus mendapati kesayangannya jatuh koma setelah dia pergi syuting casting untuk film terbarunya.

Kuasa Tuhan yang tidak dapat terelakkan meski berusaha untuk mencegahnya tetapi semua telah tergambar pada garis tangan Tuhan.

Tit... !

Tit... !

Tit... !

Suara bunyi mesin pemacu jantung menggema pelan di telinga Jingbei.

...***...

Sedetik kemudian...

Wush... !

Wush... !

Wush... !

Jingbei tersadar dengan kedua mata terbuka lebar sepenuhnya.

Terbangun dari tempatnya berbaring lalu mendapati dirinya berada dalam kotak kaca yang bening.

"Dimana ini ?", gumam Jingbei bingung.

Krek... !

Krek... !

Krek... !

Jingbei berusaha turun dari dalam kotak kaca tetapi sesuatu menahannya untuk bergerak.

Ngik... !

Jingbei memutar tubuhnya ke arah belakang, di lihatnya sebuah kabel panjang berwarna merah, biru serta kuning terpasang pada bagian tubuhnya.

Krieet... !?

Jingbei menundukkan kepalanya kaku ke arah kabel-kabel di tubuhnya kemudian meraihnya dengan tangannya.

"Apa ini !?", ucapnya bertanya-tanya keheranan.

Di amatinya dengan seksama kabel berwarna-warni itu seraya memutar kepalanya 180 derajat.

"Kenapa ada kabel di tubuh ku ? Dan kenapa kepala ku dapat berputar secepat ini !?", ucap Jingbei.

Kriet... !

Jingbei terbelalak kaget saat padangannya dapat melihat ke arah belakang sepenuhnya dan kepalanya menghadap belakang.

"APA !???", pekiknya kaget.

Saat kepalanya mampu menoleh ke arah belakang dan berputar hingga 180 derajat.

"Kepala ku dapat berputar hingga ke belakang !?", ucapnya cemas.

Raut wajah Jingbei berubah pias serta memucat putih saat mengetahui keanehan itu terjadi padanya.

Krieeet... !

Kepala Jingbei kembali memutar ke arah depan seperti semula.

"Ada apa ini ? Kepala ku dapat berputar seperti ini ???", kata Jingbei ketakutan.

TES !

Jingbei menarik kabel berwarna-warni dengan kuat lalu tubuhnya berubah menjadi kaku tak mampu dia gerakkan.

"Kenapa aku tidak dapat bergerak ?", tanyanya bingung.

Tit... !

Tit... !

Tit... !

Terdengar suara keras dari dalam tubuh Jingbei, sepasang lampu berwarna merah menyala terang dari dalam gaun berendanya yang berwarna merah muda.

Tubuh Jingbei terdiam kaku dengan posisi duduk di dalam kotak kaca yang bening.

Namun, kedua mata Jingbei dapat bergerak ke kanan maupun ke kiri secara bergantian meski tubuhnya tidak dapat digerakkan oleh Jingbei.

...***...

Suara langkah terdengar dari arah luar mendekat ke tempat dimana Jingbei berada saat ini.

Jingbei ketakutan karena seseorang akan datang kemari lalu dia berpikir hendak melarikan diri dari dalam kotak kaca itu tetapi tubuhnya tak mampu dia gerakkan sama sekali.

"Siapa itu ??? Apakah orang jahat ??? Bagaimana kalau aku tertangkap olehnya ???", ucap Jingbei gelisah.

Badan Jingbei tetap tidak dapat digerakkan meski dia berusaha memutarnya berulangkali tetapi badannya tetap diam.

BRAK... !

Seseorang membuka pintu !

Jingbei terkejut tetapi dia tidak mampu berkutik sedikitpun bahkan suaranya tak dapat keluar dari mulutnya.

Tap... !

Tap... !

Tap... !

Suara langkah kaki memasuki tempat sunyi dimana kotak kaca, tempat Jingbei berada.

SRET... !

Tirai terbuka lebar lalu muncul seorang pria tua sembari berkata.

"Rupanya kau sudah bangun, Jingbei ! Apa mesin robot mu berfungsi kembali ?", ucapnya.

Pria tua itu mendekat ke arah Jingbei yang duduk di dalam kotak kaca dan masih terdiam membujur kaku.

Krek... !

Krek... !

Krek... !

Pria tua itu mengotak-atik bagian belakang Jingbei, tak berapa menit kemudian tubuh Jingbei dapat bergerak.

"Aku lupa untuk melepaskan kabel yang terkunci pada kotak kaca, seharusnya kau berlatih untuk bergerak layaknya manusia", ucap pria tua itu.

Kembali pria tua itu mengotak-atik bagian tubuh Jingbei seraya memeriksa keadaan lampu pada bagian depan tubuh Jingbei.

"Hai, apa yang kamu lakukan ? Jangan sentuh tubuh ku, pria tua ! Siapa kamu ?"

Gumam Jingbei dalam hatinya seraya melirikkan kedua matanya ke arah pria tua yang ada di dekatnya.

Tampak Pria tua itu mengamati bagian dada Jingbei yang berkedip-kedip menyala.

"Aku akan memeriksa mesin robot mu karena tombol sinyal di dada mu kelihatannya sedang bermasalah, Jingbei...", ucapnya.

Pria tua mengerutkan keningnya lalu mengambil kertas berisi pedoman mengaktifkan robot.

Tertulis sebuah nama JINGBEI dengan huruf timbul pada bagian punggung Jingbei yang terpatri jelas.

Pria tua mengarahkan letak kaca matanya lebih mendekat ke arah tubuh Jingbei

"Kenapa tubuh mu masih tidak bergerak bebas, Jingbei ? Apa aku salah memprogram mesin robot mu ?", kata pria tua itu.

Tuk !

Tuk !

Tuk !

Pria tua mengarahkan sebuah pena ke arah tubuh Jingbei sembari mengetuknya keras, guna untuk dia memeriksa kondisi mesin robot pada Jingbei masih berfungsi atau mengalami kerusakan.

Pagi ini dia melihat robot Jingbei tiba-tiba terbangun dengan sendirinya dan duduk di dalam kotak kacanya.

Tidak biasanya hal itu terjadi pada robot bernama Jingbei.

"Hmmm..., mungkin aku salah menduga, hanya karena aku melihatmu terbangun sendiri sedangkan kabel bagian on terputus...", ucap pria tua keheranan.

Pria tua memperhatikan kembali kertas berisi pedoman tata cara mengaktifkan mesin robot agar bergerak layaknya manusia.

Namun, dia tidak mendapatkan petunjuk apa-apa pada kertas pedoman robot Jingbei.

SRET... !

SRET... !

SRET... !

Pria tua membolak-balikkan halaman kertas pedoman robot berulangkali, mencari cara untuk mengembalikan robot Jingbei dalam posisi semula.

"Kenapa tidak ada cara untuk menormalkan kembali mesin robot mu ini, Jingbei !?", ucapnya.

Terlihat pria tua itu mulai diserang rasa bosan karena tidak mendapati petunjuk satupun pada kertas pedoman robot.

"Sebaiknya aku menanyakan kembali kerusakan ini pada professor Edward, mungkin dia dapat menemukan kerusakan yang terjadi pada mesin mu, Jingbei", katanya.

Pria tua melipat rapi kertas pedoman tata cara pengaktifan mesin robot Jingbei lalu memasukkannya kembali ke dalam kotak kecil yang tersemat di pinggir bagian dalam kotak kaca, tempat Jingbei duduk.

"Aku akan melepaskan tali pada bagian punggung mu, mungkin akan memudahkan mu untuk terjaga, Jingbei", ucapnya.

Pria tua melepaskan tali yang melingkar kuat pada pinggang Jingbei lalu terdiam sesaat, memandang ke arah Jingbei.

"Aku akan pergi ke tempat professor Edward untuk menanyakan masalah yang terjadi pada mu, Jingbei", ucapnya.

Pria tua beranjak berdiri lalu kembali mematikan lampu di dekat ruang tempat kotak kaca Jingbei berada.

"Mungkin professor Edward dapat membantuku untuk memperbaiki dirimu lagi karena kau tahu, bukan !? Kalau pembeli tidak suka barang yang rusak sebelum mereka memakainya, Jingbei", ucapnya.

Pria tua menoleh ke arah Jingbei yang masih terduduk diam lalu melambaikan tangannya pelan kepada Jingbei.

"Dagh..., Jingbei ! Aku pergi dulu ! Selamat pagi, Jingbei !", sapanya seraya berlalu pergi dari hadapan Jingbei.

Tirai tipis di dekat kotak kaca yang bening dimana Jingbei duduk tertutup kembali.

Tinggal Jingbei sendirian dengan wajah kebingungan sedangkan tubuhnya tidak dapat dia gerakkan.

Terpopuler

Comments

horse win

horse win

new story 🌞

2024-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Jingbei
2 Bab 2 Identitas Baru Al
3 Bab 3 Menjadi Pacar Aktor
4 Bab 4 Aula Sekolah
5 Bab 5 Si Antagonis
6 Bab 6 Sebuah Kedai
7 Bab 7 Curahan Hati Kami
8 Bab 8 Bangku Di pinggir Trotoar
9 Bab 9 Cara Sampai Ke Lantai Atas
10 Bab 10 Tempat Tinggal Itu Tak Sama Lagi
11 Bab 11 Haruskah Ku Lakukan Itu
12 Bab 12 Ternyata Tidaklah Mudah
13 Bab 13 Pembicaraan Di Pagi Hari
14 Bab 14 Tak Sengaja Tergelincir
15 Bab 15 Kerjasama
16 Bab 16 Latihan Olah Vokal
17 Bab 17 Pesona Jing-Shen
18 Bab 18 Terkejutnya Jing-Shen
19 Bab 19 Dalam Sekejap Mata
20 Bab 20 Kemarahan Wanye
21 Bab 21 Tersulut Pertengkaran
22 Bab 22 Kekacauan Terjadi
23 Bab 23 Wanye Masih Marah
24 Bab 24 Melerai Mereka
25 Bab 25 Romantisnya Jing-Shen
26 Bab 26 Hari Yang Menyenangkan
27 Bab 27 Kejadian Di Hari Ini
28 Bab 28 Waktu Berlatih
29 Bab 29 Membantu Jing-Shen
30 Bab 30 Mulai Mengubah Gaya
31 Bab 31 Sesi Pemotretan Hari Ini
32 Bab 32 Kontrak Kerja Tak Terbatas
33 Bab 33 Bermain Keberuntungan
34 Bab 34 Pasar Batu Berharga
35 Bab 35 Keributan Kecil
36 Bab 36 Zamrud Langka
37 Bab 37 Biro Lelang
38 Bab 38 Pria Tambun
39 Bab 39 Tujuan Jingbei
40 Bab 40 Transaksi Rapi
41 Bab 41 Menjadi Kaya Raya
42 Bab 42 Rumah Baru
43 Bab 43 Hari Ulang tahun
44 Bab 44 Gedung Pasar Saham
45 Bab 45 Seperti Inilah Situasinya
46 Bab 46 Serbuan Para Fans
47 Bab 47 Mendapatkan Investor
48 Bab 48 Kencan Pertama Kalinya
49 Bab 49 Ungkapan Hati
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Jingbei
2
Bab 2 Identitas Baru Al
3
Bab 3 Menjadi Pacar Aktor
4
Bab 4 Aula Sekolah
5
Bab 5 Si Antagonis
6
Bab 6 Sebuah Kedai
7
Bab 7 Curahan Hati Kami
8
Bab 8 Bangku Di pinggir Trotoar
9
Bab 9 Cara Sampai Ke Lantai Atas
10
Bab 10 Tempat Tinggal Itu Tak Sama Lagi
11
Bab 11 Haruskah Ku Lakukan Itu
12
Bab 12 Ternyata Tidaklah Mudah
13
Bab 13 Pembicaraan Di Pagi Hari
14
Bab 14 Tak Sengaja Tergelincir
15
Bab 15 Kerjasama
16
Bab 16 Latihan Olah Vokal
17
Bab 17 Pesona Jing-Shen
18
Bab 18 Terkejutnya Jing-Shen
19
Bab 19 Dalam Sekejap Mata
20
Bab 20 Kemarahan Wanye
21
Bab 21 Tersulut Pertengkaran
22
Bab 22 Kekacauan Terjadi
23
Bab 23 Wanye Masih Marah
24
Bab 24 Melerai Mereka
25
Bab 25 Romantisnya Jing-Shen
26
Bab 26 Hari Yang Menyenangkan
27
Bab 27 Kejadian Di Hari Ini
28
Bab 28 Waktu Berlatih
29
Bab 29 Membantu Jing-Shen
30
Bab 30 Mulai Mengubah Gaya
31
Bab 31 Sesi Pemotretan Hari Ini
32
Bab 32 Kontrak Kerja Tak Terbatas
33
Bab 33 Bermain Keberuntungan
34
Bab 34 Pasar Batu Berharga
35
Bab 35 Keributan Kecil
36
Bab 36 Zamrud Langka
37
Bab 37 Biro Lelang
38
Bab 38 Pria Tambun
39
Bab 39 Tujuan Jingbei
40
Bab 40 Transaksi Rapi
41
Bab 41 Menjadi Kaya Raya
42
Bab 42 Rumah Baru
43
Bab 43 Hari Ulang tahun
44
Bab 44 Gedung Pasar Saham
45
Bab 45 Seperti Inilah Situasinya
46
Bab 46 Serbuan Para Fans
47
Bab 47 Mendapatkan Investor
48
Bab 48 Kencan Pertama Kalinya
49
Bab 49 Ungkapan Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!