Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Helda celingak celinguk mencari Rania tapi yang di cari tak juga keliatan.
Helda menghampiri Raka yang tengah asik berbincang dengan keluarga yang lain nya.
"Tante Helda"? sapa Raka.
" Tante mau bicara sama kamu" ucap Helda yang langsung di angguki oleh Raka.
"Bisa tante ngobrol berdua saja Raka"?
" Tentu tante"!
Helda langsung mendorong kursi roda Raka, mencari tempat yang nyaman untuk ngobrol berdua.
"Gimana perkembangan kaki mu"
"Pasti sembuh tante"!
" Iya, tapi kapan? kenapa kamu tidak berobat ke luar negeri saja" cibir Helda.
"Semua butuh proses tan"
"Oh ya,, gimana hubungan mu dengan Gea?
" Ya begitulah tante, biasa saja"!
"Raka, dirumah ini sudah ada bidadari yang lebih baik dari Gea. jangan kamu sia sia kan.
" Maksud tante apa?
" Tidak usah belagak bodoh Raka, bukannya kamu sudah menikah lagi"
"Apa maksud tante, bidadari itu adalah Rania"?
" Jika kamu menikahi dia hanya untuk main main, lepaskan dia"
"Kenapa tante meminta ku melepas gadis itu?
"Ooohh,,, Gadis?? kamu belum menyentuh nya"?
Raka merasa ada yang berbeda dari sikap tante nya, tidak biasa tante nya bersikap sinis pada nya.
Biasanya Helda begitu lembut pada nya.
" Bagaimana aku bisa menyentuh nya tante, jika kondisi ku saja seperti ini"
"Kamu kira tante mu ini bodoh? aku tau kamu lelaki normal, dan hanya kaki mu saja yang lumpuh"!
"Tante ingin aku bagaimana"?
" Tante hanya ingin berpesan, jika kamu mencintai gadis itu segera katakan atau kamu akan menyesal. tapi jika kamu tidak mencintai nya maka lepas kan dia.
"Kenapa tante begitu perduli pada nya"?
" Karena tante yakin dia gadis yang baik, tante juga sudah banyak dengar dari mama kamu soal bagaimana dia merawat mu. dan saat pertama tadi tante bertemu dengan nya tante semakin yakin dia akan menjadi istri yang baik untuk mu"
Raka tersenyum lembut pada tante nya.
Mereka pun kembali bergabung dengan keluarga yang lain.
Raka terngiang giang dengan omongan tante nya. Ia baru sadar jika sedari tadi tidak melihat keberadaan Rania.
"Johan, tolong cari Rania" Raka mengirim pesan pada asisten nya.
"Maaf Tuan, nona Rania bersama saya dia hendak ke butik nya"
"Apa ke butik? putar balik sekarang dan bawa dia kembali ke rumah" titah Raka melalui pesan.
"Baik lah tuan"
Raka begitu kesal saat tau Rania tiba-tiba keluar rumah tanpa ijin terlebih dulu.
"Maaf Nona, tuan meminta kita untuk segera kembali ke rumah"
"Aku gak mau pulang, aku mau ke butik "
"Tapi Nona, sebaik nya Nona menurut saja daripada nanti tuan marah besar"
Rania menghala nafas panjang mencoba menenangkan diri. dan dengan berat hati Rania pun menurut.
Johan langsung berputar arah untuk menuju pulang kembali ke rumah tuan nya.
Tak lama kemudian, Rania tiba di rumah Raka.
Raka sengaja menunggu Rania di depan rumah, karena sebelumnya Johan sudah memberi kabar jika mereka hampir sampai.
"Bagus ya,, disaat keluarga besar mama pada kumpul di sini kamu malah enak enakan pergi tanpa pamit"
"Ma-maaf tuan, ini juga saya tidak jadi pergi"
"Oh.. sudah mulai membantah ya"
"Bu-bukan begitu tuan" ucap Rania terbata.
"Sudah sudah, ayo bawa aku masuk. mereka pasti sudah berada di meja makan"
Rania merapikan tataan rambut nya terlebih dulu sebelum ia mulai mendorong kursi roda milik Raka masuk.
"Raka, Rania, ? Ayo kita keruang makan, dari tadi mereka sudah menunggu mu sayang" u
Ajak Hilda yang tiba-tiba datang dari lantai dua.
Rania pun langsung saja mendorong kursi roda Raka menuju ruang makan, mengikuti langkah Hilda.
Di ruang makan keluarga besar itu, semua orang sudah duduk di kursi masing-masing.
Piring dan perlengkapan makan lainya terhampar rapi di meja makan.
Semua yang berada di meja makan itu, beralih memandang ke arah Raka dan Rania ynag tengah berjalan mengekor di belakang Mama nya.
Sementara tanpa ada yang tau, jika saat ini ada dua hati yang begitu marah melihat kedekatan Raka dan Rania.
Raka duduk di sebelah Gea, dan Rania juga duduk disebelah Raka.
"Ya sudah, ini Raka sudah disini sebaiknya kita mulai saja acara makan malam ini. apa lagi ini sudah hampir lewat dari waktu makan malam yang sudah kita janji kan" ujar Bima dengan melihat jam di pergelangan tangan nya.
Kemudia pria paruh baya itu beralih ke arah dua pria lain yang sedari tadi duduk di sebelah nya.
"David, ayo nak mulai dinikmati makanan nya" ujar Bima sambil menepuk pundak David.
"Iya Om, Terima kasih"
David, pria yang seumuran dengan Raka itu, merupakan putra pertama dari Heru dan Yeni. Heru adalah kaka tertua Hilda dan Helda.
"Ayo Raffa, kamu juga harus makan yang banyak biar cepat besar" ucap Bima beralih pada seorang remaja muda yang sedari tadi hanya diam saja.
Expresi Raffa tampak tenang dan matang meski usia nya baru 18 tahun.
Senyum kecil terukir di wajah nya saat Bima mengajak nya bercanda.
Raffa Adalah anak bungsu Heru yang baru menginjak usia 18 tahun.
Sementar Helda dan Hermawan memiliki satu putri yang saat ini masih menempuh kuliah di luar negri, sehingga ia tidak bisa ikut hadir dalam acara tersebut.
Mereka semua sudah mengambil makanan nya masih masing-masing.
Rania bangkit dari duduk nya dan mengambilkan makanan untuk Raka.
Dia melayani Raka dengan telaten, dan mengambilkan makanan sesuai yang Raka inginkan.
Setelah itu Rania langsung menyerahkan piring yang sudah diisinya ke hadapan Raka.
Kini Mereka semua tengah menikmati makan malam nya dengan penuh ke tenangan.
Namun tanpa mereka semua sadari, jika saat ini David tengah menatap Raka dengan penuh kebencian.
Tetapi beberapa saat kemudian, tatapan nya beralih ke arah Rania.
"Bagaimana bisa pria lumpuh seperti Raka bisa memiliki seorang istri yang begitu cantik. bahkan kecantikan nya melebihi Gea yang seorang artis" batin David dengan menatap kagum ke arah Rania.
"Tidak, ini tidak bisa dibiarkan. apa pun yang Raka miliki maka aku harus memiliki nya termasuk wanita ini"
Lanjut nya lagi dengan terus menatap ke arah Rania.
Raka yang menyadari tatapan David ke Rania, mulai memincing kan mata nya ke arah David.
"Jaga mata mu, dan bersikap lah sopan pada istri ku" geram Raka dengan suara berat.
Sehingga membuat David mengalihkan tatapan nya dengan tangan yang mengepal erat.
Sementara tak jauh dari David, Gea menggerutu kesal mendengar Raka menyebut Rania sebagai istrinya.
"Kenapa sih wanita itu kau panggil istri, bisa besar kepala pelayan itu" hanya dalam hati Gea.
yolo typonya banyak amat da...