Julian adalah Seorang Pemuda tanggung yang hidup sebatang kara setelah kedua orang tuanya meninggal. suatu hari Julian tersesat masuk ke alam lain yang tidak dikenalnya,Julian diselamatkan oleh orang tua misterius yang tinggal di atas Pohon. Orang tua ini yang ahirnya menjadi Guru Julian, dia diajarkan Ilmu Olah Kanuragan untuk membangkitkan Potensi kekuatan dalam tubuhnya yang tersembunyi.Berbekal Ilmu itu Julian kembali ke alam nyata dengan sebuah misi utama untuk mencari dan melindungi Keturunan dari Gurunya sewaktu hidup di dunia nyata. dari sini Petualangan Julian dimulai. cerita ini hanyalah Fiksi murni dari khayalan penulis. awal awal memang agak lambat karna Julian akan menjadi kuat,miliarder,mempunyai banyak wanita dan juga kuasa seiring waktu berjalan. jadi tetap ikuti dijamin seru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doskible, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
Di sebuah kios sederhana pinggir Pasar Seorang Pria paruh baya sedang asik bernyanyi-nyanyi kecil sambil mebersihkan Etalase dalam kiosnya, di dalam Etalase penuh dengan cincin batu akik dan beberapa batu-batu koleksinya. Ada Ruby,Giok,kalimaya,safir,kristal dan lain sebagainya. Dia adalah penggemar batu akik, jika ada warga sekitar yang mendapat batu akik yang belum di belah, ke sini lah biasanya mereka datang. Karna di kios kecil ini lengkap dengan penempahan cincin batu akik, di hari hari tertentu biasanya Kios ini ramai di datangi penggemar batu. Tapi sudah sebulan ini Kios nya sepi pengunjung. Mungkin peng hobi batu akik sudah mulai berkurang, maklum ini hanyalah hobi musiman.Jika saat trennya, banyak warga yang datang ingin mencoba keberuntungannya. Batu apapun yang mereka temui akan mereka ambil dan dibawa ke kios ini untuk di belah, mana tau jika beruntung mereka dapat batu yang bagus dan di jual ke pemilik Kios ada juga yang dijadikan Cincin..
Pria pemilik kios ini benama ko Jansu, seprti itu orang-orang biasa memanggilnya. Sebenarnya dia keturunan Tiongkok, tapi karna lahir dan besar di Nusantara dan ibu nya asli orang Nusantara jadi perawakannya sama dengan Orang-orang pribumi. Saat asik bernyanyi, datang sebuah Mobil Xenia warna merah memasuki halaman Kiosnya. Pasti lah dia tau siapa yang datang karna mobil itu sangat dia kenal.
Saat Orang dari mobil keluar Ko Jansu langsung menyapa.
"Tumben Lu ke mari Jok..? ada apa gerangan..? "
"Hey.. Jansu.. Gimana kabar mu..? Emang nggak boleh aku main ke sini..?"
"Iya.. Boleh la... Masak kawan lama nggak boleh datang.. Kabar Oe baik.. Lu orang datang bawa teman.. Hehe.. Pasti ada bisnis ini.. Perasaan Oe bakal dapat keuntungan besar."
"Kebiasaan kau tu tak berubah Jansu..! Setiap ada yang datang pikiran mu keuntungan aja terus.. Apa kau mau Kios ini aku beli sekalian, biar kau cari Hobi lain.. " Canda Joko
" Apa..?? Apa Oe tidak salah dengar..! Lu mau beli kios Oe.. Haha... Kalau harga masuk boleh juga tuh.. Lagian bisnis batu sudah mulai sepi.. Oe mau cari bisnis lain.. "
"Nggak lah.. Aku cuma becanda.. Kau seriuasan kali orangnya"
"Oalah.. Becanda rupanya.. Jadi angin apa gerangan Lu orang datang kemari..?
"Apa kau nggak ingin mengajak kami masuk dulu,biar kita bicara di dalam..? "
"Oh.. Oke mari.. Mari.. Sepertinya bisnis besar ini.. Masuk.. Masuk.. " Jansu mengajak dengan senang hati.
Sesampainya di dalam dan dipersilahkan duduk, kemudian Joko mulai menjelaskan kedatangannya ke Kios Ko Jansu.
"Begini.. Teman aku ini namanya Julian.. Dia punya barang bagus.."
"Barang bagus..?.. Mana.. Mana..!! Oe sudah tebak hari ini adalah hari keberuntungan Oe.. Ha.. Ha.. Ha.. "
"Julian.. Ini teman Bapak yang dimaksud itu. Dia pengrajin batu.. Dia juga ahli peramal batu bagus.. Namanya Junsu biasa dipanggil Ko Junsu.."
"Ya Pak Ko Junsu.. Saya Julian.. Tetangganya Pak Joko.. "
"Hei.. Anak muda,, panggil Oe Ko Junsu saja.. Tidak usah pakai Pak.. " Jawab junsu dengan tertawa kecil.."
"Eh Ko Jungsu maksud saya"
"Woke woke.. Lu emang anak baik.. Mana barang yang ingin Lu orang perlihatkan.. ?"
Julian lalu memasukkan tangan nya ke dalam kantong celananya sambil berbicara dalam hati "keluar" Lalu di ladam genggaman tangan Julian muncul satu batu permata warna merah kecil, dan mengeluarkannya kemudian memberikan nya ke Ko junsu.
Jansu mengambil batu berkilau warna merah tersebut dan memicingkan mata dan sesekali melihat kearah Julian.
"Nak.. Di mana lu temu benda ini..?"
Suara Junsu merendahkan dan menanyakan dengan Ekspresi serius.
"Kenapa ko.. Apakah batu ini palsu..?"
"Lu jawab jujur.. Di mana lu temu benda ini.. Lu tidak mencuri kan..?"
"Yang nggak lah ko.. Mana mungkin saya mencuri..!! " Jawab Julian sesikit sewot.
Julian tak mungkin menceritakan yang sebenarnya di mana ia dapat Batu permata ini. Yang Julian bisa hanya mengarang cerita.
"Saya menemukannya di reruntuhan longsor di kampung sebelah.."
"Oke.. Oke.. Sekarang lu orang mau apakan benda ini.. Kalau lu mau jual. Oe tak sanggup beli dengan harga tinggi. Tapi Oe mohon jual lah.. Sama Oe.. Oe akan beli denagn seluruh uang Oe punya.."
Julian kaget.. "Emang berapa harganya ko..?? Tanya Julian.
" Kalau Lu Orang mau jual.. Oe beli 70 juta. Oe cuma sanggup beli segitu.. Oe kasih tau ke Lu orang.. Ini adalah Permata Ruby merah sangat langka. Kalau lu punya yang lain,, Oe bisa kasih tunjuk Lu ke tempat Jual yang lebih mahal. Tapi yang ini Oe mohon jual lah sama Oe.. Dengan serius Junsu memohon.
Mendengar harga segitu mahal, Julian langsung setuju, Joko disamping hanya diam dengan tak percaya kalau benda yang ditunjukan Julian semahal itu..
"Baik.. Saya setuju.. Saya akan Jual ke Ko Junsu.."
"Woke... Woke.. Anak baik.. Anak baik...!!! Tunggu sebentar Oe ambil uangnya.."
Junsu lalu masuk ke dalam sebentar kemudian mebawa satu kotak berisi uang sebanyak yang dia sebutkan tadi.
"Ini uang 70juta. Lu tak usah hitung, Oe orang jujur.. "
Julian lalu menerima kotak kayu yang diberikan Junsu.
"Nak.. Apa lu masih punya benda yang lain seperti ini..? Tanya Junsu.
" Masih ko" Jawab Julian
"Kalau masih ada Oe tak sanggup beli lagi.. Tapi Oe bisa kasih tunjuk Kenalan Oe di Kajarta. Lu orang bisa pergi ke sana nanti biar Oe yang telpon dia"
Kemudian Junsu mengambil sehelai kertas dan menuliskan nama orang, alamat dan no telepon, dan memberikan ke Julian.
"Ini alamatnya.. Lu orang bisa pergi ke sana.. Oe yakin lu akan jadi orang kaya.. Hahaha.. Anak baik,, Anak baik,," Senang berbisnis dengan lu orang... Terimakasih.." Junsu lalu menjabat tangan Julian.
"Joko,.. Oe tidak punya duit lagi.. Lu bisa minta bagian ke anak ini.. Hahaha.. "
Joko hanya tersenyum puas.. Dia tak ada komentar sedikitpun. Dari tadi dia hanya diam sambil memperhatikan dua orang itu. Menurut nya bisa membantu Julian adalah kewajibannya.
"Ok Ko. Kalau tidak ada yang lain kami pamit dulu.. Terimakasih banyak Ko". Kata Julian dan kembali bersalaman dengan Ko Junsu.
"Silahkan.. Silahkan.. Oh iya. Kapan lu mau ke Kajarta..? Bagai mana nanti kita barengan saja.. Oe juga mau jumpa sama orang itu.. Mau jual benda ini.."
"Belum tau ko.. Memang kapan koko mau ke Kajarta.. "
" Rencana mungkin besok pagi Oe mau berangkat ke Kajarta, Lu orang bisa ikut Oe.. Besok sekitar jam 10 pagi Oe tunggu lu di Bandara".
"Baik Ko.. Besok saya ke sana jam 10 pagi. Kami pamit dulu ya.. "
"Woke.. Woke.. Oe tunggu jam 10. Bay.. "
Julian dan Pak Joko lalu masuk mobil dan pergi pulang menuju Rumah Joko dengan Lira yang sudah menunggu di Rumah.