Terlalu sakit hati atas semua perbuatan ibu mertuaku di saat kami masih miskin.Hinaan demi hinaan aku terima setiap saat hannya karena aku tidak bisa seperti menantunya yang lain.Di bandingkan di jadikan babu bahkan anak-anakku kerap mendapat perlakuan tidak baik dari mertuaku membuat ku dendam sampai mati.
Sekarang saat aku sudah sukses dan dia sudah penyakitan dia ingin aku merawatnya layaknya seorang mertua tentu saja aku menolak dan suamiku mendukung atas sikap ku yang jahat untuk saat ini.
Ikuti kisah rumah tanggaku yang begitu banyak cobaan hingga pada akhirnya Tuhan membuka pintu rejeki kepadaku dan suamiku sembuh dari penyakit yang di deritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
Rena menelan ludah dengan kasar,dia tidak menyangka Laura menantunya tega memesan makanan hannya untuk mereka padahal dia sudah melakukan pekerjaan rumah sejak tadi,dia menarik napas panjang lalu mengeluarkannya dia berusaha menahan rasa kesalnya di dalam hatinya.
Wanita yang sudah berumur lebih dari setengah abad itu pergi meninggalkan kamar menantu dan anak pertamanya menuju kamar menantu keduanya,kamar mereka tidak terlalu berjauhan.
"Siska....!!! Dedi buka pintunya apa kalian sudah tidur juga?" Rena memanggil dengan nada lembut,dia memanggil beberapa kali tapi sepertinya pemilik kamar tidak mau keluar atau mereka sudah tidur.
Dengan perasan sedih dia meninggalkan kamar menantunya,dia ke dapur lalu mengambil satu bungkus mie instan lalu merendamnya dengan air panas.
****
Bangun pagi-pagi sekali sebelum dia berangkat bekerja dia sudah memasak untuk suami dan anak-anaknya menyiapkan makanan mereka dan menyuapinya begitu juga dengan suaminya.
" Aku akan usahakan pulang nanti siang mas untuk memberikan kalian makan siang!!" Ucapnya di sela-sela dia menyuapi kedua anaknya.
"Tidak usah,kamu fokus saja kerja,aku sudah bisa mengambil makanan,aku akan memberikan anak-anak kita makan,aku juga harus banyak latihan gerak agar penyakitku segera di angkat." Jawab suaminya.
"Jangan terlalu di paksakan mas,aku takut nanti malah semakin parah." Jawab Maura.
"Itu tidak mungkin,lebih baik kamu segera berangkat kamu tidak mau kan di hari pertama kamu kerja kamu sudah telat." Suaminya mengingatkan dirinya membuat Maura segera sadar.
"Eh...Iya mas aku hampir saja lupa.Sayang kalian baik-baik sama papa jangan menyusahkan papa,nanti kalau aku sudah gajian aku akan beli apa pun yang kalian mau." Ucap Maura,lalu dia mencium kening kedua anaknya secara bergantian lalu dia mencium daun tangan suaminya sebelum akhirnya dia berangkat.
Maura segera meninggalkan rumah kontrakannya,sekarang dia sudah lebih tenang meninggalkan kedua anaknya di jaga suaminya karena keadaan suaminya yang semakin membaik rasanya dia belum percaya dengan keajaiban yang terjadi kepada suaminya tapi itulah kenyataanya dan dia sangat bersyukur untuk itu.
"Andai saja dulu kami cepat-cepat pergi dari rumah itu,mungkin suamiku akan sembuh dengan cepat,ah tapi ya sudahlah semuanya sudah di atur sang pencipta." Ucapnya dalam hati sambil berjalan.
Sesampainya di rumah majikannya penjaga gerbang langsung membuka gerbangnya,walaupun masih sangat pagi keadaan di luar sudah sangat ramai,orang-orang yang mau berangkat kerja sudah sibuk menunggu angkutan masing-masing.
"Terima kasih pak." Ucap Maura dengan sopan kepada penjaga gerbang lalu dia segera masuk ke dalam rumah,bibirnya selalu menebar senyum yang ramah hingga orang-orang mudah akrab dengannya seperti majikannya contohnya.
Maura segera ke dapur walaupun dia belum melihat majikannya,sebelumnya kemarin majikannya sudah memberitahu sarapan mereka untuk pagi ini.
Untungnya keluarga majikannya kalau pagi tidak makan makanan berat mereka hannya makan roti panggang di tambah susu dan majikan laki-laki segelas kopi hitam tampa gula.
Dengan semangat Maura menyajikan sarapan di meja makan,tidak lupa dia membuat kopi untuk majikan lelakinya seperti yang sudah di perintahkan sebelumnya.
" Selamat pagi nyonya,tuan?" Maura menyambut majikan barunya.
"Selamat pagi,siapa nama kamu? Semalam aku lupa bertanya?"
"Maura nyonya!!?
"Okelah kamu sudah tau pekerjaan mu apa-apa saja kan?"
"Sudah nyonya."
"Okelah,aku berangkat dulu,sepertinya aku sudah telat.Mas kamu belum berangkat?"
"Aku juga langsung pergi." Jawab pria paruh baya itu dengan nada dingin sedingin wajahnya. Pria itu hannya minum sedikit lalu pergi meninggalkan kopinya,begitu juga dengan majikan wanitanya hannya minum susunya seteguk setelah itu langsung pergi membawa sepotong rotinya.
Maura hannya bisa menghela napas lega setelah para majikannya pergi,mereka tidak banyak komentar,mereka benar-benar seperti orang sibuk.
"Sayang sekali semua ini,apa aku harus menyimpannya aku takut nanti di cari?"
"Kamu makan saja kalau mau,karena mereka tidak akan pernah makan makanan yang sudah di sajikan." Ucap penjaga pagar saat dia datang ke rumah.
"Benarkah pak,apa tidak masalah kalau aku memakannya?"
"Tidak kok mereka majikan yang baik kamu harus bersyukur di terima bekerja di rumah ini selain baik mereka juga loyal kepada Art nya." Ucap pria itu lalu pergi menuju dapur.
Akhirnya Maura memutuskan menyimpan roti dan susu itu ke lemari pendingin,dia ingin bekerja dulu baru makan,karena dia tidak ingin mengecewakan majikannya.
****
Tidak terasa seharian Maura bekerja di rumah majikannya,dia melaksanakan semua tugasnya dengan senang hati dan bahagia hingga kedua majikannya kembali dan dia layani dengan baik.
"Bibi terima kasih sudah bekerja keras untuk hari ini kamu sudah bisa pulang,jangan lupa bawa semua makanan yang tidak habis ke rumah mu,karena di rumah ini tidak akan ada lagi yang mau memakannya." Tentu saja Maura kaget sekaligus bahagia,bagaimana tidak bahagia di meja makan tersedia berbagai macam lauk yang enak di suruh bawa pulang.
"Terima kasih nyonya,terima kasih tuan,kalian sangat baik semoga keluarga ini selalu mendapat kebahagiaan." Maura berulang kali menunduk sambil mengucapkan terima kasih kepada kedua majikannya.
Setelah kedua majikannya meninggalkan meja makan,Maura langsung memasukkan semua makanan ke dalam masing-masing kantong kresek,setelah itu dia mencuci piring hingga bersih.
Maura pulang dengan sangat bersemangat, dia sudah tidak sabar untuk sampai di rumah memberikan semua makanan kepada anak dan suaminya,makanan lezat yang tidak pernah mereka makan selama berada di rumah mertuanya.
Wajahnya berseri-seri,rasanya dia sudah tidak sabar untuk sampai di kontrakannya dan makan bersama keluarga kecilnya.Di saat dia ingin menyebrang jalan tiba-tiba sebuah mobil hampir menyerempetnya dengan sengaja,Maura sangat kaget,tapi dia hannya diam saja karena dia sangat kenal dengan pemilik mobil itu.
Pemilik mobil menepikan mobilnya,Maura ingin segera pergi tapi Dedi keburu keluar dari dalam mobilnya lalu menarik tangannya dengan kasar.
"Maura kamu mau kemana? tinggal dimana kamu sekarang ayo ikut aku." Dedi menarik tangannya tapi Maura dengan keras langsung menarik tangannya.
"Lepaskan tanganku,kamu mau apa?"
" Ayolah ikut aku,_" Tiba-tiba Dedi memeluknya lalu mencium bibirnya dan menyentuh dadanya dengan kasar.
"Dasar binatang...Tolong....." Maura berteriak dengan keras,hingga Dedi tersadar dia langsung melepaskan tubuh Maura dari cengkeramannya.
Beberapa orang menatap mereka,dan mendekati mereka,tidak ingin ada masalah,Dedi segera masuk ke dalam mobilnya lalu tancap gas meninggalkan tempat itu.
Maura yang sudah sangat ketakutan,bahkan keringat dingin membasahi wajahnya,dia segera lari meninggalkan tempat itu rasanya dia tidak percaya Abang iparnya hampir bahkan sudah melecehkannya.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
maaf apakah semua orang Sunda begitu.klu kita punya ...semua keluarga dr pihak lelaki mengrongrong keuangan dan harta kita hingga habis .