Diakhir hidupku, akira sangat menyesal karena tak pernah menikmati hidup dan jika tuhan memberi ia kehidupan kedua maka ia akan hidup bersenang senang.
Tapi nyatanya hidup tetaplah sebuah perjuangan bukan hanya tempat untuk bersenang senang.
"Adelia yang kamu selamatkan itu sudah mati, Jendral Agra. Dia sudah mati. Dan aku bukanlah Adelia Putri Kerajaan Akris, aku bukan adik dari sahabat mu, aku bukan tuan putri yang hidup lemah lembut dan pemalu. Aku adalah jiwa yang berasal dari masa depan."
Penasaran gimana Akira yang pindah ke tubuh Adelia menjalani hidup di dunia kuno yang penuh dengan trik,
cus baca 👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
Hari berlalu begitu cepat dan tak terasa sudah dua minggu saja Adelia berada di dunia kuno ini.
Selama lebih dari satu minggu Adelia tak keluar kamar dan tak memperbolehkan satu orang pun masuk ke dalam kamarnya, ia memerintah Ada untuk mengatakan ia tidak mau diganggu.
Jendral juga datang beberapa kali tapi karena pintu kamar tak kunjung terbuka ia memilih pergi.
Sebenarnya Jendral bisa saja mendobrak pintu itu tapi karena dia juga sedang melakukan suatu misi jadi ia memilih untuk membiarkan Adelia dulu tapi ia masih meminta beberapa orang prajurit memperhatikan kamar Adelia.
Di dalam kamar itu Adelia mencoba memahami segala hal mengenai Kekaisaran ini dan walaupun tidak semuanya tapi ia bisa mengetahui garis besar yang terjadi saat ini.
Sebuah peta yang cukup besar membentang di atas lantai kamar Adelia, ada beberapa titik yang di bulatkan dan ada beberapa yang ia silang.
Dan disamping peta itu ada kertas kertas yang berisi keluarga Kerajaan dan ada satu foto yang dilingkar oleh Adelia.
.
.
.
Setelah dua Minggu akhirnya Adelia keluar dari kamarnya, ia menghembus nafas panjang saat keluar kama, angin santai menghembus menerpa kulitnya menghantarkan bau bau tanah setelah hujan.
Adelia menatap ke arah langit yang masih mendung padahal hari sudah siang, sepertinya hujan mengambil alih langit tak membiarkan matahari mengeluarkan cahaya kebanggaannya tapi bagaimanapun hujan menutupi cahaya itu, cahaya itu tetap akan sampai di bumi.
"Hari ini kita akan ke istana pangeran." ucap Adelia yang berhasil membuat Asa hampir jantungan.
"Jika Nyonya ingin kesana, nyonya harus pergi bersama Jendral, kalau tidak itu akan membuat orang orang akan beranggapan buruk tentang Nyonya." ucap Asa mencoba mengingatkan.
"Aku akan pergi ke Istana itu tanpa Jendral dan aku bukan pergi kesana sebagai Istri Jendral tapi aku akan pergi kesana sebagai rekan kerja." ucap Adelia dengan sebuah senyuman misterius.
Asa sedikit takut melihat senyum itu tapi dia hanya bisa diam saja.
"Kamu tunggu disini dan jangan biarkan siapapun masuk ke dalam kamarku termasuk Jendral, aku juga akan mengunci kamar tersebut, tugas kamu hanya menjaga agar tidak di dobrak oleh Jendral." Titah Adelia pada Asa.
"Tapi Nyonya, kamu tidak bisa kesana sendiri. Pelayan ini akan menemani Nyonya pergi, aku takut nanti ada yang mengenalimu." ucap Asa dengan wajah ketakutan.
"Jangan memasang wajah seperti itu, aku tidak menyukainya. Aku tidak akan apa apa, lakukan saja apa yang aku perintah." setelah itu Adelia langsung berjalan meninggalkan Asa yang terpaku dengan wajah penuh kecemasan.
.
.
Rintik rintik hujan masih mengguyur bumi tapi tidak sederas pagi tadi tapi masih memberikan rasa dingin pada kulit dan membuat orang sangat suka berada di bawah selimut.
Itu tak berlaku pada Adelia, walaupun gerimis ia tetap melangkah mantap menuju ke gerbang tinggi itu dengan pakaian serba hitam.
"Ada urusan apa kamu ke istana Pangeran? kamu tidak bisa masuk sembarangan." ucap penjaga gerbang menghentikan Adelia.
Adelia mengeluarkan kartu gold dari kantong baju membuat kedua penjaga itu tampak takut ketika melihat itu.
Dengan wajah yang tertutup sempurna dan hanya menampakkan mata tajam,dengan suara serak ia berkata,
"Aku ingin bertemu pangeran Lotus."
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya.
salam hangat dari author