Kyra terlahir sempurna meski dia tidak memiliki kehidupan yang sempurna.
Tumbuh menjadi gadis biasa membuatnya jauh bertalenta dari saudari-saudari tirinya yang penuh prestasi.
Kyra tumbuh sebagai gadis pemalu, pendiam serta lugu, tidak modis bahkan tidak mempunyai prestasi apa-apa.
Namun suatu hari takdir berkata lain dan mengubahnya menjdi berbeda, Kyra yang polos dan lugu berubah tiba-tiba menjadi gadis dewasa yang sempurna berkat adanya sebuah sistem misterius yang diperolehnya secara tak terduga.
Mampukah Kyra mencapai tujuan hidupnya oleh bantuan sistem misterius yang dia dapatkan itu ?
Mari kita saksikan setiap episodenya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Tujuan Pertama
Saeed tertawa kecil lalu meraih papan ular tangga dari dalam kotak berbentuk bintang.
"Apa rencanamu sekarang ?" tanya Saeed.
"Rencanaku ? Maksudmu ?" tanya Kyra balik.
"Tidakkah kau rindu pulang ke rumahmu sekarang ini", sahut Saeed.
"Pulang ke rumah ?" tanya Kyra menatap tertegun.
"Yah...", sahut Saeed seraya mengangguk pelan.
"Untuk apa aku pulang ke rumah ?" tanya Kyra. "Disana aku tidak punya tujuan hidup lagi, dan tidak seorangpun yang merindukanku pulang", sambungnya.
"Aku hanya menyarankan saja, agar kau menjenguk keluargamu disana, sekedar pamer, bukan masalah yang berarti", sahut Saeed.
"Kau ingin aku memamerkan apa pada mereka, akan menjadi bahan olok-olokkan saja jika aku pulang ke rumah", kata Kyra.
"Setidaknya kau telah berhasil dan sukses sekarang", sahut Saeed.
"Tapi aku masih belum bisa mengalahkan ketenaran Tabana yang sangat populer sebagai model sampul majalah", kata Kyra.
"Oh, siapa dia ? Tabana itu ?" tanya Saeed sembari mengerutkan keningnya.
"Adik tiriku", sahut Kyra.
"Menarik...", kata Saeed.
"Menarik !? Maksudnya dengan menarik !?" sahut Kyra ganti mengerutkan keningnya.
"Aku melihat kesedihan hatimu saat pertama kalinya kita bertemu, aura suram jelas terlihat dari aura tubuhmu kala itu", kata Saeed.
"Tidak ada yang baik dalam hidupku", sambung Kyra dengan tertunduk sedih.
"Kau diusir dari rumah dan pergi tanpa tahu tujuan", kata Saeed.
"Ya...", sahut Kyra.
"Tapi kini kau telah memiliki segalanya bahkan kau mampu membeli semua yang kau inginkan dari kekayaan tak terbatas yang kau punyai saat ini, Kyra", kata Saeed.
"Yah, aku tahu itu...", sahut Kyra.
Namun raut wajah Kyra tampak murung bahkan tidak terlihat rasa senang dari wajahnya yang cantik bersinar itu.
"Kenapa kau sedih, Kyra ?" tanya Saeed. "Dan apa yang kau sedihkan itu ?"
Saeed memandangi wajah Kyra dengan tatapan teduhnya.
"Entahlah, aku hanya merasa hatiku kosong, meski aku telah memiliki semua kekayaan itu", kata Kyra.
"Bersyukurlah, karena kesempatan tidak datang dua kali bahkan tidak juga datang kepada orang lain, tapi keberuntungan ini justru hadir dalam hidupmu, nona", sahut Saeed.
"Bisakah aku bahagia...", kata Kyra.
"Tergantung pada dirimu", sahut Saeed.
"Padaku ???" kata Kyra tertegun diam lalu menatap ke arah Saeed.
"Hatimu akan menemukan kesenangan disini, dengan membantu orang-orang yang memang membutuhkan bantuanmu, kau pasti nantinya akan menemukan arti senang dan hatimu tidak lagi kosong", sahut Saeed.
"Tapi aku sendirian...", kata Kyra.
"Sendirian ?" sahut Saeed. "Oh, tidak, tidak, tidak begitu keadaannya, kau tidak lagi sendirian, ada aku dan orang-orang yang akan datang kepadamu, kau akan menemukan kebahagian dari ini semua, Kyra", sambungnya.
"Benarkah itu ?" kata Kyra.
"Akan ada kesenangan serta kegembiraan yang datang dalam hidupmu dan akan mengubah seluruh nasib hidupmu", sambung Saeed.
"Aku sudah berubah sekarang dan tidak sama lagi seperti dulu, karena aku telah menjadi berbeda", kata Kyra.
"Tentu saja, sebab sekarang kau memiliki segalanya dan juga mempunyai sistem misterius yang tak tertandingi kehebatannya, kebahagiaan telah datang ke dalam hidupmu", sahut Saeed.
"Tapi aku tidak punya keluarga seperti orang lain", kata Kyra dengan tatapan sedihnya.
"Keluarga tidak perlu dari orang terdekat tapi bisa datangnya dari orang lain yang mungkin bisa mengubah seluruh hidupmu seperti kau memiliki keluarga", sahut Saeed.
"Aku tidak punya ayah lagi atau ibu lagi...", kata Kyra.
"Keluarga tidak harus ada ayah dan ibu, suatu saat nanti kau juga akan memiliki sebuah keluarga yang utuh, Kyra", sahut Saeed.
"Yah..., kuharap itu terjadi...", kata Kyra.
Kyra tersenyum manis ke arah Saeed yang menatapnya dengan senyuman menawannya.
"Bagaimana kau jadi mengunjungi keluargamu di rumah sekarang ?" tanya Saeed.
"Ya, kenapa tidak, aku juga sudah lama tidak melihat rumah itu dan aku merindukannya", sahut Kyra.
"Kalau begitu, pergilah sekarang, aku akan mengantarkanmu kesana", kata Saeed.
"Boleh...", sahut Kyra seraya mengangguk cepat.
"Baiklah, kita tutup toko ini dulu lalu pergi ke rumahmu sekalian saja aku ingin mengenal keluargamu", kata Saeed.
"Kenapa tidak !?" sahut Kyra lalu tersenyum simpul.
"Kita pergi sekarang", kata Saeed.
"Ya, baiklah...", sahut Kyra.
Saeed menjentikkan kedua jari jemari tangannya yang terbungkus oleh sarung tangan hitam sebanyak satu kali jentikan.
Sekejap saja, seluruh jendela toko tertutup rapat lalu terdengar suara klakson berbunyi keras dari arah luar toko.
"Tin... ! Tin... ! Tin... !"
Kyra segera memalingkan mukanya ke arah luar toko.
"Apa kau memesan taksi ?" tanya Kyra.
"Kita pergi sekarang, Kyra", sahut Saeed sembari tersenyum tipis.
Saeed menggandeng tangan Kyra sembari berjalan cepat ke arah luar toko.
Sebuah mobil berwarna ungu telah terparkir diluar toko.
"Mari bersenang-senang, Kyra !" kata Saeed seraya membukakan pintu mobil teruntuk Kyra.
Kyra langsung masuk ke dalam mobil dengan wajah senang.
Seketika itu juga, Saeed telah berpindah tempat dalam hitungan detik dan sudah berada di dalam mobil dan duduk di belakang setir kemudi.
"Kau sudah disini, Saeed !?" kata Kyra tersentak kaget saat dia melihat Saeed telah berpindah tempat ke dalam mobil.
"Yah, hanya dalam satu kedipan mata maka aku sudah berpindah tempat", sahut Saeed dengan senyuman manisnya.
"Hah, iya, kau benar, kau kan sangat hebat sekali", kata Kyra.
Kyra tertawa renyah sembari melirik ke arah Saeed, laki-laki misterius yang ditemuinya pertama kalinya setelah dia diusir keluar dari rumah ayahnya, Ikram.
"Apa bisa berangkat sekarang ?" tanya Saeed.
"Kenapa tidak !? Yah !" sahut Kyra seraya menganggukkan kepalanya.
"Mari berangkat !" kata Saeed.
Saeed menghidupkan mesin mobilnya lalu melajukannya ke arah jalan di dekat toko.
Mobil mulai bergerak cepat menuju ke tujuan yaitu rumah Kyra yang dulu dia tinggal bersama ayahnya serta ketiga saudari tirinya.
Senyum tipis menghiasi sudut bibir Saeed, ketika dia mengemudikan mobilnya, sepasang kacamata hitam terpasang diwajahnya yang semakin membuatnya tampan dan bersinar menawan.
Sedangkan Kyra duduk sembari menatap ke arah luar dari balik kaca mobil yang terus melaju kencang.
Jalanan kota terlihat ramai, hari mulai menjelang sore ketika mobil bergerak pergi menuju tujuan.
Tujuan mereka adalah rumah tinggal Ikram yang jaraknya cukup jauh dari arah pusat kota.
"Kuharap mereka tidak akan mendapatkan serangan jantung dan pingsan seketika, saat melihatmu nanti", kata Saeed sembari tertawa pelan.
"Jangan berharap yang tidak-tidak, karena aku tidak ingin berurusan dengan rumah sakit dan harus menanggung biaya perawatan sakit", sahut Kyra.
"Kau bisa saja, Kyra", kata Saeed tergelak keras.
"Apa kau tidak membawa hantaran kecil buat mereka, sekedar buah tangan ?" tanya Saeed.
"Untuk apa aku harus melakukannya !? Merepotkan sekali dan sangat menganggu saja !?" sahut Kyra.
Kyra terlihat enggan untuk memberikan hadiah kecil buat oleh-oleh yang akan dibawa ke kediaman Ikram.
"Setidaknya kau bisa menunjukkan bukti keberhasilanmu itu kepada mereka, keluargamu yang telah menyia-nyiakanmu dan menyakiti dirimu, Kyra", kata Saeed.
"Hadiah ?" tanya Kyra.
"Ya, tunjukkan hatimu yang lapang dan besar seluas samudra itu, agar mereka tahu bahwa kau tidak bersedih dengan apa yang telah mereka lakukan kepadamu selama ini", sahut Saeed.
Kyra mengalihkan pandangannya ke arah Saeed, tertegun sesaat dengan ucapan laki-laki misterius itu.
"Kenapa ? Kau ragu-ragu untuk melakukannya ?" tanya Saeed ketika Kyra menatap ke arah dirinya.
Kyra tidak menjawabnya, dia hanya duduk terdiam dan berpikir.
"Tidak usah terlalu dipikirkan ucapanku ini, biarkan semua berjalan seperti air mengalir ke tujuan akhir", sambung Saeed.
Saeed memutar setir mobilnya lalu berbelok cepat ke tikungan jalan didepan sana.
"Kita hampir sampai, pikirkan saranku ini, ada sebuah toko diujung sana, dan kau bisa membeli oleh-oleh untuk kau berikan kepada keluargamu", kata Saeed.
Saeed menginjak pedal gas mobilnya sehingga meluncur cepat.
"Apa yang dijual ditoko itu ?" tanya Kyra.
"Benda menarik yang sama seperti benda yang pecah sewaktu dulu, ketika kau diusir keluar dari rumahmu, Kyra", sahut Saeed.
"Kotak kaca ?" tanya Kyra tersentak kaget.
"Yah...", sahut Saeed sembari mengangguk cepat.
"Astaga !? Toko itu menjualnya ??? Bukankah itu benda berharga dan hanya dibuat khusus ???" kata Kyra.
"Hmmm..., yeah...", jawab Saeed sembari tergelak tawa.
"Tuhan ! Aku tidak percaya ini, mana mungkin barang spesial dijual secara umum dalam jumlah banyak dipasaran !" kata Kyra.
"Ya, seperti itulah kira-kira keadaannya yang sebenarnya", sahut Saeed.
"Baiklah, kita pergi kesana dan membeli benda yang sama itu, dan kita akan membawanya kepada Tabana", kata Kyra.
"Harganya agak mahal, tapi kurasa kau sanggup membelinya sekarang ini, Kyra", sambung Saeed.
"Bukan masalah bagiku, meski aku harus merogoh uang banyak untuk membelinya, dan aku akan mengembalikan kotak kaca itu kepada Tabana", kata Kyra.
"Yah, baiklah...", sahut Saeed seraya meluncurkan mobilnya dengan sangat cepat.
selamat akhirnya bisa juga, nih thor...
semangat ya... 👍💪