NovelToon NovelToon
Kamu Diantara Kita

Kamu Diantara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / JAEMIN NCT
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: Sunshine_1908

Kisah cinta diantara para sahabat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunshine_1908, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Candle Light dinner

Jaryan diam-diam memperhatikan Khaizan dari balik jendela kamarnya. Saat ia telah memastikan Khaizan benar-benar pergi, ia pun beralih ke pintu belakang untuk beranjak menuju apartemennya.

Ia harus menjelaskan segalanya kepada Adrian. Entah bagaimana caranya, entah bagaimana ia akan menceritakannya. tapi setidaknya harus ada kata yang keluar dari bibirnya atau Hazel akan semakin membencinya.

"Hai kak," baru saja ia memutar handle pintu apartemen nya dan Adrian sudah menunggunya di ambang pintu masuk.

"Dia di kamarnya, berhubung gue ada shift malam. Lo selesaikan masalah kalian, berdua aja ya? Good luck brother!" Adrian menepuk-nepuk pundak Jaryan, hingga membuatnya semakin gugup.

Alih-alih menemui istrinya, Jaryan malah beranjak ke dalam kamarnya sendiri. Ia ingin menyegarkan diri, rasanya ia begitu lelah untuk bertengkar saat ini. Namun begitu ia masuk ke dalam kamar pribadinya...

"Lho, apa ini?" seisi kamar sudah berganti dengan barang-barang milik Adrian.

Apa ini yang Adrian maksud sebelumnya. Ia berada dalam bahaya karena ini? Apa mungkin Hazel mengusirnya? Apa iya Hazel semarah itu?

Jaryan pun beralih ke kamar Hazel utnuk untuk meminta penjelasan. Namun sesampainya disana ia malah dikejutkan dengan penampilan Hazel yang sangat berbeda dari biasanya.

"Kamu mau kemana?" tanya nya ragu.

"Dinner..."

"Pakai baju se-terbuka ini? Ingat zel, gak semua orang diluar sana itu baik. Apalagi dengan pakaianmu yang terbuka seperti ini. Kamu bisa dalam bahaya." Hazel masih sibuk dengan riasan wajahnya tanpa menghiraukan ocehan dari suaminya.

"Mandi gih, nanti kamu pakai baju yang aku siapin ya Kak? Aku tunggu di depan. " Hazel menunjuk setelan jas yang telah ia susun rapih di atas ranjangnya. Bahkan lengkap dengan set dalaman yang sudah siap pakai.

"Apa-apaan nih? Dia serius mau keluar dengan dandanan seperti itu?" Jaryan baru saja hendak protes. Namun ia menyadari ada sesuatu yang aneh di dalam kamar istrinya itu.

Suasana kamar Hazel telah berubah drastis. Tatanannya, nuansanya bahkan dekorasi. Barang-barang miliknya juga sudah tertata disana.

Before

After

Jaryan pun akhirnya memilih untuk menurut. Ia ingin tahu apa maksud gadis itu, dengan mengikuti alur permainannya.

Saat ia masuk ke dalam kamar mandi, sudah tersedia bathtub berisi air panas lengkap dengan wewangian juga aroma therapy yang sudah tersedia disana.

Hatinya menghangat, tapi juga bingung. Apa akan ada tamu lain selain Adrian di rumah itu. Sampai-sampai suasana rumah harus berubah se drastis itu.

Jaryan menghabiskan waktu sekitar lima belas menit untuk menyelesaikan segalanya. Hingga ia beralih ke ruang tengah dan lagi-lagi menemukan hal aneh disana.

Ada begitu banyak lilin tersusun rapih di sepanjang jalan. Ada juga dekorasi yang tertata begitu indah di atas meja makan. Ia belum melihatnya saat masuk tadi. Namun seketika berubah hanya selama ia bersiap.

"Ini semua apa Zel?" tanya nya ragu.

"Aku siapin ini semua untuk kita." Hazel menghampiri Jaryan dan memeluk tubuhnya dengan mesra.

Melingkar kan tangannya di pinggang Jaryan, dan membenamkan wajahnya di dada bidang pemuda itu. Ia menghirup aroma Jaryan dalam-dalam dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Ini semua apa sayang?" Jery melerai pelukan mereka demi bisa menatap wajah istrinya dari dekat.

"Aku mau memperbaiki segalanya Kak. Aku ingin memulai semuanya dari awal." Jery menatap Hazel dengan tatapan yang begitu dalam.

Ia berusaha mencari sesuatu dari tatapan itu, namun gagal menemukannya, 'Kebohongan'. Tidak ada kebohongan dari tatapan gadis itu, ia yakin karena telah mengenal Hazel sejak mereka kecil.

"Kamu siapin ini semua dari kapan? Perasaan tadi gak ada deh?" dibanding harus mencari celah dibalik kebohongan Hazel, Jaryan lebih memilih untuk bisa menikmati segalanya selagi ia bisa.

"Aku hire EO juga design interior untuk bisa menyelesaikan ini secepat mungkin Kak. Masakannya juga aku pesan dari resto." Jaryan membantu Hazel untuk menarik kursinya dan duduk.

"Kamu sampai serepot itu?" tanya Jaryan dengan tatapan mata penuh haru.

Jaryan menuangkan minuman ke gelas Hazel, juga miliknya. Hazel sudah berusaha keras untuk menyiapkan segalanya, sekarang adalah giliran Jaryan bukan untuk melayaninya.

Jaryan menarik kursi yang berseberangan dengan milik Hazel. Mereka bersulang, dan saling bertukar pandang. Ini adalah makan malam pertama mereka sejak tinggal bersama di apartemen itu. Di tambah lagi, karena Hazel yang telah mempersiapkan segalanya secara khusus. Membuat malam itu terasa semakin indah untuk nya.

Tak lupa, Jaryan juga membantu memotong potongan steik milih Hazel dan menyuapinya. Di temani alunan musik klasik yang disetel lewat piringan hitam. Mereka melanjutkan acara makan malam mereka dengan berdansa dan saling menikmati momen kebersamaan mereka.

"Aku gak tahu kamu bisa se romantis ini Zel." Jaryan nampak tersipu ketika mengatakannya. Begitu juga dengan Hazel.

Rona merah di pipinya kini bukan lagi karena polesan perona pipi. Melainkan dari warna asli yang memancar lewat aura orang yang saling jatuh cinta.

"Rasanya aku belum pernah melihatmu menatapku sedalam ini Zel." gumam Jaryan takjub.

Ia yakin bahwa itu adalah tatapan penuh cinta. Ia pernah melihatnya disaat gadis itu tengah bersama dengan Jishan di masa-masa SMA mereka. Moment ketika mereka disandingkan sebagai pasangan Raja dan Ratu sekolah.

Tatapan itu tak pernah terlihat lagi, saat ia mengemban tugas yang sama bersama Khaizan. Sepertinya rasa yang dimiliki Hazel untuk mereka berdua memanglah sepenuhnya berbeda.

"Apa ini artinya hubungan kita benar-benar akan membaik?" tanya Jaryan di sela-sela langkah tarian mereka.

CUP!! Hazel tak menjawab, namun ia mengecup bibir Jaryan sebagai jawabannya.

Kecupan yang sebenarnya begitu singkat, namun sanggup menggetarkan hati sang penerima.

"Barang-barangku?"

"Aku memindahkannya ke kamar kita. Apa kamu suka dekorasinya Kak?" Jaryan lagi-lagi berdebar.

Berdebar untuk yang ke ratusan kalinya sejak pertama kali ia mengenal gadis itu. Jaryan benar-benar telah jatuh hati untuk yang kesekian kalinya kepada gadis itu. Gadis yang sama, yang selalu mengisi harinya selama puluhan tahun terakhir.

Jaryan pun melangkah maju dan meraih pinggang gadis itu semakin dekat. Ia meraih tengkuk Hazel agar bisa mengecap rasanya bibir gadis itu.

Awalnya hanya sekilas, namun berulang. Terus berulang hingga berlanjut ke sebuah lumatan. Lumatan dalam, dan begitu menuntut. Mereka benar-benar terbawa suasana.

Di bawah sinar lilin yang temaram. Serta wangi semerbak dari taburan kelopak bunga yang berserakan di sekitar ruangan, semakin menambah kesan romantis diantara mereka.

"I love you Hazel." Jaryan melepaskan lumatannya ketika mereka telah sama sama kehabisan nafas.

Hazel memang tak nampak begitu ahli. Ia hanya mengikuti tuntunan dari Jaryan dan mengikuti kemanapun suaminya itu membawanya.

Sementara Jaryan, ia hanya mengikuti naluri kelaki-lakiannya. Di tambah dengan suasana yang perlahan tercipta. Membuat ia nampak begitu lihai dalam melaksanakan segala tugasnya.

1
Ridwan Nakku
kuuuuyylah semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!