Dikehidupan pertamanya, dia adalah seorang teroris yang paling kejam, dan terus diburu oleh pihak kepolisian diseluruh dunia. Tangannya telah merenggut ribuan nyawa orang yang tak berdosa.
Namun petualangannya berakhir saat pesawat yang dia tumpangi terbang menukik dari ketinggian jelajah 35.000 kaki.
Siapa yang menyangka, jika jiwanya akan masuk kedalam tubuh seorang permaisuri yang lemah dan juga buruk rupa. Sanggupkah dia mengubah kehidupan malang yang dialami oleh pemilik tubuh yang ditempatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 04
Seorang pemuda berpakaian hitam berdiri dengan sangat gagah, tubuhnya yang ramping dan anggun dengan penampilan luar biasa yang terlihat seperti patung, wajahnya terlihat tampan bak pualam, begitu kontras dengan kulit bersih miliknya.
Namun matanya terlihat sangat dingin dengan raut wajah yang datar, dia adalah kaisar yang begitu ditakuti oleh semua musuhnya. Kaisar Yu Qing San seorang pemimpin dari kekaisaran Feniks emas, dan tinggal diistana merak surgawi.
Sudah hampir 1,5 tahun dirinya berada di dalam pertempuran, meninggalkan negri kelahirannya demi untuk bisa mencapai ambisi, menaklukan seluruh kekaisaran dibawah pemerintahannya.
Putra pertama dari kaisar Yu Chen dan juga ibu suri Yun Jian, yang berhasil naik tahta setelah membantai seluruh saudaranya, tangannya berlumuran darah, dan hatinya seakan telah mati, dia adalah mesin pembunuh dan juga dewa kematian bagi orang-orang yang menentang keinginannya.
Tangan kekarnya terkepal, meremas kertas yang baru saja dibacanya dengan sangat geram, dia tak menyangka keberadaan Huang Yue Li ternyata menyulut kemarahan sang ibu, sehingga berkali-kali wanita tua itu melakukan sesuatu untuk terus menyakiti menantunya.
Huang Yue Li terlalu lemah untuk bisa menjadi seorang pendamping Kaisar Yu Qing San, dia bahkan tak memiliki kemampuan apapun untuk membela dirinya di hadapan Ibu suri Yun Jian, tentu saja setelah Kaisar Yu Qing San kembali dari pertempuran nanti, dia harus segera menemui permaisurinya, untuk memperingatkan dirinya agar tidak mencari masalah dengan ibu Suri Yun Jian.
Kaisar Yu Qing San mengetahui dengan sangat pasti, bagaimana tindak tanduk dari sang Ibu selama dia masih menjadi seorang permaisuri kekaisaran, bahkan wanita itu tak segan untuk menghancurkan dan melenyapkan satu persatu selir yang diangkat oleh kaisar terdahulu, dan selalu mengajarkan kepada putranya untuk bisa menjadi yang terbaik dan menundukkan semua di bawah kekuasaannya.
Ibu suri Yun Jian tidak akan menerima jika ada seseorang yang memiliki kekuasaan setara apalagi lebih daripada dirinya, dia pasti akan melakukan berbagai macam cara, untuk bisa menghancurkan sekaligus melenyapkan orang itu.
Meskipun Kaisar Yu Qing San merupakan seorang pemimpin, Namun nyatanya dia hanyalah boneka dari ibu Suri, karena kekuasaan tertinggi di kekaisaran saat ini dipegang oleh sang ibu suri.
Mengingat hal itu Kaisar Yu Qing San terlihat sedikit muram, sepertinya dia telah melakukan kesalahan dengan membawa Huang Yue Li ke dalam istana kekaisaran, jika saja dia mengetahui bahwa putri dari Jenderal Huang itu merupakan seorang yang sangat lemah, mungkin dia tidak akan menjadikannya sebagai seorang permaisuri kekaisaran, mengingat pertarungan ha*em jauh lebih menakutkan dibandingkan dengan pertarungan hidup dan mati di Medan peperangan.
Entah bagaimana cara dia untuk bisa membuat permaisuri Huang Yue Li berhenti menjadi seorang yang lemah dan pecundang, bahkan selalu diremehkan oleh ibu suri, karena wajah buruk rupanya.
Saat memasuki istana kekaisaran, Huang Yue Li merupakan seorang gadis yang sangat cantik, namun setelah dirinya diangkat menjadi seorang permaisuri, tiba-tiba saja terjadi banyak sekali perubahan, wajah cantiknya dalam sekejap berubah menjadi menakutkan, membuat semua orang merasa jijik, bahkan dengan hanya menatap wajahnya saja.
Kaisar Yu Qing San bukanlah seseorang yang peduli terhadap pertarungan antar wanita, baginya cukup dengan mendapatkan kekuasaan yang lebih, maka dia akan merasa sangat senang hati, sedangkan untuk urusan pendamping maupun Ibu suri, biarkan saja takdir yang menentukan seperti apa jalannya nanti.
Bukankah wanita di dunia ini tak hanya satu dua? bahkan dia bisa mengangkat seribu selir jika memang menginginkannya, lalu untuk apa dia harus melelahkan diri mengurus segala macam keperluan dan juga melindungi permaisuri Huang Yue Li?
Menempatkan wanita itu di dalam istana kekaisaran sudah merupakan sebuah berkah yang luar biasa, yang dikirimkan Dewa pada gadis biasa, yang merupakan putri dari seorang jenderal perang yang telah menorehkan banyak sekali jasa dalam setiap pertempuran yang diikutinya.
.
.
.
Huang Yue Li saat ini terus saja menggembleng dirinya beserta Wei Wei sang pelayan, agar keduanya bisa menjadi semakin kuat dan tidak diremehkan kembali saat nanti mereka dijemput untuk pulang menuju kekaisaran.
Jika dulu Wei Wei hanyalah seorang gadis yang cengeng dan juga sangat penakut, namun kini pelayan setia Huang Yue Li itu telah berubah menjadi seorang monster yang menakutkan, tak jauh berbeda dengan sang majikan.
Huang Yue Li beserta Wei Wei seringkali masuk ke kedalaman hutan, hanya untuk berburu binatang buas, keduanya terlihat sangat menikmati setiap detik kebersamaan mereka, terlebih saat mereka mulai menarik busur panah dan menembak mangsa mereka dengan tepat sasaran.
Keduanya akan selalu merayakan setiap keberhasilan yang mereka lalui, termasuk dalam pelatihan beladiri, Huang Yue Li juga saat ini sudah memberikan berbagai macam ilmu kepada Wei Wei tentang bagaimana caranya merawat diri dan juga memasak.
Selain itu, pelayan kesetiaan permaisuri itu juga telah lihai dalam memainkan berbagai macam alat musik, senjata, bahkan dalam tarian. Setiap kali keduanya berlatih bersama, mereka akan terus saling menjajal kekuatan masing-masing.
Bogem mentah ataupun sayatan pedang sudah biasa mereka terima, Huang yueli tidak pernah merasa takut jika tubuhnya akan terluka, karena lagi-lagi kemampuannya sebagai seorang ter*ris dari masa depan dia praktekkan dalam kehidupan keduanya.
Dia sangat lihai dalam meracik berbagai macam obat-obatan herbal maupun racun, sekalipun tubuhnya terluka, itu tak akan pernah meninggalkan bekas, karena racikan obat yang dibuat oleh Huang Yue Li nyatanya berhasil membuat tubuhnya kembali mulus seperti sedia kala.
Saat ini kedua wanita itu terlihat sangat lemah di gubuknya, setelah mengkonsumsi racun tingkat rendah yang dibuat oleh Huang Yue Li. Permaisuri kekaisaran Feniks Emas itu, dengan sengaja meminum racun bersama pelayan setianya, agar di masa depan dirinya beserta Wei Wei menjadi kebal terhadap berbagai macam racun.
Karena lagi-lagi, persaingan istana memungkinkan jika akan adanya seseorang yang mengirimkan racun ke kediaman mereka, karena itulah Huang Yue Li mulai menerapkan untuk mengkonsumsi sedikit demi sedikit racun setiap harinya, kepada dirinya dan juga pelayannya.
Setelah tinggal dalam pengasingan dihutan selama satu tahun, mereka semakin kuat dan kebal. Bahkan tak jarang mereka juga membiarkan dirinya terluka, akibat serangan binatang buas, berbagai macam luka pernah keduanya terima, namun berkat ramuan terbaik yang dibuat oleh Huang Yue Li, tubuh mereka tidak pernah merasakan sakit sekalipun.
Keduanya saat ini terlihat semakin cantik, dengan kulit yang halus mulus, jika Wei Wei adalah kecantikan diseluruh benua, maka Huang Yue Li adalah kecantikan sang Dewi.
Andai saja Ibu Suri Yun Jian melihat keduanya saat ini, mungkin dia akan semakin mengutuk dewa dan menjedotkan kepalanya ketembok karena geram, dia tidak mungkin menerima begitu saja menantu sampah di istananya.
Wanita tua itu pasti belum mengetahui tentang kebenaran, bahwa kini menantunya sudah bukanlah seorang pengecut seperti dulu. Huang Yue Li sudah berubah menjadi seorang gadis yang tak takut mati, memiliki berbagai macam kemampuan, lihai menggunakan senjata tajam dan tentunya terlatih dalam setiap pertempuran, baik itu di tempat terbuka ataupun pertempuran diam-diam.
Gubuk tempat tinggal mereka saat ini sudah dirobohkan, Huang Yue Li tak lagi membutuhkan gubuk untuk mereka tinggal, saat ini keduanya hanya membuat ayunan dari rotan yang kemudian diikatkan dengan sangat kuat ke batang-batang pohon besar. Siapa yang akan berani mengganggu keduanya? bahkan bisa ular sekalipun tak akan mampu membuat keduanya cedera apalagi mati.