Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.
Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.
Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch - 10 : Kau Buka Harga Aku Membelinya
"Tuan Muda memang yang terbaik. Dengan cara ini akhirnya Sekte Biru Delima tidak lagi menaikkan harga." Zhao Weisheng tersenyum begitu puas sambil mengelus dagunya.
"Jika patriark di sini aku yakin dia akan sangat bangga melihat perkembangan tuan muda," tambahnya.
Zhao Jinhai yang ada di samping tanpa sadar mengepalkan tangan saat membicarakan tentang patriark. Dia mengingat dengan jelas kenangan dua puluh tahun lalu di mana kehancuran Pulau Sungai Darah terjadi tepat di depan matanya.
Patriark, tetua agung, tetua pertama dan tetua kedua. Mereka dengan banyak orang lainnya berjuang mati-matian. Berkorban demi memberi waktu kelompok lain yang terdiri dari wanita dan anak-anak untuk melarikan diri.
Ada lebih dari dua ratus orang dalam rombongan. Tapi pada akhirnya yang berhasil selamat meninggalkan pulau hanya separuh dari jumlah tersebut. Mereka bersembunyi di Kekaisaran Fang dan terus berpindah dari satu kota ke kota yang lain. Kemudian mereka menetap di Kota Hua Hen dan mulai membangun kembali kekuatan.
Namun semua itu tidak berjalan begitu saja. Status penduduk Pulau Sungai Darah membuat mereka harus menyembunyikan identitas selagi di saat yang sama berjuang menghadapi tekanan dari kelompok kekuatan lokal
Dua puluh tahun berlalu, dan mereka sekarang memiliki Paviliun Pedang sebagai kelompok nomor tiga terkuat di kota. Adalagi Organisasi Bayangan Hitam yang berdiri di belakang sebagai kelompok yang lebih kuat dan telah menghebohkan kekaisaran dengan aksi eksekusi empat keluarga bangsawan.
Dengan perkembangan yang pesat ini mereka belum berniat berhenti. Selagi masih ada pelaku mereka tidak akan berhenti sebelum semua mendapatkan pelajaran setimpal.
Mata dibayar mata, nyawa di bayar nyawa. Itu adalah kalimat yang membuat mereka bisa bertahan sejauh ini.
"Kita akan membalasnya." Zhao Weisheng menyentuh tangan Zhao Jinhai yang terkepal. Seolah tahu dengan apa yang dipikirkan juniornya pria tua itu berusaha menenangkan Zhao Jinhai.
"..."
Zhao Jinhai menarik nafas cukup panjang. Perlahan menjadi lebih tenang dan segera mengalihkan pandangannya kembali ke panggung
___
Di bilik Keluarga Gu.
"Kau tak perlu memberikan gulungan itu. Karena membelinya dengan uangmu sendiri kau bisa menyimpannya."
Suara Gu Bei memecah keheningan yang sempat membuat bilik Keluarga Gu terasa sunyi. Pria itu mengambil papan lelang sambil memperbaiki posisi duduknya, lalu memperhatikan ke atas panggung.
Zhao Yang mengangguk. "Jika begitu aku akan menyimpannya seperti yang Ayah Mertua katakan."
Gu Bei hanya berdehem, sedangkan Gu Yi mendengus cukup kesal.
"Memangnya suatu saat segel itu akan terbuka dengan kau menyimpannya?" Gu Yi berdecak. "Tidak semua orang bisa membuka segel. Hanya orang yang tahu kuncinya, atau ahli segel dengan pemahaman sangat tinggi yang bisa membukanya."
"Kau jelas bukan seorang ahli segel. Kau juga tidak tahu kuncinya. Jadi selama apapun kau menyimpannya, gulungan itu hanya akan menjadi gulungan biasa."
Beberapa orang di kursi belakang ikut mencibir. Mereka tertawa seolah benar-benar tahu jika Zhao Yang tidak akan bisa membuka segel di gulungan itu. Mereka terlihat seperti katak dalam sumur. Karena tidak tahu jika Zhao Yang sebagai keturunan Klan Zhao jelas sangat paham dengan segel yang diwariskan oleh klannya.
"..."
"Kau seharusnya menggunakan uangmu dengan baik." Gu Xingyu menatap Zhao Yang dan perhatiannya tertuju ke dua barang yang dibeli pria itu. "Alih-alih membeli barang yang belum tentu berguna lebih baik membeli ramuan inti roh agar bisa membangkitkan kekuatan."
"Sebentar lagi ramuan inti roh pasti muncul. Apa kau masih punya cukup uang?"
"Xingyu. Aku sudah tak membutuhkan ramuan itu."
Meski air mukanya berubah Gu Xingyu tampak tenang menanggapi jawaban Zhao Yang. Namun hal itu tidak berlaku untuk Gu Yiwei.
"Dasar! Kakakku begitu peduli denganmu tapi kau bahkan tidak mau berusaha. Apa gunanya punya uang jika tidak memiliki basis budidaya? Apa kau akan menggunakan uangmu yang tak seberapa itu untuk bertarung jika suatu saat kakak dalam bahaya?!" Gadis itu berkata dengan tajam. Terlihat sangat marah jika melihat dari raut wajahnya.
"..." Zhao Yang tidak sempat berkata saat Gu Bei sudah membuka mulutnya
"Yiwei! Jangan membuat keributan di sini. Kita masih di ruang lelang."
Gu Yiwei mendengus dan memalingkan wajahnya dengan gerakan yang kasar. "Kakak. Jangan pedulikan lagi suami tak bergunamu itu. Entah apa yang ada dalam kepalanya hingga berkata dengan begitu yakin tidak membutuhkan ramuan inti roh. Pokoknya jangan pedulikan lagi."
Zhao Yang mendengarnya tapi tak mencoba mengatakan apapun. Sementara di saat yang sama lelang sekarang sudah sampai pada barang ke dua belas. Satu botol ekstrak daun semanggi api. Memiliki khasiat meningkatkan aliran Qi sehingga secara tidak langsung juga mempercepat kultivasi.
Barang seperti ini sebenarnya cukup berharga. Namun tidak cukup untuk membuat peserta di bilik VIP mengeluarkan tawaran.
Pada akhirnya ekstrak daun semanggi api dimenangkan oleh peserta umum dari tempat duduk tunggal.
"..."
Lelang berlanjut, dan setelah hampir lima barang bilik VIP begitu hening, barang ke enam belas, bunga anggrek biru menarik perhatian beberapa bilik termasuk bilik Keluarga Gu.
"Xingyu. Sepertinya hari ini keberuntunganmu," seru Gu Bei, menatap putri sulungnya. "Yang kau butuhkan untuk menerobos ke tingkat bumi sekarang benar-benar muncul di lelang ini."
Xingyu begitu fokus memperhatikan kotak kayu yang menyimpan bunga anggrek biru. Sekilas memperhatikan beberapa bilik di samping yang tampaknya juga memiliki ketertarikan pada bunga anggrek biru itu.
"Baik. Harga awalnya adalah sembilan puluh ribu. Setiap kenaikan tidak boleh kurang dari dua ribu. Tuan dan Nyonya, silakan menawar!"
"Sembilan puluh lima ribu!"
"Sembilan puluh tujuh ribu koin emas!"
"Seratus ribu!"
"Seratus dua ribu!"
Dengan begitu cepat harga terus naik dan menyentuh angka seratus lima puluh ribu. Dari sana mulai berkurang orang-orang yang menawar dan hanya tersisa dua orang di bilik VIP.
Satu dari bilik Keluarga Gu dan satu lagi dari bilik Keluarga Jian.
"Paman Gu. Sepertinya Paman sangat ingin mendapatkan bunga anggrek biru itu. Apakah nantinya bunga anggrek biru itu akan digunakan Xingyu untuk menerobos tingkat bumi?"
Tiba-tiba datang suara dari bilik Keluarga Jian. Gu Bei tahu itu suara milik Jian Yun, Tuan Muda Jian. Dia diam beberapa saat sebelum merespon perkataannya. "Karena Tuan Muda Jian tahu betapa pentingnya bunga anggrek biru untuk Xingyu, bisakah membiarkan kami mendapatkannya?"
Terdengar suara tawa dari pria berusia tiga puluh tahun itu. "Tentu saja. Tapi biarkan aku yang membelikannya. Ini hadiah untuk Xingyu dariku."
Ekspresi Gu Bei tampak tidak baik-baik saja mendengarnya. Gu Xingyu pun demikian. Juga Gu Yiwei yang tampak memberikan cibiran pada apa yang disampaikan Jian Yun.
"Dia masih tidak menyerah meski sudah ditolak berkali-kali. Jian Yun, pria ini sangat tidak tahu malu!"
Beberapa orang di kursi duduk tunggal juga mulai bergosip.
"Apakah Tuan Muda Jian sekarang sedang mencoba merayu Nona Gu Xingyu? Apa ini tidak masalah?"
"Meski suaminya tidak berguna dan tidak mempunyai latar belakang, tapi tetap saja Nona Gu Xingyu adalah wanita yang sudah menikah. Tuan Muda Jian merayunya di depan banyak orang. Bukankah ini agak tidak pantas?"
Saat semua orang begitu sibuk membicarakan masalah ini, Zhao Yang dengan tangan yang terkepal tiba-tiba mengangkat papan lelang yang diambilnya dari Gu Bei dan membuka tawaran.
"Dua ratus ribu koin emas!"
Suaranya membuat ruang lelang seakan terhenyak beberapa saat. Seluruh mata tertuju kepadanya.
"Sebagai suami Xingyu, aku, Zhao Yang, sangat berterima kasih atas kemurahan hati Tuan Muda Jian. Tapi Xingyu tidak terbiasa menerima hadiah dari orang asing, jadi biarkan aku, suaminya, yang membayar untuk bunga anggrek biru itu."
"Sekali lagi terima kasih untuk kemurahan hati Tuan Muda Jian."
Zhao Yang menutup mulutnya dan mengembalikan papan lelang ke tangan ayah mertua. Dia masih menjadi pusat perhatian. Tapi kini tatapan yang berbeda di tunjukkan oleh beberapa orang.
"Woah! Dia terlihat sangat keren saat mengatakannya."
"Aku yakin Jian Yun sedang kesal. Ha-ha-ha.. Aku bisa membayangkan wajah kesalnya saat dipermalukan seperti itu."
Benar saja. Di bilik Keluarga Jian, Jian Yun sekarang sedang tantrum. Dia sangat marah dan merasa dipermalukan. Tapi tidak bisa melakukan apapun setelah sang ayah agar meminta dirinya tidak terpancing.
"Jian Yun. Kendalikan dirimu. Jangan mempermalukan diri lebih jauh dengan terpancing perkataannya."
Jian Yun sudah sangat emosi. Dia merasa tidak terima karena yang mempermalukannya adalah menantu yang terkenal tidak berguna.
"Zhao Yang! Awas saja kau."
lanjutkan lg ceritanya thorrrr