NovelToon NovelToon
Terpikat Cinta Mas Duda

Terpikat Cinta Mas Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bunda RH

Salwa Nanda Haris, anak sulung dari pasangan Haris dan Raisya. Salwa menolak perjodohannya dengan Tristan, pria yang berstatus duda anak satu.

Awalnya Salwa sangat menolak lamaran tersebut. Ia beralasan tak ingin dibanding-bandingkan dengan mantan istrinya. Padahal saat itu ia belum sama sekali tahu yang namanya Tristan.

Namun pernikahan mereka terpaksa dilakukan secara mendadak lantaran permintaan terakhir dari Papa Tristan yang merupakan sahabat karib dari Haris.

Sebagai seorang anak yang baik, akhirnya Salwa menyetujui pernikahan tersebut.

Hal itu tidak pernah terpikir dalam benak Salwa. Namun ia tidak menyangka, pernikahannya dengan Tristan tidak seburuk yang dia bayangkan. Akhirnya keduanya hidup bahagia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingin adik

Keesokan harinya, sebelum sarapan Tristan memanggil Roby ke ruang kerjanya. Sebelum itu Tristan sudah mengecek CCTV di area dapur.

"Ada apa, Bang? Kenapa sepertinya abang sangat serius?"

Sebelum membalas pertanyaan dari Roby, Tristan malah menamparnya. Robby pun terkejut dengan apa yang dilakukan Tristan. Ia memegang pipi kanannya yang terasa kebas.

"Ada apa, Bang? kenapa tiba-tiba Abang menamparku?"

"Tanyakan kepada dirimu sendiri! Apa salahmu?"

"Aku tidak mengerti maksud Abang!"

Tristan pun menunjukkan rekaman CCTV di dapur semalam. Meski nampak gelap tapi gerak-gerik malam itu masih bisa dilihat. Robby terkejut melihat rekaman itu. Dia tidak menyangka perbuatannya bisa diketahui oleh Tristan.

"Apa kamu ingin menyangkalnya, Roby?"

"Tidak, Bang! Abang salah paham, kejadian yang sebenarnya tidak seperti itu!"

"Sudahlah, Roby! Kamu tidak usah membela diri, aku lebih percaya kepada istriku tidak mungkin dia menyerangmu pakai air kalau kamu tidak berbuat macam-macam kepadanya!"

Roby ketakutan, dia tidak ingin usahanya terancam hanya karena kesalahanku itu. Ia pun meminta maaf.

"Maafkan aku, Bang! Aku khilaf!"

"Ajak Ibu pulang hari ini juga, kalau kamu mau usahamu selamat!"

"Iya, Bang! Sekali lagi maafkan aku! Aku menyesal!"

"Hem.."

Roby pun segera menemui ibunya dan mengajak Bu Lani untuk kembali ke Jawa Tengah. Roby beralasan ada masalah dengan usahanya di sana dan dia harus segera kembali. Bu Lani pun percaya kepada Robi Bu Lani bersiap-siap mengemas barang-barangnya.

"Bu, jangan sekali-sekali Ibu meminta Ira untuk tinggal bersama kita! Itu pun kalau Ibu masih sayang dengan harta ibu! biarkan Ira tetap tinggal bersama Bang Tristan! Bukankah Ibu mau mengambil Ira hanya untuk dijadikan sebagai mesin penghasil uang?"

"Diam kamu, Roby! Ini demi kebaikan kita!"

"Bukan kita, tapi Ibu saja! Sudahlah, ayo kita segera pergi dari sini! Kapan-kapan Ibu bisa menemui Ira lagi!"

Akhirnya sore hari mereka berdua berpamitan kepada Tristan Bu Lani juga berpamitan kepada Ira. Ia memeluk dan mencium Ira. Tristan melarang Salwa untuk menemui mereka. Dia sangat paham dengan perasaan istrinya.

"Ira, kapan-kapan nginep di rumah nenek ya? Nenek pasti akan sangat merindukan Ira!"

"Iya, Nek! Nenek dan Om Roby hati-hati di jalan!"

Tanpa mengurangi rasa hormat, Tristan pun mencium punggung tangan Bu Lani.

Setelah kepergian Bu Lani dan Tristan, Khumairah mengungkapkan isi hatinya kepada Salwa.

"Bunda, apa benar Ira yang menyebabkan Mama meninggal?"

Sontak Salwa terkejut mendengar pertanyaan dari Khumairah. Apa lagi saat ini mata Khumairah sudah berkaca-kaca.

"Hah? Siapa yang bilang, Sayang?"

"Ira dengar sendiri waktu Abi bilang begitu sama Nenek!"

Salwa bingung mau menjawab. Ia berpikir untuk mencari kalimat yang tidak menyudutkan keduanya.

"Sayang, Nenek hanya bersedih saat itu! Dia kehilangan putri satu-satunya! Tentu saja dia menyalahkan semua orang! Mama meninggal karena Allah yang lebih sayang sama Mama! Bukan karena Ira! Ira adalah anugrah terindah bagi Mama dan Abi. Ira paham kan, maksud Bunda?"

Ira menganggukkan kepala.

"Anak sholeha!"

Obrolan keduanya tak luput dari perhatian Tristan. Tristan diam-diam menguping di balik pintu kamar Khumairah.

"Kamu memang selalu bisa mengatasi masalah! Bagaimana aku tidak semakin mencintaimu?" Batin Tristan.

Untuk mengurangi kesedihan Khumairah, Salwa mengajaknya bermain ke rumah Salman.

"Mas, aku mau mengajak Ira main ke rumah Sek Salman, Boleh ya?"

"Iya, boleh! Biar Mang Jaja yang anterin!"

"Aku pinginnya bawa mobil sendiri, Mas! Udah lama nih nggak bawa mobil!"

"Ya sudah sama aku saja!"

Salwa tidak bisa membantah suaminya. Mereka pun berangkat ke rumah Salman. Membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke sana. Selama perjalanan, Ira masih nampak murung.

Akhirnya mereka sampai di rumah Salman tepat adzan Maghrib.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikum salam..."

"Lho, Mbak Salwa! Kok nggak bilang-bilang kalau mau ke sini?" Ujar Naila, istri Salman.

"Iya, rencananya dadakan, Nai!"

"Hai, Kak Ira!" Sapa Naila.

Khumairah pun mencium punggung tangan Naila.

"Kemana Salman?" Tanya Tristan.

"Ada, Bang! Mungkin sedang ambil wudhu' sama anak-anak! Ayo Mbak, Bang! Mungin mau shalat dulu?"

"Iya, langsung shalat saja!"

Setelah selesai shalat Maghrib, Khumairah bermain dengan Ayla dan Alya. Sepertinya Khumairah sangat senang bisa bermain dengan mereka. Salwa lega melihat Khumairah sudah tidak murung lagi.

Para orang tua saat ini sedang berbincang di ruang keluarga. Beruntung Baby twins sedang anteng bersama encus mereka.

"Mbak Salwa, apa sudah ada tanda-tanda?"

"Tanda-tanda apa, Nai?"

"Tanda-tanda adiknya Ira!"

"Apaan sih, baru juga 15 hari!"

"Siapa tahu tokcer, Mbak! Secara kan, duda! Pasti ngegas, haha...." Salman menyahuti, lalu melirik Kakak Iparnya.

Tristan mulai terbiasa dengan adik iparnya yang tengil itu. Salwa hanya bisa menggelengkan kepala mendengar perkataan saudara kembarnya.

"Maklumin ya, Mbak, Bang! Tahu sendiri kan, gimana tengilnya suamiku!"

"Gini-gini kamu juga cinta sama aku, Mi!" Sahut Salam kembali.

Beberapa menit kemudian, Salwa membantu Naila menyiapkan hidangan makan malam. Semua makan sudah dimasak oleh ART, mereka hanya tinggal menyajikan saja.

"Anak-anak ayo makan dulu!" Panggil Naila.

"Iya, Mi!"

Mereka pun makan malam bersama. Setelah makan malam selesai, Salman mengajak Tristan duduk di kursi depan rumahnya. Sedangkan Salwa dan Khumairah menjaga Baby Twins.

"Naila, mereka lucu sekali ya?"

"Iya, Mbak! Pingin ya?"

"Ya, kalau aku sih, apa kata Allah saja!"

"Tapi sudah usaha, kan?"

"Ya harus dong!"

"Berarti udah cinta dong sama Bang Tristan?"

Salwa tersenyum di balik cadarnya.

"Kalau aku lihat dari netra Mbak Salwa Kayaknya udah cinta mati deh sama Bang Tristan. Iya kan, iya kan?" goda Naila.

"Ish kamu nih! Udah ketularan Salman!"

Sementara para lelaki ngobrol soal pekerjaan, anak-anak ngobrol soal adik. Ayla dan Kya sangat antusias menceritakan kesenangan mereka saat adik kembarnya lahir.

"Zain suka nangis, kalau Zean murah senyum." Ujar Ayla.

"Ah menurutku sih, Zain lebih tampan daripada Zean, Dek!" Sahut Alya.

"Senang sekali ya kalian, punya adik? Aku kapan?"

"Minta saja sama aunty Salwa, Kak!" Ujar Ayla dengan polosnya.

Karena sudah malam, Salwa dan Tristan mengajak Khumairah pulang. Merekacberpamitan kepada pemilik rumah.

Di perjalanan, Khumairah murung lagi. Salwa mencoba menghiburnya.

"Nak, kamu kenapa lagi? Kan Bunda bilang, besok kamu boleh kok main ke rumah Alya lagi."

"Ira nggak pa-pa kok! Tapi..."

"Tapi apa?"

"Ira pingin punya adik kayak Dek Zean dan Dek Zain." Ujar Khumairah dengan polosnya.

Salwa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ira mau do'a terus ya? Semoga Bunda cepat hamil." Tristan menyahuti.

Khumairah mengangguk.

"Memangnya Ira mau adik cowok?"

"Cewek atau cowok sama saja, Bi. Yang terpenting tidak nakal."

Tristan dan Salwa tersenyum.

Bersambung.....

...----------------...

Next ya kak...

Jangan lupa mampir juga di Novelnya Salman dan Naila ya kak!

Judulnya 'Cinta dalam Do'a (sequel Ketegaran Hati Raisya)'

Terima Kasih

1
Novida Eryani
Luar biasa
Bunda RH: makasih kak
total 1 replies
Anonymous
Judul cerita riky tita mana ta? kok gak dpt
Bunda RH: jodoh yang tertunda kak, langsung masuk ke brandaku kak kalau kakak sudah follow
total 1 replies
Yuni
sangat bagus
Bunda RH: Terima kasih Kak 🥰
total 1 replies
Tira Aneri
Luar biasa
Bunda RH: makasih kak
total 1 replies
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Akhirnya...Makasih Thor
Lanjut Baca ke 4...🤗🥰
Bunda RH: makasih ya kak 😘
total 1 replies
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Saif Ali Khan ...😁
Bunda RH: emang author penggemar India 🤣
total 1 replies
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Sedih Bgt ... 😢😢😢
Bunda RH: iya kak 🥲
total 1 replies
Khairul Azam
klo duda mati tu ksya gimana gitu gajel dihati
Bunda RH: iya kak
total 1 replies
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Ooh Iya..Gina Gak Datang.. Knp..🤔🤔
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Okay...Nunggu Lanjut Thor...👍🏻👍🏻
Bunda RH: makasih kak, sehat selalu
total 1 replies
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Semoga Bahagia Thor...
⛱ᵃᵞᵘ🏝
🤔🤔🤔🤔🤔
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Alhamdulillah...Met SAMAWA Buat Arif & Ira...🤲🏻😘🥰
Gina Ga Ketauan Iy...😅😅
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Alhamdulillah...Met Iya Arif & Ira...
Uda Dapat Restu...🤲🏻🤲🏻😘😘😍😍
Bunda RH: makasih kak
total 1 replies
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Kasihan Ira...😢😭😭
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Eeh...Ada Pempek, Model Tekwan ... 👍🏻👍🏻
Oleh² Khas Palembang 🤭😁
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Anak Pertama...🤭😁
⛱ᵃᵞᵘ🏝
Miss Gina...🙄🙄
Okto Mulya D.
Terimakasih Author, kereeeenn banget ceritanya...
Bunda RH: makasih juga kak
total 1 replies
Bunda RH
mang sedih 😭😢😵😷
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!