Alana seorang gadis biasa yang sangat suka membaca novel di waktu senggangnya. Hingga ada satu novel yang membuatnya benar-benar sangat kesal.
Tapi siapa sangka ia justru terjebak menjadi pelayan dari penjahat utama dalam novel tersebut.
"Aku benar-benar akan mati jika terus begini." Gumamnya.
"Akh pangeran bajingan !" Umpatnya.
"siapa yang kau sebut bajingan ?"
"Mati aku..."
Dapatkah Melisa terus bertahan hidup dan dapatkah ia merubah akhir dari novel itu ? ayo saksikan kisahnya di "Transmigrasi menjadi pelayan pria jahat."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam menegangkan
"Bukan mencari cara tapi mereka justru mencari kambing hitam. Ibu anda adalah korban, kedua orang itulah yang salah ! Ibu anda tidak salah sedikitpun, oh ya kesalahannya hanya satu yakni tidak membunuh kedua manusia sampah itu." Ujar Alana.
...***************...
Saat ini tampak seorang pria tengah begitu sibuk dengan begitu banyak pekerjaannya. Sebagai putra mahkota tentunya ia memiliki begitu banyak pekerjaan yang harus ia lakukan. Tapi beberapa saat kemudian pria itu menghentikan pekerjaannya.
"Tidak bersalah ?korban ?" Gumamnya dengan mengingat perkataan Alana tentang ibunya.
"Huh konyol sekali." Lanjutnya lalu kembali mengerjakan tugasnya.
Sedangkan di sisi lain saat ini Alana tengah berjalan-jalan keliling istana itu. Sebenarnya menjadi pelayan pria itu membuatnya memiliki waktu yang banyak untuk bersantai. Ia hanya harus bekerja di pagi hari sisanya dia bebas untuk berbuat apapun.
"Sayang sekali jika tempat sebagus ini akan hancur nantinya." Gumam Alana. Bunga-bunga yang indah,suasana yang damai dan juga ketenangan.
"Eh Alana...sepertinya kau sedang santai sekarang ya.." Ujar Mona dengan membawa sekeranjang besar cucian.
"Dan kau sendiri sepertinya sangat sibuk hari ini, apa ada acara."Ujar Alana hanya sekadar basa basi saja.
"Ha..itu sebentar lagi adalah festival pendirian kekaisaran." Ujar Mona.
"Festival pendirian kekaisaran ?apa yang akan ada di saat itu ?"Tanya Alana.
"Tentu saja akan ada festival yang sangat besar. Oh karena ini pertama kali kau ada di kekaisaran ini, jadi ayo pergi ke festival bersama?aku akan mengajakmu mengunjungi tempat-tempat yang indah untuk melihat pesta lampion."Ujar Mona dengan begitu semangat.
"Wah benarkah ? Aku akan ikut padamu..."Jawab Alana dengan penuh semangat.
"Hmm baiklah maka kita akan pergi besok malam disaat semua pekerjaan kita telah selesai." Ujar Mona.
"Hmm baiklah." Jawab Alana dengan senang.
"Baiklah jika begitu aku akan pergi terlebih dahulu masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan." Ujar Mona.
"Apa perlu bantuan ?"Tanya Alana.
"Tidak...ini adalah tugasku jadi biar aku saja yang mengerjakannya. Kau lebih baik melihat istana saja agar tau nanti seluk beluk tempat ini." Usul Mona.
"Hmm baiklah jika begitu." Jawab Alana.
Setelah itu mereka mengakhiri pembicaraan.
"Oh ya Alana, jangan pernah masuk ke dalam labirin yang ada di taman." Peringat Mona pada Alana.
"Hmm terimakasih atas peringatan nya." Ujar Alana.
'Akh aku tau labirin itu, tempat pertama kali Olivia bertemu dengan Rion.' Batin Alana.
Setelah itu dia hanya berjalan santai karena ia juga tidak sedang terburu-buru.Hingga pada saat ia mengelilingi taman matanya melihat sesuatu yang begitu janggal.
"Itu adalah Amira, kenapa wanita galak itu ada disana ?" Gumamnya.
Alana mendekat secara perlahan ke tempat dimana Amira tengah berdiri seakan-akan menunggu sesuatu.
Hingga tidak lama kemudian muncul sosok hitam dengan jubah sehingga Alana tidak bisa melihat wajah orang tersebut.
"Bagaimana ? Apa kau sudah membuat putra mahkota terus meminum ramuan itu ?"tanya pria berjubah itu.
"Sudah dia selalu meminum ramuan itu."Ujar Amira.
"Kerja bagus ini imbalan untukmu, permaisuri akan memberikan hadiah yang lebih besar nantinya." Ujar pria berjubah itu lalu pergi begitu saja.
"Dia penghianat." Gumam Alana saat melihat dan mendengar segalanya.
Setelah itu Alana kembali melanjutkan perjalannya. Ia tidak bisa terus berada disana jika ketahuan maka nyawanya akan melayang. Syukurlah ia berhasil pergi tanpa kedua orang itu sadari
"Ramuan apa yang dia maksud ?apa itu berbahaya ?"Gumam Alana.
'Sepertinya aku harus mengingat sesuatu tentang novel itu tapi di dalamnya tidak ada menceritakan mengenai ramuan."Lanjutnya.
"Jadi apa yang harus kulakukan ? jika aku langsung memberitahukan pada putra mahkota yang ada aku justru di curigai tapi jika aku diam saja, bagaimana jika itu adalah sesuatu yang sangat berbahaya ?" Gumamnya.
"Apa yang berbahaya ?" Tanya seseorang yang tiba-tiba saja sudah berada di sampingnya.
"Apaan sih..." Ujar Alana tanpa memperhatikan siapa yang berbicara padanya.
"Eh." Dengan cepat Alana menoleh ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya saat melihat sosok pria dengan tubuh tinggi dna tegap telah berada di sampingnya."
"Ya-yang mulia." Gumamnya.
'Bagaimana bisa ada dia di sini.' Batin Alana saat melihat Rion yang berdiri di sampingnya.
Rion hanya menatap tajam pada Alana sebelum pergi menjauh meninggalkan tempat itu.
'Dia kenapa sih.' Batinnya.
Hingga malam hari tiba dan saat ini Alana sudah sangat nyaman di atas kasur. Ia memejamkan mata perlahan karena rasa kantuk yang menghantuinya. Hingga baru saja ia memejamkan mata mendadak Alana mengingat satu tragedi sehari sebelum festival pendirian negara. Sedangkan di dalam novel tempat ini seharusnya sudah menjadi lautan darah karena Rion yang mengamuk hari itu. Tapi karena apa yang di lakukan Alana membuat alur cerita sedikit berubah.
'Apa kejadian itu akan tetap terjadi ?tapi, akukan sedikit merubah plotnya kemarin ? bagaimana jika itu tetap terjadi sedangkan Olivia tidak jadi bekerja disini ?' Pikirnya.
'AKH susah sekali menjadi orang baik.' Gumamnya dengan mengacak rambutnya dengan asal.
Sedangkan saat ini Rion tengah kembali di serang oleh pria-pria berjubah namun anehnya malam ini ia benar-benar merasa tubuhnya begitu lemas. Bahkan ia tidak bisa menggunakan kekuatannya sebagai Sword Master.
'Sial.' Batinnya. Sejujurnya tadi saat di ruang kerja dia melihat sesuatu yang mencurigakan dari jendela kamarnya. Oleh karena itu Rion mengikutinya dan saat ini mereka sedang bertarung di labirin miliknya.
Darah menetes dari tubuh pria itu, kali ini ia benar-benar terpojok dan terjebak tapi untungnya ia paham dengan struktur dari labirin yang ia buat, sehingga ia bisa bersembunyi sementara waktu.
"Sialan !" Gumamnya dengan menahan luka yang ada di perutnya. Luka tusukan yang terlihat cukup dalam dan menyakitkan.
'Sepertinya mereka juga menggunakan racun pelumpuh pada senjatanya.' Batin pria itu.
Rion menyandarkan kepalanya kebelakang, ia menatap langit malam yang begitu indah dengan taburan bintang lalu ia tersenyum sinis.
"Hah.. sepertinya aku akan mati seperti ini.. hahaha sialan !" Gumamnya lalu tertawa hambar.
"Cepat cari dia !"
"Dia pasti ada disini karena dengan luka seperti itu tidak mungkin dia bisa pergi jauh. Kalian tau racun itu bahkan bisa melumpuhkan seekor gajah dewasa." Ujar pria berjubah. Mendengar hal itu penjahat yang lainnya segera berpencar mencari keberadaan Rion.
Setelah semua anak buahnya pergi tampak sang pimpinan tersenyum senang saat melihat tempat yang sepertinya di jadikan oleh pria itu sebagai tempat persembunyian.
Sedangkan Rion hanya bisa terus bersembunyi dan pasrah saat mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya. Sudah pasti dia akan mati jika pria itu berhasil menemukannya.
"Tak,tak,tak."
"Deg."
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat terus ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor👍😊💪
semangat ya buat ceritanya Thor
Sedap jika di pandang mata.
Thooor, buat Rion jatuh cinta denga Alana.
Sehingga mereka berdua bisa hidup bahagia.
Up yang banyak tjooor.
🤭🤭🤭
semangat ya buat ceritanya Thor
Ngak mudah di tindas.
👍👍👍
Dari Andrea dan Melisa.
Aq pindah ke sini.
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍