Terpikat Cinta Mas Duda

Terpikat Cinta Mas Duda

Rumah sakit

Hari ini sebenarnya Salwa akan kembali ke Turki. Dua minggu yang lalu ia pulang ke Indonesia karena ingin menghadiri acara aqiqah keponakan kembarnya. Ia sudah memesan tiket sejak dua hari yang lalu. Kontrak kerjanya di sana masih berjalan dua bulan. Untuk pendidikan S2 nya, hanya tinggal menunggu wisuda saja. Saat ini ia sedang mengemas barang-barang yang akan ia bawa balik ke Turki.

Tok

Tok

Tok

"Salwa..." Suara Bunda Raisya di balik pintu.

Salwa segera membukakan pintu untuk sang Bunda.

"Ada apa, Bun?"

"Segera siap-siap dan ikut Bunda!"

"Kemana?"

"Nanti kamu akan tahu!"

"Tapi aku sedang berkemas, Bun!"

"Tolong kali ini dengarkan Bunda!"

Melihat keseriusan di wajah Bundanya, Salwa terpaksa menurutinya.

"Baiklah tunggu sebentar, aku pakai cadar dulu!"

Setelah keduanya sudah siap, Bunda Raisya segera memanggil Mang Diri untuk mengantarkan mereka berdua.

Di sepanjang perjalanan, Bunda Raisya nampak gelisah. Tak jarang ia mengetik dan membalas chat di HP-nya. Salwa tidak mau banyak bertanya, karena dia tidak ingin menambah kekhawatiran Bundanya.

Tiga puluh menit kemudian, mobil mereka sudah sampai di salah satu rumah sakit terbesar di kotanya. Dalam benaknya, Salwa masih mengira-ngira siapa sebenarnya yang sedang sakit.

Mereka berdua turun dati mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Bunda Raisya berjalan dengan tergesa-gesa. Salwa mengikuti langkah Bundanya.

"Bun, Ayah baik-baik saja, kan?"

"Iya!"

"Lalu kita ke sini untuk melihat siapa?"

 Sebelum menjawab pertanyaan Salwa, Bunda Raisya menerima panggilan telpon.

"Hallo, Di kamar apa, Yah?"

"........."

"Oke, oke baiklah!"

Setelah panggilan ditutup, mereka berdua masuk ke dalam lift untuk menuju lantai 5.

"Teman Ayahmu yang sakit!" Jawab Bunda Raisya, singkat.

"Oh... tapi kenapa Bunda sangat khawatir? Aku pikir tadi ada apa-apa dengan Ayah."

Bunda Raisya tidak membalas lagi perkataan Salwa. Pikirannya saat ini sedang bingung. Sebenarnya ia juga tidak setuju suaminya memaksa untuk menjodohkan Salwa dengan anak dari temannya itu. Tapi Bunda,Raisya tidak bisa berbuat apa-apa. Karena teman suaminya itu sangat berjasa terhadap kehidupan suaminya.

Saat lift terbuka, mereka sudah disambut Ayah Haris.

"Bagaimana keadaan Bang Ferdi, Yah?"

"Kankernya sudah stadium akhir, kecil kemungkinan untuk dia panjang umur. Tapi kuasa Tuhan tidak ada yang tahu. Kita masih bisa berharap yang terbaik. Ayo kita masuk!"

Salwa mulai bisa menangkap keadaan. Ia masih bersikap santai.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Nampak di dalam ruangan tersebut ada seorang wanita paruh baya, dan seorang perempuan seusia Salwa sedang duduk menjaga orang yang sakit.

"Ratna, ini istri dan anakku sudah datang!"

"Oh iya, Ris! Sini masuklah!"

"Apa kabar, Mbak Ratna?" Bunda Raisya menjabat tangan Ibu Ratna dan cipika-cipiki.

Salwa pun mencium punggung tangan Bu Ratna.

"Alhamdulillah saya sehat, ini pasti Salwa, iya kan?"

Salwa mengangguk dan tersenyum di balik cadarnya.

"Bang Ferdi tidur, Mbak?"

"Iya, Rai! Tadi ia sangat memaksa ingin bertemu dengan Salwa." Ujar Ibu Ratna.

deg

Hati Salwa tiba-tiba terusik

"Ada pa ini? Apa Bapak-bapak ini yang mau dijodohkan denganku? Yang benar saja!" Batin Salwa.

"Tita, kenalkan ini Salwa! Anaknya Om!" Ujar Haris kepada perempuan yang berada di samping Bu Ratna.

"Hai, Kak! Saya Tita." Tita mengulurkan tangannya. Salwa baru sadar dari lamunannya.

"Duduklah dulu, mungkin sebentar lagi Mas Ferdi bangun."

Ayah Haris, Bunda Raisya dan Salwa duduk di sofa ruangan itu. Sedangkan Bu Ratna duduk di kursi samping brangkar suaminya.

Dalam hati, Salwa masih menerka-nerka.

Sepuluh menit kemudian Pak Ferdi terbangun. Nama pertama yang ia sebut adalah sahabatnya.

"Haris."

Mendengar namanya dipanggil, Ayah Haris segera menghampiri brangkar Pak Ferdi.

"Ris!"

"Iya, Fer! Kamu jangan banyak bicara! Istirahatlah kembali!"

"Mana Salwa?"

"Ada, tapi kamu jangan memaksa untuk banyak bicara! Kamu masih lemah!"

Ayah Haris memberi kode kepada Salwa untuk mendekat kepadanya. Dengan hati yang bimbang, Salwa pun menuruti keinginan Ayahnya.

"Ini Salwa!" Ujar Ayah Haris.

"Apa kabar, Salwa? Kamu tidak ingat sama, Om?"

"Alhamdulillah, baik! Ma-af, saya tidak ingat!"

"Sudah Om duga! Padahal dulu waktu kita umroh bersama, Om yang gendong kamu! Tapi memang kamu masih kecil sekali!"

"Maaf saya, Om! Saya benar-benar lupa!"

"Ah iya, tidak masalah!" Ujar Pak Ferdi dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya, Meski ia sedang sakit parah.

"Duduklah, Wa! Om Ferdi mau bicara denganmu!" Perintah Ayah Haris.

Salwa pun duduk di kursi menggantikan Ayahnya.

"Kamu tumbuh menjadi wanita yang baik, yang menjaga marah, dan insyaallah akan menjadi calon istri yang solihah! Hidup Om sudah tidak lama lagi, Om hanya ingin minta sesuatu kepadamu, boleh?"

Salwa yang bingung akan menjawab apa, ia masih tak bergeming.

"Salwa!"

Salwa pun mendongak, dan melihat Pak Ferdi. Ada harapan besar di mata Pak Ferdi. Ia tidak tega untuk menolaknya.

"Insyaallah, Om!"

"Om mohon, menikahlah dengan anak Om!"

Deg

Hati Salwa semakin kalut. Kali ini dugaannya sedikit meleset. Namun dia tetap bersikap santai.

"Assalamu'alaikum!"

Seorang laki-laki yang gagah dan tampan masuk ke ruangan tersebut.

"Wa'alaikum salam." Jawab orang yang berada di ruangan itu serentak.

Salwa masih tak berkutik. Ia tidak menoleh ke sumber suara yang baru datang.

"Tristan... kemarilah!" Perintah Pak Ferdi kepada pria yang baru saja datang.

Tristan mendekat ke brangkar Abinya. Ia berdiri di sisi kiri brangkar. Sedangkan Salwa, duduk di sisi kanan brangkar.

"Salwa sudah ada di sini, Abi mau menagih janjimu!"

"Janji apa, Bi?"

"Untuk menikah dengan Salwa."

Deg

Sontak Salwa mendongak, dan tidak sengaja tatapannya bertemu dengan tatapan Tristan.Sejenak kemudian Salwa menundukkan pandangannya.

"Astaghfirullahal 'adim...sepertinya aku pernah bertemu dengan orang ini, tapi dimana? Ternyata aku salah menduga." Batin Salwa.

"Jangan memaksakan kehendak, Bi!"

"Anggap saja ini permintaan terakhir dari Abi, Tris! Abi mohon!"

Tristan diam dan berpikir. Ia bingung harus menjawab apa. Lalu ia menoleh ke arah Umminya. Dan Bu Ratna hanya menganggukkan kepala. Dari raut wajah kedua orang tuanya yang nampak sangat berharap, akhirnya Tristan memberi keputusan.

"Baiklah, aku akan memenuhi permintaan Abi!" Tegasnya.

"Alhamdulillah...! Kamu dengar Salwa? Tristan setuju untuk menikah denganmu! Om mohon, kalau perlu Om akan bersujud di kakimu!"

"Tidak-tidak! Om tidak perlu melakukan hal itu! Saya hanya perlu berpikir! Tolong kasih saya waktu!"

"Salwa, tidak ada waktu untuk berpikir! Percaya sama Ayah, ini adalah yang terbaik untuk kita semua!" Ujar Ayah Haris.

"Ya Tuhan, kenapa aku ditempatkan dalam posisi yang sesulit ini? Apa ini sudah menjadi jalanku?" Batin Salwa.

Bersambung....

...----------------...

Next ya kak....

Terpopuler

Comments

Neni marheningsih

Neni marheningsih

sebelumnya judul novelnya apa ya thor

2024-08-15

1

G** Bp

G** Bp

wah² ternyata lanjut ke cerita si Salwa..kereeenn Thor...

2024-08-02

2

Mulyadi Mulyadi

Mulyadi Mulyadi

assalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatu ijin mampir

2024-06-27

2

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!