Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Di Terima
"Ah.. aku juga kesal dengannya. Bisa-bisanya dia menyamakan ku dengan mu," balas Scarlett memicingkan matanya. Penelope menatap Scarlett. Sial, Scarlett juga mengejeknya. Untung mereka sahabatan.
"Kalian sama saja," pungkas Penelope bangkit dari sofa berjalan ke arah tempat tidurnya dan menjatuhkan dirinya dengan pasrah di atas ranjang empuknya.
Ponsel Scarlett berdering. Sebuah panggilan masuk dari nomor baru tertera di layar ponselnya. Scarlett kemudian mengangkatnya.
"Halo.." ucap Scarlett.
"Apakah saya berbicara langsung dengan Scarlett Balamy?" tanya seorang pria dari ponsel.
"Ya, tentu saja," balas Scarlett.
"Saya dari Carrington Company ingin mengabari anda lolos ke tahap interview. Saya akan mengirimkan alamat dan hal-hal penting lainnya. Terima kasih. Semoga hari mu berjalan dengan baik," ucap pria itu kemudian memutuskan panggilan.
"I..ini serius?" pekik Scarlett bangkit dari sofa.
"Ada apa? suara mu mengganggu tidur ku. Hampir saja aku menutup mata tadi," timpal Penelope bangun.
"Aku lolos ketahap interview di perusahaan sepupu mu. Carrington Company," ucap Scarlett menghampiri Penelope.
"Kamu serius? secepat itu?" tanya Penelope seolah tidak percaya.
"The power of orang dalam," ucap Scarlett tertawa.
"Sepupu ku itu sangat sulit ditebak," kata Penelope menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kamu harus mentraktir ku setelah kamu diterima," kata Penelope.
"Tentu, kamu tenang saja. Aku janji," balas Scarlett.
"Aku menunggu saat itu tiba baby.." Penelope menyeringai mengedipkan satu matanya.
"Ah aku akan makan dan belanja gratis," ucap Penelope kembali merebahkan tubuhnya di tas ranjang.
"APA?"
"Kamu sudah berjanji, dan di awal aku hanya bilang traktir saja. Bukan traktir makan atau belanja," balas Penelope dengan santainya.
"Kamu curang..." Scarlett memukul kaki Penelope dengan guling.
"Aku hanya membalas mu saja. Kamu juga melakukan itu pada ku. Setidaknya kita impas," kata Penelope.
"Dasar licik," Scarlett mendorong tubuh penelope karena dia juga ingin tidur siang.
******
Dua hari kemudian, Scarlett melakukan interview di Carrington Company. Malam harinya ia sudah mempersiapkan semuanya. Scarlett mencaritahu profil perusahaan itu dari internet. Ternyata perusahan itu sekarang dipegang oleh cucu dari Fictor Carrington. Pengusaha terkenal dengan bisnis dimana-mana. Jaringan bisnisnya luas dan menggurita, mulai dari real estate dan properti, Financial, transportasi, manufaktur, pertambangan, rumah sakit, pendidikan, konstruksi, industri hiburan dan Restoran. Semua bisnis itu diberikan Fictor pada anak-anaknya.
Dan perusahaan yang Scarlett datangi adalah perusahaan induknya. Banyak orang berkeinginan masuk ke perusahaan tersebut. Perusahaan induk, dipimpin oleh cucu pertama Fictor yaitu Frank Juan Carrington. Sebelum melakukan wawancara, Scarlett melakukan beberapa test terlebih dahulu.
Ponsel Scarlett berdering, nama Penelope tertera di layar ponselnya.
"Kenapa kamu lama sekali, aku sudah bosan menunggu mu. Mana Frank tidak di kantor lagi," keluh Penelope sejak setengah jam yang lalu datang untuk menjemput Scarlett.
"Iya.. iya, sabar. Bawel banget sih. Aku akan ke segera bawah," balas Scarlett mematikan ponselnya.
Tak lama kemudian, Scarlett tiba di lobby. Sampai sekarang ia takjub melihat mewahnya lobby perusahaan membuat kita nyaman duduk berlama-lama di sana. Scarlett mencari keberadaan Penelope, mengamati sekeliling lobby.
"Ahh itu dia.." gumam Scarlett melihat Penelope yang sedang memainkan ponselnya, tangannya yang lain memegang kopi. Di sudut lobby, perusahaan menyediakan mesin kopi otomatis. Siapapun yang datang ke sana bebas untuk mengambilnya dengan catatan menaruh wadah kotot yang sudah di pakainya ke tempat yang di sediakan.
"Ayo.." ucap Scarlett mengejutkan Penelope.
"Aishh.. kamu mengejutkan ku," tukasnya. Keduanya lalu berjalan menuju parkiran.
"Kenapa lama sekali sih.." omel Scarlett masuk ke dalam mobilnya.
"Hanya satu jam saja. Itu tidak terlalu lama. Aku langsung di terima dan membahas kontrak kerjanya," kata Scarlett mengambil cemilan milik Penelope dari atas dashboard.
"Ja..jadi kamu di terima?"
"Yap.." jawab Scarlett.
"Yess... sekarang ayo traktir aku..." ucap Penelope kegirangan menggoyang-goyangkan badannya sembari mengemudi.
"Hmmm.." gumam Scarlett malas. Setelah ini ia harus siap-siap jika Penelope menguras atm nya.