Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Rasa curiga
Omongan demi omongan keluar dari mulut nya para warga yang heboh dengan kematian Pendi, sudah banyak yang menuduh bahwa bisa saja ini arwah Sukma yang melakukan balas dendam pada nya. bila Sukma balas dendam pada Pendi, maka pasti nya Pendi punya kesalahan pada Sukma, bisa saja Pendi adalah salah satu pelaku.
Oleh sebab itu mereka banyak yang kurang bersimpati pada Pak Bardim, padahal belum jelas juga apa kah Pendi memang punya salah pada Sukma. memang mulut tetangga sangat susah sekali untuk di rem, jatuh nya kali ini malah fitnah, sehingga Pendi walau tidak bersalah malah kian di salahkan oleh orang orang.
"Bisa saja Pendi memang pelaku nya, mungkin Sukma yang membunuh Pendi." Anjar bicara pada Abang nya.
"Kau tidak usah bicara sembarangan begitu, An!" Tomo tidak mau termakan omongan orang orang.
"Ini hal yang masuk akal, Kang! Pendi mati dan kata Faisal ada sesuatu yang sangat kuat menarik nya, bisa saja itu Sukma." Anjar tetap kekeh.
"Bisa saja kan? kau saja belum yakin dan mau juga tidak melihat bahwa itu Sukma pelaku nya!" sentak Tomo tak suka.
"Kakang membutakan diri karena Bardim teman mu, tidak ingat nasib anak di buat begitu." kesal Anjar yang merasa marah sekali pada Tomo akibat tidak percaya dengan ucapan nya.
Tomo menarik nafas panjang karena debat dengan Anjar tak akan ada habis nya, Bardim memang teman nya Tomo bahkan mereka sangat dekat karena bisnis mereka yang sama sama menguntungkan satu sama lain. bahkan selama berbisnis pun mereka tidak pernah bertengkar, jadi Tomo ragu apa memang Pendi sudah melakukan kejahatan.
Selama ini juga Pendi dan Sukma kelihatan baik baik saja, mereka tidak pernah debat atau pun bertengkar. kalau pun ada penolakan cinta rasa nya juga tidak mungkin, sebab Pendi dan Sukma pernah akan di jodohkan tapi mereka bicara terus terang bahwa sudah ada orang lain yang mengisi hati mereka.
Pendi jatuh cinta pada Ainun anak nya Mak Ratih, sedangkan Sukma masih mendekati Fitra dan mereka belum saling pacaran. hanya pendekatan saja, jadi rasa nya tidak mungkin pula bila ada cinta di tolak dan kemudian ada kekerasan hingga Pendi nekat menyakiti Sukma, hal itu lah yang di pertimbangkan oleh Tomo.
"Bila memang benar Pendi itu pembunuh nya Sukma, maka aku akan membunuh Bardim dengan santet ku!" ancam Anjar kesal sekali.
"Ilmu santet mu itu yang kau banggakan? mau sampai kapan kau terus bergelut dalam ilmu hitam!" bentak Tomo.
"Terserah mu lah, Kang! suatu saat kau pasti butuh dengan bantuan ku, ingat lah." geram Anjar segera pergi.
"Ya Allah!" Tomo benar benar pusing dengan kelakuan Adik nya itu.
"Sudah lah, Mas. biarkan saja Anjar, dia memang suka begitu." Bu Dian menenangkan suami nya.
"Dia terus bilang kalau Pendi adalah orang yang membunuh Sukma, aku tidak enak sama Bardim." keluh Tomo.
Bu Dian menarik nafas panjang karena dia pun juga tau bagai mana rasa kehilangan anak, baru kemarin dia kehilangan dua anak sehingga tau bagai mana perasaan Bardim. mana sekarang orang orang malah menuduh nya bahwa Pendi adalah pembunuh, sudah pasti perasaan Bardim sangat hancur dengan pernyataan dari orang orang.
"Ayo kita kerumah Bardim sekarang, kalau tidak datang nanti dia malah mengira kita percaya dengan tuduhan itu." ajak Bu Dian.
"Kamu sudah bisa keluar rumah to?" Tomo menatap istri nya yang masih pucat.
"Insya Allah bisa, nanti di sana kan cuma duduk juga." jawab Bu Dian menarik nafas panjang.
"Ya Allah." Tomo juga menarik nafas untuk melegakan hati nya yang sangat sesak.
Bu Dian ini sebenar nya masih betah di rumah meratapi anak anak nya, namun dia merasa tidak enak dan memilih untuk keluar dan melayat, walau duka di hati masih terus mengalir deras bagaikan air terjun yang menghujam bebas.
...****************...
Suasana duka di rumah nya Pak Bardim tidak seberapa ramai karena sebagian warga yang menuduh tidak mau datang, mereka langsung cap Pendi sebagai pembunuh nya Sukma maka nya dia juga di bunuh begitu seperti Razi. bahkan mereka tidak segan mengatakan bahwa Razi dan Pendi adalah sekongkol, entah masih siapa lagi yang akan di bunuh oleh Sukma.
Inti nya siapa pun yang mati dengan perut koyak sampai dada maka mereka pasti di bunuh oleh Sukma dan itu sebagai balasan atas perbuatan mereka, sebenar nya pernyataan itu bukan cuma menyakiti hati Pak Bardim saja, melainkan hati Bu Dian juga karena seolah olah dia gagal mendidik anak sehingga Razi sebagai saudara tua saja bisa sampai membunuh adik nya.
"Boleh kah saya melihat mayat nya, Pak?" Arya meminta izin pada Pak Bardim.
"Mas Arya! boleh, Mas." Pak Bardim juga kenal dekat dengan Arya.
"Sampean kan orang yang bisa melihat hal ghaib, Mas! tolong lah temukan arwah nya Pendi, ajak dia bicara dan tanya apa benar dia sudah membunuh Sukma." Bu Winar memegang tangan Arya sembari menangis.
"Sabar dulu, Bu." Neneng menenangkan Ibu nya karena di lihat banyak orang.
"Mas, sampean kan memang bisa melihat arwah. aku pernah di temui Sukma, dia bertanya siapa pembunuh nya." Ainun ikut bicara sekarang.
"Dia bertanya?!" kaget Arya menatap Ainun tajam.
"Benar, malam saat Emak mau kerumah nya Bu Dian itu. aku mau masak mie dan dia ada di luar pertama nya, tapi dia tiba tiba ada di hadapan ku lalu bertanya siapa yang sudah membunuh diri nya." jelas Ainun agak takut karena nanti orang orang malah mengira dia mengarang cerita.
"Bagai mana dengan keadaan Sukma, Ai?" Bu Dian datang langsung bertanya.
"Di-dia...Sukma, Sukma mata nya merah." Ainun susah sekali mau menjawab karena sungkan.
"Tolong temukan arwah nya, Nak!" Bu Dian memohon pada Arya.
"Biarkan saya melihat keadaan Pendi dulu ya, Bu." ucap Arya lembut sehingga bisa membuat hati Bu Dian tenang.
"Habis lah sudah Arya, orang orang sudah tau semua bahwa dia sakti." gumam Sam di depan pintu.
"Tapi mau di tutupi bagai mana pun lagi pasti tidak bisa, toh dia juga sering membantu banyak orang." jawab Aksara.
"Bagai mana bila Arka pelaku nya? mampu kah Arya akan membasmi anak nya, bagai mana bila warga juga tau bahwa itu ulah Arka." Samuel sudah memikirkan kesana sekarang.
"Kau curiga pada Arka?" Aksara menatap Samuel yang bersidekap tangan.
"Ayah nya saja curiga, apa kau tidak memperhatikan bahwa sikap Arka memang tidak seperti bocah lain nya? dia terkesan pendiam dan apa yang di suruh itu yang dia lakukan, bila A maka dia akan melakukan A." jelas Sam.
"Tapi aku percaya Arka tidak akan jahat!" Aksara berkata tanpa ragu.
Samuel juga mengangguk karena dia juga belum yakin sepenuh nya, walau ada perasaan curiga namun itu tidak banyak. beda dengan Aksara yang memang seratus persen percaya pada Arka, sehingga mau bagai mana pun dia tak akan merubah rasa percaya nya menjadi rasa curiga. jauh di dalam lubuk hati nya dia malah curiga pada Zahra, namun Aksara diam saja karena takut salah bicara nanti nya.
lanjut thor 🙏💪😘
biasanya dukun kan bisa memperdaya siapa yang diinginkan ya... apa mungkin saking bencinya Ama laki-laki ya....
terungkap sudah misteri kematian Sukma. tinggal nyari siapa pihak ketiga yang sudah menyabotase mayat Sukma dan juga yang membunuh para warga desa... ini korbannya yang masih muda-muda kayaknya.. bisaan milihnya..