Sungguh malang nasib seorang pria miskin nan buruk rupa. Jonatan selalu dihina oleh sang mertua dan dia tak pernah mendapatkan cinta dari sang istri yang sudah satu tahun dia nikahi, bahkan mereka selalu tidur dengan terpisah.
Suatu hari, Jonathan tidak sengaja membunuh seorang preman demi melindungi sang istri, sehingga Jonathan harus dipenjara dan divonis hukuman mati. Nasib Jonathan semakin memilukan ketika dia harus kehilangan adiknya yang mati dengan cara yang sangat mengenaskan.
Disaat perjalanan dari pengadilan menuju lapas, tiba-tiba terjadi sebuah kecelakaan yang membuat Jonathan telah dikira mati, padahal sebenarnya dia ditolong oleh seorang pria yang mengaku bahwa dia adalah kepercayaan ayahnya.
Lima tahun berlalu, Jonathan kembali ke Indonesia mengubah identitasnya menjadi Rafael Wilson. Menantu yang dulu buruk rupa kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Dan dia adalah sang penguasa di dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Luna terbelalak, dia menutup mulutnya sendiri. Sungguh dia tidak menyangka bahwa high heels yang dia pakai bisa terlepas dari kakinya dan mengenai kepala Jonathan yang sedang berjalan meninggalkannya.
"Aishhhh! Mengapa high heels aku harus mengenai kepalanya?" keluh Luna dengan suara yang sangat pelan.
Luna mengigit bibir bawahnya, dia merasa deg-degan ketika melihat Jonathan menghentikan langkahnya. Entah apa yang akan dilakukan oleh Jonathan kepadanya sekarang, apakah mungkin pria itu akan menembaknya? Atau mungkin pria itu akan menyiksanya?
Jonathan mengusap kepalanya yang sakit, kemudian dia pun menghela nafas dengan penuh rasa kesal. Pria itu segera membalikkan badannya, menatap tajam kepada Luna.
"A-aku gak sengaja, beneran aku gak berniat untuk melemparkan high heels ke kamu. Itu... itu semua..." Luna mencoba menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, dia menjadi gelagapan ketika melihat Jonathan berjalan mendekatinya.
Luna segera membuka satu high heels yang masih dia pakai di kaki kirinya, dia menodongkan high heels tersebut kepada Jonathan. "Jangan mendekat! Aku akan memukulmu kalau kamu berani mendekatiku!"
Jonathan tidak peduli dengan ancaman dari Luna, dia menarik tangan Luna yang sedang memegang high heels, membuat tubuh wanita itu menubruk dada bidangnya.
Jonathan mencengkeram lengan Luna dengan kedua tangannya, menatap dengan tatapan menusuk kepada wanita yang jaraknya sangat dekat sekali dengannya. "Apa kamu berani melawanku? Aku adalah Rafeal Wilson, dalam sekejap sebenarnya bisa saja aku menghancurkan kamu. Tapi rasanya tidak akan puas jika tidak melihat kamu menderita dahulu."
Luna terkejut ketika mengetahui bahwa ternyata pria yang menculiknya itu adalah seorang pewaris perusahaan raksasa nomor satu di dunia itu. "Ra-Rafael Wilson? Jadi kamu adalah pewaris di Wilson Group? Tapi... tapi kenapa kamu harus menculik aku seperti ini?"
"Kamu cari sendiri jawabannya." jawab Jonathan dengan nada ketus. Dia menelan saliva begitu menyadari wajahnya begitu dekat dengan Luna, apalagi sekarang ini Luna sedang memperhatikan wajahnya. Mungkin karena Luna ingin mencoba mengingat apakah di masa lalu dia pernah berhubungan dengan seorang pria sehebat Rafeal Wilson, padahal dia mendengar dari keluarganya kalau Rafeal Wilson untuk pertama kalinya akan menginjakan kaki ke Indonesia.
Jonathan segera melepaskan Luna, dia berjalan mundur dua langkah untuk menjauhkan jaraknya dari wanita itu, karena pria itu merasa tidak nyaman ketika menyadari bahwa jarak mereka begitu dekat, apalagi jarak hidung mereka hanya terpaut jarak 10 centimeter saja.
"Jangan banyak bertanya, lakukan pekerjaan kamu sebagai seorang pembantu di mansion ini. Kamu harus memasak dan mencuci pakaianku!"
Luna masih tidak terima diperlakukan semena-mena oleh Jonathan, "Aku gak mau. Aku tidak akan melakukannya!"
"Jika kamu tidak mengerjakan apa yang aku lakukan, jangan salahkan aku untuk berbuat kasar padamu!" Jonathan pun mencoba memberikan ancaman kepada Luna.
Setelah berkata seperti itu, Jonathan pun segera pergi meninggalkan Luna. Dia tidak menggubris teriakan Luna.
"Aku tidak akan melakukannya! Aku tidak takut padamu!"
Luna sangat merasa kesal dengan sikap arogannya pria itu, dia ingin sekali melemparkan kembali high heels ke kepala pria itu, tapi dia harus menahan dirinya, dia takut Jonathan nekad menembak dirinya.
Luna pun kini merasa frustasi, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Apakah dia harus melarikan diri tapi resikonya dia akan ditembak mati? Atau apakah lebih baik dia pura-pura patuh kepada Jonathan sambil memikirkan cara untuk keluar dari mansion ini?
Luna menjadi teringat dengan harapannya ketika dia sedang berada di balkon kamarnya saat sebelum dia diajak pergi ke kafe oleh Selena, malam itu Luna berharap agar datang seorang superhero untuk membawanya kabur dari pernikahannya bersama Arga, karena dia merasa ragu untuk menikah dengan Arga.
Mungkin sepertinya harapannya terkabul, hanya saja Luna malah mendapatkan kesialan, karena orang yang membawanya bukanlah seorang superhero, melainkan seorang mafia.
Melihat kekejaman seorang Jonathan ketika melihat pria itu menebak mati anak buahnya yang diduga sebagai seorang pengkhianat, Luna merasa yakin bahwa pria itu adalah seorang mafia.
"Astaga, padahal aku berharap akan ada seorang superhero yang datang untuk membantuku kabur dari pernikahan. Tapi mengapa malah mafia yang datang?" keluhnya.
Luna pun bergidik ngeri membayangkan bagaimana kekejaman seorang mafia dari novel-novel yang sering dia baca.
Seperti itulah Luna yang sekarang, dulu dia adalah seorang wanita yang tidak banyak bicara, angkuh, dan arogan. Tapi sekarang dia telah berubah menjadi seorang wanita yang ceria, lemah lembut, dan lebih banyak bicara dibandingkan dirinya yang dulu.