Janda Kaya Tapi Perawan

"Krystal, Kamu masih ingat Saya?" tanya Anita.

"Ingat Kak, kebetulan sekali Kita ketemu lagi di sini."

"Saya pikir Kamu bakal pura-pura lupa," kata Anita lagi.

"Mana mungkin Saya pura-pura lupa," jawab Krystal lagi.

"Selamat ya, kata Doni kalian sebentar lagi mau menikah. Saya bersyukur sekali Kamu lepas dari Saga. Walaupun Dia adik ipar Saya, Saya juga tidak menyukainya. Dia sering menyusahkan suami Saya," ujar Anita lagi.

Krystal hanya tersenyum menanggapi perkataan Anita, Krystal tau Anita suka bergosip kalau ketemu perempuan lain. Krystal tidak ingin menanggapi lebih lanjut perkataan Anita, Krystal khawatir perkataan Anita akan semakin memanjang. Krystal bukan tipe wanita yang suka bergosip, dia gila bekerja.

"Makasih, Tante Anita," jawab Boy menggantikan Krystal.

"Kamu masih tampan Boy, pantas banyak perempuan suka sama Kamu. Andaikan 30 % ketampanan Kamu bisa Tante beli untuk Doni," ujar Anita berkhayal.

"Mana bisa, Ma. Lagian walaupun tampang Aku begini, setidaknya Aku bukan playboy dan pria brengsek," bela Doni pada dirinya.

Semua orang tersenyum mendengar jawaban Doni, termasuk Dena. "Tante, walaupun Doni gak ganteng, setidaknya dia mewarisi sifat Tante, bukan sifat sebelah Papanya yang bejat semua," bela Dena pada Doni.

"Kamu ada benarnya juga, Nak Dena," jawab Anita gembira.

"Ngomong-ngomong, kok Kamu tau sifat keluarga suamiku?" tanya Anita penasaran pada Dena.

"Bukankah Om Saga itu mantan suami Krystal? Dia ketahuan selingkuh kan? Apa coba kalau gak bejat namanya? Dan Tante harus tau, Aku pernah mau di perkosa Bagas. Aku pikir dia cowok baik waktu kenalan di sosmed, ternyata waktu pertemuan awal, dia malah menaruh obat tidur di minumanku. Untung ada Boy dan Krystal waktu itu yang menolong Aku," jawab Dena dengan prontal.

"Oh ya? Untung nasibmu tidak sial saat itu," jawab Anita yang juga merasa lega.

Obrolan Anita dan Dena masih berlanjut hingga Doni bosan mendengarnya. Padahal, tujuan mereka menghampiri Boy dan Krystal untuk menyapa mereka sebentar. Sekarang, malah terkesan mengabaikan Boy dan Krystal.

Boy dan Krystal akhirnya pamit meninggalkan mereka bertiga karena mereka sudah cukup lama berada di cafe. Doni, minta maaf pada mereka karena harus mendengarkan obrolan unfaedah antara Anita dan Dena. Untunglah Boy dan Krystal tidak ambil hati sikap Anita dan Dena.

"Sayang, gimana kalau hari ini Kamu mampir ke rumahku? Kamu tidak pernah ke sana kan sebelumnya? Setelah menikah nanti Kita kan tinggal di sana?" ajak Krystal.

"Ayo, apa sih yang tidak untuk wanitaku tersayang," jawab Boy antusias. Krystal senang mendengar ajakannya di iyakan oleh Boy. Akhirnya, mereka berdua segera pulang ke rumah Krystal.

Kediaman keluarga Sanjaya ternyata lebih mewah dari apa yang Boy bayangkan. Dari luar gerbang bangunannya terlihat estetik nuansa biru dengan tiga lantas yang luas. Halaman depan dan belakang juga sangat luas. Pintu gerbang juga cukup mewah dengan tinggi dua meter.

Sesampai di gerbang, pintu terbuka otomatis. Di belakang pintu terlihat pos satpam. Satpam yang melihat kedatangan tuan rumah mereka langsung membungkuk enam puluh derajat untuk memberi hormat. Halaman depan sangat indah, ada taman bunga, kursi taman, lampu taman dan tentunya tempat parkir mobil.

"Parkir nya di depan saja, Sayang, nanti biar satpam yang membawa mobil ini ke tempat parkiran di samping," kata Krystal.

"Iya," jawab Boy. Sekarang, Boy sedang gugup karena baru tau kalau rumah calon istrinya benar-benar megah, yang artinya Krystal sangat kaya. Boy sedikit minder dan suasana hatinya berantakan.

Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk rumah. Krystal dan Boy keluar dari mobil. Krystal langsung mengajak Boy masuk. Pintu rumah Krystal juga otomatis terbuka sendiri dan menutup sendiri. Saat pintu rumah di buka, Boy langsung tercengang dengan isi dalam rumah. Lebih estetik dan megah dari tampak luar. Bahkan benda-benda di dalam rumah Krystal harganya pasti mahal.

"Kamu tinggal sendiri di sini?" tanya Boy.

"Tidak, banyak pembantu di sini, totalnya 30 pembantu, punya tugas masing-masing yang mereka lakukan setiap hari," jawab Krystal.

Kepala pelayan di rumah Krystal melihat Krystal pulang membawa tamu. Mereka sudah tau, pasti itu calon suami majikan mereka. Sang kepala pelayan pun menghampiri majikannya. "Nona, apa yang harus Kami sajikan untuk tamu Anda," tanya sang kepala pelayan dengan sopan.

"Aku mau naik ke atas, malam nanti buatkan kami makan malam di halaman kolam renang," titah Krystal.

"Baik, Nona," jawab kepala pelayan.

Krystal membawa Boy naik ke atas dengan lift. Di rumah Krystal terdapat dua lift. Satu lift untuk Krystal pribadi, dan satu lagi untuk semua pekerja di rumah Krystal. "Sayang, Kita mau ke mana?" tanya Boy.

"Ke kamarku, di lantai tiga," jawab Krystal. Boy terdiam gugup.

Boy sejenak lupa kalau calon istrinya itu janda. Dengan kata lain, Krystal punya banyak pengalaman tentang menjalin hubungan bersama pasangan. Boy mulai berpikir aneh-aneh. Apakah di kamar nanti Krystal akan menerkamnya? Padahal Boy dulu seorang playboy yang suka berpikiran mesum, tapi sekarang Boy berubah polos jika berhadapan dengan Krystal.

Pintu lift terbuka, Boy dan Krystal masuk ke dalam. Tidak lama kemudian, pintu lift tertutup kembali. Lift naik ke atas membawa Boy dan Krystal ke lantai paling atas. Sesampai di lantai atas, lift kembali terbuka. Boy dan Krystal keluar dari lift. "Di sini areal pribadiku. Semua pembantu tidak akan berani datang ke sini kalau tidak ku suruh, jadi di sini aman untuk Kita. Anggaplah lantai tiga adalah kamarku karena semua tempat di lantai tiga adalah area pribadiku," jelas Krystal.

Krystal menaruh tas nya di atas meja, dia kemudian duduk di sofa. "Kamu mau minum sesuatu?" tawar Krystal pada Boy.

"Tidak usah, tadi Aku sudah kenyang makan dan minum di cafe," tolak Boy.

"Kok masih berdiri? Sini duduk, Sayang," pinta Krystal sambil menepuk sofa beberapa kali agar Boy duduk.

"Aduh, kok Aku gugup. Tadi Krystal minta di siapkan makan malam, artinya Aku di minta berada di sini sampai malam? Terus, apa yang akan kami lakukan sampai malam? Bukankah sekarang masih jam dua siang? Apa Krystal ingin Aku melakukan itu?" pikir Boy. Pikiran Boy sudah ke mana-mana, bahkan dia duduk di sebelah Krystal dengan gugup. Dia seperti gadis perawan yang pemalu. Gadis perawan yang sebentar lagi kehilangan keperawananan nya karena di ambil oleh sang kekasih.