Bayi Rahasia CEO

"Gimana Mas soal ijin ke Mbak Linda?Apa kita bohong atau harus jujur? Menurut sudut pandang Mas Anton, sebaiknya aku atau Mas yang bicara duluan padanya?" tanya Anisa yang mencemaskan izin untuk Abian pada Linda.

"Nanti kita bicara berdua dengan Linda dan Mas yakin dia wanita yang bijak. Hanya saja memang butuh kesabaran untuk meyakinkan Linda. Kamu juga harus memakluminya karena kamu orang asing baginya dan Abian ini adalah anak semata wayangnya jadi gak bisa dengan mudah dilepas begitu saja" tutur Anton dengan bijak memberi pengertian pada Anisa.

"Iya Mas, aku sudah paham akan hal itu. Apa menurut Mas, mbak Linda kita ajak juga pergi ke Jakarta jika dia khawatir berjauhan dengan Abian?" tanya Anisa.

"Kamu boleh sampaikan juga padanya tentang hal itu tetapi aku rasa Linda akan tetap memilih di desa karena banyak tugas yang ia tak bisa tinggalkan di sini. Linda tipe orang yang pekerja keras dan bertanggung jawab atas apa yang telah ia pilih jadi aku rasa dia akan tetap memilih di desa daripada ikut kamu ke Jakarta" tutur Anton.

Selepas keduanya berbincang tersebut maka mereka bertiga langsung ke rumah Linda untuk meminta ijin membawa Abian ke Jakarta.

Linda yang tengah menyapu halaman teras rumahnya karena hari ini sedang hari libur mengajar, cukup terkejut dengan kedatangan Anisa, Anton dan putranya yang bersamaan.

"Eh ada mbak Anisa dan juga Mas Anton. Mau antar Abian pulang ya? Waduh gak perlu repot-repot. Abian sudah besar jadi bisa pulang sendiri" ucap Linda penuh senyum hangatnya.

"Mari masuk dulu, saya buatkan minuman sebentar ya" ucap Linda sopan.

Anisa dan Anton tak menolak atas ajakan Linda demi menghormati sang empunya rumah. Keduanya masuk dan duduk di ruang tamu sedangkan Abian masuk ke dalam kamarnya. Tak lama Linda membawa tiga gelas teh hangat serta kudapan ringan untuk menyuguhi kedua tamunya sebagai adab tuan rumah memperlakukan dengan sopan pada tamu walaupun mereka tetangga sendiri.

"Begini mbak Linda, ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan mbak. Tetapi maaf sebelumnya jika saya sangat memohon agar mbak mau mengabulkannya karena ini bersifat darurat" tutur Anisa.

"Apa itu Nis?" ucap Linda yang mendadak cemas namun ada rasa penasaran karena melihat gegalat Anisa dan Anton yang tak biasa.

"Perusahaan keluarga saya di Jakarta sedang ada masalah karena diretas oleh hacker tak bertanggung jawab namun belum sampai menyentuh jantung sistem pertahanan kami. Nah saya butuh bantuan putra mbak Linda yaitu Abian untuk membuat tameng pertahanan pada sistem utama kita agar tidak kecolongan atau dibobol oleh hacker kembali. Saya mohon dengan sangat mbak mengizinkannya. Mas Anton juga bersedia menemani Abian ke Jakarta jika Mbak khawatir" tutur Anisa memohon.

"Apa? Ke Jakarta?" ucap Linda yang terkejut karena sang anak akan menjejakkan kakinya ke kota yang punya kenangan baik dan buruk di dalamnya bagi seorang Linda walaupun lebih banyak kenangan buruknya daripada manisnya.

"Iya mbak, jika perlu mbak Linda ikut juga boleh. Seluruh akomodasi dan biaya hidup akan ditanggung penuh oleh keluarga saya" ucap Anisa.

"Iya Lin, kasihan keluarga Anisa dan para pekerja yang bergantung mencari nafkah di sana harus menjadi korban PHK besar-besaran jika sampai perusahaan keluarga Anisa gulung tikar. Apa kamu tidak merasa iba dengan mereka? " tanya Anton.

"Saya sangat menunggu keputusan mbak Linda karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak dan hal ini sangat genting jadi harus segera diatasi sebelum melebar jauh dan merugikan perusahaan" ucap Anisa menggebu berusaha meyakinkan Linda.

"Pulanglah, aku ingin sendiri dahulu" ucap Linda mendadak datar dan dingin.

"Tapi mbak, aku sangat butuh bantuan Abian putra mbak Linda. Tenang saja kami akan menjaga Abian dengan baik bukan menculiknya" tutur Anisa.

"Mas Anton tolong ajak mbak Anisa pulang sekarang" ucap Linda yang tetap dengan tatapan datarnya.

"Tapi Mbak Lin.." ucap Anisa yang terpotong karena Anton segera menggandeng tangan Anisa untuk keluar dari rumah Linda dan berpamitan.

"Iya Lin kami pulang duluan, terima kasih dan maaf merepotkanmu Lin" tutur Anton dengan sopan seraya keluar dari rumah Linda membawa Anisa yang tetap menolak pulang.

"Tapi Mas, mbak Linda belum kasih keputusan dan aku masih ingin membujuknya. Keluargaku butuh bantuan Abian, Mas" rengek Anisa pada Anton.

"Pulang Anisa" ucap Anton dengan nada sedikit keras yang membuat Anisa menghentakkan kakinya lalu berjalan dengan cepat meninggalkan kediaman Linda dengan raut wajah kusut saat pintu rumah itu sudah ditutup oleh pemiliknya dan Anton juga tidak berusaha membelanya atau meyakinkan Bundanya Abian untuk menyetujuinya.

Abian yang berada di kamar tengah sedih antara ingin membantu kakak cantiknya atau menuruti nanti kemauan Bundanya yang ia yakini bahwa sang Bunda pasti akan menolak.

"Kasihan kakak cantik ya Tuhan, lunakkan hati Bunda agar mengizinkanku pergi ke Jakarta . Siapa tahu di sana aku bisa sambil mencari Ayah. Kata orang-orang Jakarta adalah kota besar yang paling utama. Pasti kapal Ayah juga akan merapat atau bersandar di sana terlebih dahulu daripada ke sini" tutur Abian.

🍁🍁🍁