" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Ruangan Presdir
Tuut...Tuuut...
Tio : " Ya Pak.. "
Pak Arman : " Io tolong ke ruangan saya "
Tio : " Baik Pak "
Tuut.. telepon ditutup.
Tidak lama Tio segera ke ruangan Pak Arman.
" Permisi Pak ada yang bisa saya bantu ? " tanya Tio.
" Duduk Io.. "
" Terima kasih Pak " Tio duduk tepat di depan Pak Arman.
" Ada kegaduhan apa di kantor pagi ini ? " tanya Pak Arman.
" Mmhh.. itu Pak.. menurut informasi kemarin sore ada beberapa karyawan yang melihat Mas Dika, keluar dari mobil Geneta " jawab Tio.
" Keluar dari mobil ? Mobil Ganeta ? " Pak Arman mengernyitkan dahinya.
" Iya Pak "
" Hmm.. Dika.. apalagi ini ? " gumam Pak Arman.
Tio terdiam ia masih menunggu perintah apa yang akan diberikan oleh bos nya.
" Io, tolong berikan rekaman cctv hari kemarin di sekitaran lobby sampai parkiran dan pintu gerbang perusahaan " Pak Arman ke Tio.
" Baik Pak, mohon tunggu " Tio kembali ke meja kerjanya.
Di ruang kerja Tio memang tersimpan beberapa layar monitor cctv perusahaan, ia mulai mencari video rekaman cctv yang diminta oleh Pak Arman. Sekitar 15 menit Tio kembali ke ruangan Pak Arman untuk menyerahkan rekaman cctv nya.
" Maaf Pak, ini video rekaman cctv kemarin dari lobby dan sekitaran parkiran perusahaan " Tio menyerahkan flashdisk kecil kepada Pak Arman.
" Oke.. "
Pak Arman langsung membuka file video cctv di laptop nya. Ia mulai melihat video terlihat pukul 13.53 Dika keluar dari lift menuju lobby lalu ia duduk di kursi tunggu lobby sekitar 2 jam Dika duduk disana. Ia memanggil salah satu satpam untuk menemaninya ngobrol, Pak Arman lalu mempercepat video yang ia lihat.
Sekitar pukul 15.55 terlihat di video rekaman Neta keluar dari lift, berjalan menuju lobby, ia melihat sekilas Dika namun Neta terlihat mempercepat jalannya menuju parkiran.
" Dika menunggu Neta hingga jam pulang kantor " gumam Pak Arman.
Pak Arman kembali melanjutkan melihat video cctv beralih ke rekaman video di sekitaran tempat parkir. Dika terlihat mengejar Neta, Dika dan Neta seperti sedang adu mulut, lalu Dika masuk kedalam mobil Neta.
Sekitar 15 menit mobil masih terdiam di tempatnya, lalu mobil melaju sampai gerbang perusahaan, mobil berhenti lalu Dika keluar dari mobil Neta. Mobil Neta melaju hingga tak terlihat lagi oleh kamera cctv.
" Dikaa.. apa yang kamu lakukan di dalam mobil ? " gumam Pak Arman.
Tio masih di membisu, kembali menunggu perintah dari bos nya.
" Tio.. bagaimana menurut kamu ? " tanya Pak Arman.
" Menurut saya Mas Dika tidak mungkin melakukan hal-hal yang tidak terpuji Pak, lagipula kita mengenal Ganeta ia tidak mungkin juga melakukan hal-hal yang tidak terpuji " jawab Tio.
Pak Arman hanya manggut-manggut mendengar jawaban Tio.
" Ya.. saya percaya kepada Dika, tapi.. ini perusahaan banyak karyawan, kenapa Dika harus seperti itu.. ck " susul Pak Arman.
" Mungkin Mas Dika sudah dibutakan oleh cinta Pak .. eh " Tio keceplosan.
" Hmm.. cinta sih cinta tapi ya.. harus tau tempat juga kan Io.. " balas Pak Arman.
" Ii..iyaa Pak " Tio salah tingkah.
" Bagaimana karyawan yang lain, pasti banyak yang berasumsi dan berspekulasi lain " Pak Arman menerawang jauh.
" Ya Pak.. justru yang saya khawatirkan adalah Ganeta " balas Tio.
" Oke.. saya akan hubungi Dika sekarang "
Pak Arman mengambil ponselnya, lalu menghubungi anak semata wayangnya.
Lama tidak diangkat hanya nada panggilan telepon yang terdengar.
" Tidak diangkat, apa dia sedang sibuk ? "
" Hmm mungkin Pak "
Tidak lama terdengar nada dering panggilan telepon dari ponsel Pak Arman. Pak Arman langsung melihat id pemanggil di layar ponsel nya. " Mahardika My Son calling ... "
Dika langsung menghubungi kembali Ayah nya setelah ia lihat ada beberapa panggilan masuk dari ponsel nya.
Pak Arman : " Halo Dik "
Dika : " Iya Yah, maaf tadi Dika ada tamu "
Pak Arman : " apakah kamu sibuk hari ini ? "
Dika : " Hmm.. tidak terlalu Yah, ada apa ? "
Pak Arman : " Siang ini Ayah tunggu di kamu di Perusahaan ! "
Dika : " Ada apa Yah ? Bukankah kemarin Dika baru dari perusahaan"
Pak Arman : " Ada yang ingin Ayah bicarakan "
Dika : " Baik Yah.. "
Klik.. sambungan telepon di tutup.
Dilain tempat Dika merasa heran, padahal baru kemarin ia ke perusahaan Ayahnya. Namun Dika tidak mempermasalahkan justru ia merasa bahagia karena ia akan kembali bertemu dengan Neta. Dika belum menyadari karena perbuatannya, membuat kegaduhan di perusahaan Ayah nya sendiri.
aneh juga kenapa Neta mau nangis 👻👻👻