Queen Azura adalah seorang gadis tangguh dan tidak pernah takut pada apapun. tumbuh sebagai anak Yatin piatu membuatnya menjadi anak yang kuat. Azura juga merupakan gadis berhati dingin dan pendiam. Dia tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya terlebih jika orang itu tidak dia sukai. memiliki wajah sangar terkadang membuatnya ditakuti banyak orang, yah tentu saja Azura adalah mantan petinju wanita. dia selalu memenangkan kejuaraan tinju selama ini. Azura hanya memiliki 1 sahabat, sedangkan kekasih Azura tentu saja tidak memilikinya. dengan wajah menakutkan seperti itu memang siapa yang mau menjadi kekasihnya. Selama hidupnya Azura belum pernah merasakan yang namanya cinta dan dia juga tidak begitu tertarik dengan yang namanya cinta. Karena bagi Azura cinta hanya membuat seseorang menjadi lemah.
Bagaimana kisah Azura si perempuan tangguh yang tidak mengenal arti cinta, Justru bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang selalu mengejar cinta suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitaastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Alexander merasa sangat geram pada Nadine, bagaimana tidak. Nadine meminta uang 100 triliun seperti meminta uang 100 juta saja. Tapi jika dia tidak menuruti persyaratan yang di ajukan istrinya ini, maka Nadine tidak akan pernah menyetujui perceraian mereka.
Ini sangat berat bagi Alexander, uangnya memang banyak. Tapi Alexander tidak ikhlas jika harus memberikan pada wanita licik seperti Nadine.
"Dasar wanita licik." sarkas Alexander sambil memandang Nadine jijik. melihat tatapan jijik Alexander Nadine tersenyum menyeringai.
"Tapi wanita yang kamu sebut menjijikan ini masih berstatus istri sahmu Alexander. Jika saya menjijikan lalu bagaimana dengan selirmu itu. Pelakor menjijikan? atau wanita murahan?" Sarkas Nadine memandang tajam Alexander. Nadine tidak terima di sebut menjijikan oleh pria tidak berotak seperti Alexander ini.
BRAK
"Jangan pernah menyebut Sofia sebagai wanita murahan, karena kaulah wanita murahan sesungguhnya." Teriak Alexander murka. Tangannya terangkat ingin menampar Nadine, tapi belum sempat tangan Alexander menyentuh pipi Nadine. Nadine lebih dulu memelintir tangan Alexander dan memandang pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu jijik.
"Apakah menyakiti wanita adalah hobimu tuan Alexander?" Tanya Nadine sarkas.
"Kau selalu mengatakan bahwa aku adalah wanita menjijikan padahal sebenarnya kaulah yang paling menjijikan disini, kau menikahi wanita lain di saat kau masih memiliki seorang istri." Tukas Nadine memandang remeh Alexander.
Mendengar ucapan Nadine, tentu saja Alexander semakin murka. Wajahnya semakin merah karena terbakar amarah. Bagaimana bisa wanita ini merendahkan dirinya seperti ini. Alexander sangat tidak terima dengan perkataan Nadine itu.
"beraninya kau menghinaku seperti itu? memangnya siapa dirimu?" Bentak Alexander murka.
"kau bertanya siapa aku? maka akan aku jawab. Aku adalah istri sahmu TUAN ALEXANDER." Tegas Nadine
"Bagiku kau hanyalah wanita murahan yang menghalalkan segal macam cara untuk bisa menikahiku. Andai saja dulu kau tidak menjebakku dengan obat perangsang sialan itu maka aku tidak akan pernah menikahi wanita murahan sepertimu." jawab Alexander.
"Kau menyalakan aku karena memberimu obat perangsang dulu? Oh Alexander, bukankah saat itu kau juga begitu menikmatinya? Aku masih ingat bahkan saat itu milikku sampai lecet karena ulahmu. Lalu sekarang kau menyalakan aku? aku katakan padamu Alexander, bahkan jika cintamu itu benar-benar suci untuk Sofia. Bahkan walaupun aku memberimu obat perangsang dosis tinggi kau pasti tidak akan melakukannya denganku tapi pergi mencari Sofia dan melampiaskan semuanya padanya. Bukankah saat itu terjadi, Sofia juga ada di sana? kau adalah pria paling munafik yang pernah ku temui Alexander. kau mengatakan jijik padaku tapi kau beberapa kali melampiaskan hasratmu itu padaku dengan alasan itu adalah balasan atas apa yang telah ku lakukan dulu. Sangat menggelikan sekali." Tukas Nadine
Mendengar jawaban sarkas Nadine tentu saja Alexander semakin murka di buatnya. Dia jadi merutuki dirinya sendiri karena telah terperdaya oleh kelicikan Nadine dulu. Sampai akhirnya dia mau melakukan hal itu dengan Nadine.
Alexander mengepalkan tangannya erat. Dia sangat ingin mencabik-cabik wanita di hadapannya ini. Alexander merasa dirinya benar-benar sial, seharusnya dulu dia langsung saja membunuh Nadine saat Nadine menolak perceraian yang di ajukannya.
"ckk." Alexander berdecak kesal.
"Sebaiknya jangan mempersulit segalanya tuan Alexander, bukankah kita akan sama-sama di untungkan? kau mendapatkan perceraian yang kau inginkan dan aku mendapatkan uang yang ku inginkan." Ujar Nadine sambil tersenyum tipis.
"dan bisakah kau melihat ini Alexander?" ucap Nadine sambil memperlihatkan sebuah rekaman yang ada di ponselnya. Melihat itu Alexander tentu saja terkejut, wajahnya mendadak pucat. Jangan berpikir Nadine adalah wanita bodoh, karena faktanya Nadine justru adalah wanita yang cerdas juga licik. Untung saja kemampuannya dalam meretas data cukup hebat, maka dari itu dia dengan mudah mendapatkan semua itu tanpa harus bersusah-susah dahulu.
"sebaiknya cepat selesaikan semua ini, akan aku berikan rekaman ini padamu selama kau mau mengikuti keinginanku. Mudah bukan?" ujar Nadine sambil tersenyum licik.
"dan tenang saja aku juga akan menutup mulutku atas semua hal yang ku ketahui ini, tapi kau harus mematuhi persyaratan yang ku ajukan padamu. Bagaimana menurutmu?" Jawab Nadine sambil mengusap-usap dagunya.
"Baik aku akan menyetujui semua persyaratan yang kau ajukan tapi berikan semua bukti itu padaku. dan segera tanda tangani surat perceraian itu." Ujar Alexander sambil menghela napas kasar. Dia merasa benar-benar kalah saat ini. Bagaimana bisa dia kalah berdebat dengan wanita licik ini.
"sekarang kau bisa langsung mengirimkan uangnya padaku." ujar Nadine.
"tuliskan nomor rekeningmu sekarang." ucap Alexander sambil memberikan ponselnya pada Nadine.
"Sudah,. Sekarang kau bisa mengirimkannya." Ujar Nadine, dia merasa bahagia karena sebentar lagi dia akan kayak raya. Oh tidak sia-sia juga dia merasuki tubuh wanita ini. Walau awalnya dia merasa seperti hantu penasaran yang merasuki tubuh manusia, tapi sepertinya sekarang Nadine bersyukur menjadi hantu penasaran. Jika dia tidak menjadi hantu penasaran, bukankah dia tidak akan menjadi sekaya sekarang ini. Nadine berjanji akan selalu menyayangi anak Nadine yang asli sebagai balas Budi karena Nadine sudah dengan suka rela memberikan tubuhnya untuknya. Ah dia merasa sangat bahagia, padahal Nadine merasa dia tidak pernah melakukan kebaikan selama hidupnya tapi mengapa Tuhan sangat menyayangi dirinya hingga memberikan kehidupan kedua untuknya. Sepertinya setelah ini Nadine harus banyak melakukan kebaikan sebagai rasa syukur atas kehidupan keduanya ini.
Nadine tersenyum cerah saat bunyi notifikasi masuk di ponselnya. Ah akhirnya dia kaya raya. Baru saja uangnya masuk ke rekeningnya dan itu benar 100 triliun. Baguslah Alexander tidak mempersulit semuanya. Lagipula Nadine juga sudah muak terus melihat wajah jelek Alexander. Orang yang mengatakan Alexander tampan sepertinya memiliki masalah pada penglihatannya. Apanya yang rupawan, bahkan menurut Nadine Alexandra sangat buruk rupa.
Jangan salahkan Nadine atas penilaiannya itu, karena bagi Nadine ketampanan sebenarnya bukan dari parasnya tapi dari hatinya. Menurut Nadine, manusia bad attitude seperti Alexander ini tidak bisa di katakan sebagai pria tampan.
"saya sudah menuruti semua kemauan kamu, sekarang segera tanda tangani surat itu dan berikan semua bukti itu." Ujar Alexander.
"Aku sudah mengirimkan semuanya pada emailmu, dan lihat ini aku juga sudah menghapus semuanya. Aku juga tidak menyimpan cadangan datanya lagi, dan untuk orang yang ku sebutkan tadi dia tidak pernah ada. Aku hanya sedikit menipumu saja agar kau mengirimkan uangnya segera. Bukankah menghadapi pria licik sepertimu aku harus menjadi jauh lebih licik." ungkap Nadine sarkas. sebenarnya baru kali ini Nadine berbicara panjang lebar seperti ini, jika dulu dia hanya berbicara singkat saja atau hanya sekedar gumaman saja. Dia terlalu malas berbicara dulu, tapi menghadapi orang seperti Alexander ini Nadine berpikir dia harus menjadi sedikit cerewet kalau tidak dia akan menjadi kalah. perlu di ingat Nadine sangat membenci kekalahan, dia akan melakukan apapun agar tidak kalah. Terserah jika dia mau di katakan licik atau apapun Nadine tidak peduli.
Sekarang sepertinya keinginannya untuk hidup damai dan tentram akan segera terlaksana. Nadine akan menikmati kehidupannya saat ini, dan sepertinya Nadine juga harus membeli beberapa saham setelah ini agar uangnya dapat berkembang tanpa dia harus repot-repot bekerja keras. Cukup di kehidupan sebelumnya saja dia bekerja terlalu keras bahkan untuk makan saja terkadang dia tidak sempat karena terlalu sibuk latihan, sekarang dia akan hidup damai sebagai janda kaya raya.
Bukankah itu julukan yang sangat keren.