NovelToon NovelToon
Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: mitha

Gagal menikah!One night stand dengan pria asing yang tak dikenalnya.
Anggun terancam dijodohkan oleh keluarganya, jika dia gagal membawa calon suami dalam acara keluarga besarnya yang akan segera berlangsung.
Tapi secara tak sengaja berpapasan dengan pria asing yang pernah bermalam dengannya itu pun langsung mengajak si pria menikah secara sipil.Yang bernama lengkap Sandikala Mahendra.Yang rupanya Anggun tidak tahu siapa sosok pria itu sebenarnya.
Bukan itu saja kini dia lega karena bisa menunjukkan pada keluarga besarnya jika dia bisa mendapatkan suami tanpa dijodohkan dengan Darma Sanjaya.
Seorang pemuda playboy yang sangat dia benci.Karena pria itu telah menghamili sahabat baik Anggun tapi tidak mau bertanggung jawab.Pernikahan asal yang dilakukan Anggun pun membuat dunia wanita itu dan sekaligus keluarga besarnya menjadi berubah drastis dalam sekejap.

Akankah pernikahan Anggun berakhir bahagia?Setelah mengetahui siapa sosok pria itu sebenarnya?Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mitha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Bab 9

Mobil mulai melaju perlahan di antara sisa-sisa kemacetan yang mulai mencair. Kala masih diam, pikirannya penuh dengan kata-kata Anggun barusan. Ia tidak pernah berpikir bahwa wanita itu menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar peran dalam pernikahan kontrak ini. Bahwa ia ingin diakui, dianggap ada.

Di sebelahnya, Anggun duduk dengan tenang, menatap jalanan yang basah oleh hujan. Langit masih mendung, menyisakan gerimis tipis yang turun perlahan. Matanya menerawang, pikirannya masih tertinggal pada percakapan tadi. Ia tidak mengharapkan jawaban cepat dari Kala, tetapi setidaknya pria itu mau mencoba. Itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini.

Setelah beberapa menit dalam keheningan, Kala melirik sekilas ke arah Anggun. "Apa kau lapar?" tanyanya tiba-tiba.

Anggun terkejut mendengar pertanyaan itu. Kala bukan tipe pria yang berbasa-basi, jadi mendengar dia bertanya seperti itu cukup membuatnya heran. Namun, ia hanya mengangguk kecil. "Sedikit."

Kala mengarahkan mobil ke jalur kanan, mencari tempat yang masih buka di tengah malam yang basah ini. Setelah beberapa menit, ia menemukan kedai kecil dengan lampu redup di pinggir jalan. Sebuah warung yang tampak sederhana, tapi cukup ramai.

"Kita makan di sini," ujar Kala, lalu mematikan mesin mobil.

Anggun menatap tempat itu sejenak, lalu mengangguk. Ia tidak keberatan, selama perutnya bisa terisi sebelum tidur. Mereka turun dari mobil, dan hawa dingin segera menyelimuti tubuh mereka. Kala dengan refleks membuka pintu untuk Anggun sebelum masuk ke dalam warung.

Mereka memilih duduk di sudut, jauh dari keramaian. Seorang pelayan mendekat dan menyerahkan menu. Kala langsung memesan dua porsi mie godog dan teh hangat, sementara Anggun hanya tersenyum tipis.

"Kau tahu apa yang kusuka?" tanyanya.

Kala mengangkat bahu. "Aku hanya menebak. Kau kelihatan butuh sesuatu yang hangat."

Anggun tidak membalas, hanya menatap pria itu dengan ekspresi sulit diartikan. Tiba-tiba, Kala tampak seperti seseorang yang benar-benar mengenalnya, meski mereka tidak banyak berbicara satu sama lain selama ini.

Tak lama, pesanan mereka datang. Uap panas dari mie godog mengepul ke udara, aromanya menggugah selera. Anggun mengambil sumpitnya dan meniup mie sebelum memasukkan ke dalam mulutnya. Kala memperhatikan gerakannya sejenak sebelum mulai makan juga.

"Bagaimana?" tanya Kala.

"Enak," jawab Anggun dengan senyum kecil.

Mereka makan dalam diam, hanya ditemani suara hujan yang semakin menipis di luar. Kala merasa aneh. Biasanya, keheningan seperti ini membuatnya risih. Tapi kali ini, dengan Anggun di seberangnya, ia tidak merasa ingin segera menyelesaikan makan dan pergi.

Saat mereka hampir selesai, ponsel Anggun bergetar di atas meja. Ia melirik layar dan melihat nama Radit terpampang di sana. Tangannya sedikit ragu sebelum akhirnya ia menekan tombol diam dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas.

Kala yang melihat itu mengangkat alis. "Kenapa tidak diangkat?"

Anggun menghela napas. "Tidak penting."

Kala tidak mendesak, tapi ia bisa merasakan sesuatu yang lain di balik jawaban itu. Sebuah rasa ragu, atau mungkin, sesuatu yang Anggun coba hindari.

Setelah membayar makanan, mereka kembali ke mobil. Perjalanan menuju rumah terasa lebih ringan dibanding sebelumnya. Mungkin karena perut mereka yang sudah kenyang, atau mungkin karena ada sesuatu yang berubah dalam hubungan mereka malam ini.

Saat mereka sampai di rumah, Kala lebih dulu keluar dan berjalan mengitari mobil untuk membukakan pintu bagi Anggun. Wanita itu menatapnya heran, tapi tidak berkata apa-apa saat keluar.

"Terima kasih untuk malam ini," ujar Anggun pelan.

Kala menatapnya sejenak, lalu mengangguk. "Masuklah."

Anggun tersenyum tipis sebelum melangkah masuk ke dalam rumah. Kala tetap berdiri di depan pintu sebentar, menatap punggungnya yang menghilang di balik pintu.

Malam ini, untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa pernikahan ini bukan hanya sebuah kewajiban.

Dan itu cukup membuatnya bingung.

Setelah masuk ke dalam kamar, Anggun merebahkan tubuhnya di kasur. Hujan di luar sudah benar-benar reda, menyisakan aroma tanah basah yang menyelinap masuk melalui celah jendela. Ia menghela napas panjang, pikirannya masih berputar di sekitar momen bersama Kala tadi.

Apa yang sebenarnya ia harapkan dari pria itu? Jawaban? Perasaan? Atau sekadar pengakuan bahwa ia lebih dari sekadar istri kontrak?

Ponselnya kembali bergetar. Radit. Lagi.

Kali ini, ia menghela napas lebih dalam sebelum akhirnya mengangkatnya. "Ada apa?"

"Kau baik-baik saja?" suara Radit terdengar lembut, tapi ada nada khawatir di sana.

"Aku baik-baik saja, Radit. Kenapa kau menelpon malam-malam begini?"

"Aku hanya ingin memastikan. Kau... terlihat berbeda belakangan ini."

Anggun menutup matanya sejenak. "Aku hanya lelah. Jangan terlalu dipikirkan."

Hening sejenak. Radit seolah ragu untuk melanjutkan pembicaraan. "Jika ada sesuatu, kau tahu kau bisa bicara padaku, kan?"

Anggun tersenyum kecil. "Terima kasih, Radit. Tapi aku baik-baik saja."

Setelah menutup telepon, Anggun mendekap ponselnya di dada. Ia tahu Radit hanya ingin membantunya, tapi ada sesuatu yang membuatnya enggan membuka diri. Sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan—bahkan kepada dirinya sendiri.

Sementara itu, di kamar sebelah, Kala duduk di tepi ranjangnya. Ia mengingat kembali tatapan Anggun di warung tadi. Ada sesuatu dalam cara wanita itu menatapnya yang membuatnya merasa... diinginkan.

Bukan dalam arti fisik, tapi lebih dalam dari itu. Seolah Anggun berharap ada sesuatu yang lebih di antara mereka.

Kala menghela napas. Ia tidak tahu apakah ia siap untuk itu.

Tapi yang jelas, malam ini adalah awal dari sesuatu yang berbeda.

Dan ia tidak yakin apakah ia harus menyambutnya, atau justru menghindarinya.

1
yuning
anggun
chloe
next
chloe
lanjut
yuning
semua akan kalah dengan yg namanya "nyaman"
chloe
lanjut
yuning
akhir yang tanpa akhir
chloe
lanjut
yuning
aku ikutan meleleh Kala
chloe
lanjut
yuning
manisnya Mr Kala
chloe
lanjut
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kamu juga mas Kala 🥰🥰
yuning
kamu juga suamiku , jangan lupa mimpikan aku
chloe
lanjut
yuning
Karena kamu sangat romantis Mr Kala
yuning
anggun yang jadi nyonya Kala tapi kenapa aku yang merasakan manisnya
chloe
lanjut kak
chloe
lanjut
yuning
tenanglah anggun, Kala lelaki yang berprinsip
yuning
- + mulai saling tarik menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!