Jelly Putri Wijaya sadar, menikahi seseorang yang tidak dicintai hanya akan membawa masalah. Itulah alasan mengapa ia harus menghentikan rencana pernikahannya dengan Benjamin Huang. Mungkin lebih tepatnya melarikan diri dari pernikahan itu.
Pelarian Jelly ke Hongkong mempertemukan gadis itu dengan Oscar Liu, musisi muda yang sedang naik daun dan digilai fans. Sosok Jelly yang kikuk dan misterius, membuat Oscar tertarik menjadikan gadis itu tameng dari serbuan gosip media.
Perasaan Oscar yang semakin kuat dan kenyataan bahwa Jelly bukanlah gadis sembarangan, membuat Oscar jadi mempertanyakan niatnya. Jelly pun sadar bahwa ia tidak bisa selamanya melarikan diri. Ketika masa lalu dan masa depan bertarung di depannya, akankah Jelly kembali lari dan menjauh dari kebahagiaan?
Bagaimana kisahnya? yuk ikuti di novel baruku.. 🙏
Jika suka, like, komen positif, sub, rate 5 and share ya.. Terimaka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3.
"Sebentar saja, bolehkan? "
Oscar mengamati laki-laki tadi dan gadis di samping nya. Lalu sambil mengangguk pendek, ia mengubah posisi duduknya. "Ya, ya, tentu, " katanya singkat dan seraya menutup buku dan berdeham.
"Tersenyumlah." Laki-laki itu mengarahkan kamera di hpnya ketika Oscar berdiri.
Oscar menurut. Bibirnya bergerak kaku membentuk seulas senyum. Lalu... satu jepretan pun diabadikan.
"Sebentar, " kata gadis di sebelah laki-laki tadi sambil menulis sesuatu di belakang kertas yang ditebaknya sebuah peta. "Maukah kau menunjukkan kertas itu ke kamera hpku? ini untuk temanku. Kumohon? "
Teruntuk Erika, hidup terlalu singkat untuk dirimu ini menyimpan semua perasaan yang tak bisa dirimu ungkapkan.
Kedua alis Oscar terangkat membaca tulisan yang di berikan gadis itu. "Apa yang terjadi pada temanmu? " Ia kemudian bertanya setelah berfoto dengan tulisan itu.
"Maksudmu Erika? " Gadis itu langsung tersenyum. " Dia pelukis yang bermasalah dengan perasaannya sendiri. Namaku Cindy," Ia memperkenalkan dirinya kepada Oscar seraya menjulurkan tangan.
"Dan aku Dennis. Dennis Wu, kekasihnya, " kata laki- laki di sampingnya.
Oscar menjabat mereka bergantian.
"Apa yang kau lakukan di Hongkong? Berlibur atau..."
"Aku berencana mengelilingi Hongkong yang menjadi salah satu tempat yang aku kagumi."
"Lalu konsermu di berbagai negara? " tanya Dennis Wu lagi.
"Tur, sebetulnya, " ralat Oscar. "Lain waktu. Dimulai dari Tiongkok. "
Cindy mengangguk datar. "Kupikir kau akan menemui kekasihmu di Hongkong. Siapa namanya? Selina Lin? atau Selina Tan? "
"Selina Tan. " Dennis Wu menyikut kekasihnya. Lalu ia tersenyum sungkan ke arah Oscar. "Baiklah kalau begitu. Terimakasih atas waktumu, Oscar Liu. Hmm, selamat menikmati petualanganmu! "
Oscar tersenyum lebar melihat laki-laki itu menyeret kekasihnya cepat- cepat dari hadapannya.
"Apa? " tanya Cindy menarik tangannya.
"Mereka hanya berteman, " tukas Dennis Wu bisik- bisik. "Selina Tan tunangan William Chow. "
"Maksudmu William yang...? "
"Ya, William yang itu. "
Sambil menarik napas dalam-dalam, Oscar kembali duduk. Sepertinya ia perlu menenangkan dirinya ini sejenak. Kupikir kau akan menemui kekasihmu di Hongkong. Oscar memejamkan matanya sebentar dan menggeleng. Kalimat itu mengusik telinganya. Orang-orang masih saja berpikir dirinya dan Selina Tan berpacaran. Itu harus di hentikan.
Tiba-tiba sebuah ide melintas di benak Oscar Liu.Dan ide konyol sepertinya boleh di coba. Kenapa dia tidak mencari gadis yang bisa menepis rumor tentang diri nya dan Selina Tan? Benar , dirinya ini hanya perlu menemukan gadis yang cantik dan tepat untuk di ajak bekerjasama.Sepertinya mudah sekali,hmm.. ia mengingat banyak gadis mengantri untuk bisa di sisinya. Tapi, bagaimana caranya menemukan gadis yang tidak berharap lebih darinya?
Oscar mengeluarkan hpnya dari saku jeansnya sekali lagi ketika ia mendengar bunyi WA masuk. Alisnya itu langsung terangkat saat membaca pesan tersebut. Yang ternyata dari Berliana.
Sekali lagi aku bertanya, kau yakin tidak akan pernah menemui Selina Tan disana? Dia mungkin sedang memakai gaun seksinya saat ini?
Sial. Sesaat Oscar Liu tidak bisa berkata- kata. Tetapi kemudian dia menarik napas dan menghembuskan secara perlahan-lahan dengan kesal. "Sudah cukup. Kubilang tidak akan..." ia bergumam dan langsung menonaktifkan hpnya. Dan gaun seksinya? Apa - apaan sih ini...
Senyum masam perlahan membingkai bibir Oscar Liu bersamaan pandangannya yang kosong selama beberapa detik. "Berengsek kau, Berliana. " Ia tampak memberengut ke sekitarnya.Ini bukan tentang dirinya yang berlebihan menanggapi pesan sialan itu. Sikap Berliana lah yang berlebihan dan menyebalkan.
Oscar Liu tidak bisa menahan diri untuk merutuk. Ia merasa sesak dan amarah kembali mempermainkan dadanya saat ini. Mengingat Selina Tan sama halnya mengundang wajah William Chow ke dalam hati dan pikirannya, tunangan gadis itu.
Dan, Oscar Liu benci harus mengingat- ingat hal itu lagi. Mencintai seseorang yang sudah bertunangan mungkin bukan kebetulan yang luar biasa. Patah hati selalu menyakitkan, melumpuhkan, kewarasan, dan menciptakan trauma berkepanjangan. Tapi keadaan ini diperparah oleh kenyataan bahwa William Chow adalah saudara sepupu Oscar Liu.
"Sialan kau, Berliana, " sekali lagi ia menggerutu. Oh, Berliana harus tahu bahwa diantara Oscar Liu dan Selina Tan sudah tidak ada apa-apa. Tapi kemudian Oscar Liu merenungi pikirannya, sekarang ia bahkan bimbang dengan perasaannya sendiri.
Memang, segala hal yang menyangkut Selina Tan itu selalu samar dan membuatnya ragu. Oscar Liu selalu berpikir ia bisa mengatasi perasaan itu. Terbukti ia selama tujuh tahun bisa menghindari gadis itu. Tapi, saat ia teringat pesan Selina Tan yang masuk tadi malam ke hpnya, perasaannya kembali harus di pertanyakan.
Ku dengar kau mau berlibur ke Hongkong. Apa kira- kira kira bisa bertemu?
Omong kosong. Ia tahu Berliana pasti sudah bongkar rencananya mengunjungi Hongkong pada gadis itu. Meski sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengusik kehidupan Selina Tan lagi, kenyataannya sulit bagi Oscar Liu mengunjungi Hongkong tanpa memikirkan gadis itu. Terlebih mengetahui bahwa Selina Tan menatap disana.
Oscar Liu menghela napas sambil menggeleng. Ah, kenapa mengunjungi Hongkong bisa menjadi serumit ini? " pikirnya heran. Mungkin ia memang perlu mempertimbangkan ide tentang gadis asing di pikirannya untuk mengalihkan segala hal tentang si Selina Tan darinya. Baik dari perasaannya sendiri dan maupun perhatian media.
Kali ini Oscar Liu kembali membolak-balikan buku di pangkuannya, berusaha untuk menyibukkan dirinya. Ia perlu melupakan segala hal tentang William Chow dan Selina Tan saat ini. Bagaimanapun caranya.
Selama beberapa menit Oscar Liu mulai menikmati baris demi baris di tiap paragraf bukunya lagi, tetapi kemudian....
"Oscar Liu, benar? "
Bahu Oscar Liu langsung melesak.Ia kembali untuk menarik wajahnya dari bukunya sambil menggeram kesal sendiri. Apa lagi sekarang? pikirnya.
"Ya ampun! Ternyata memang Oscar Liu! " Gadis itu tercengang ketika Oscar Liu menoleh. "Apa aku juga boleh meminta tanda tanganmu? "
"Y.. Ya, tentu. " Oscar Liu mengangguk. Bukan, bukan gadis seperti ini yang diharapkannya.
Gadis itu mengaduk- aduk tas kecil, mengeluarkan bolpoin lalu menunduk dan menunjuk belahan ke arah belahan dadanya sendiri. "Aku mau kamu bisa tanda tangan disini. Bolehkah? "
"Baik.. " Oscar Liu terlihat canggung, tapi akhirnya ia setuju. "Okelah."
****
Percakapan dalam berbagai bahasa asing, bunyi ban karet koper yang menggesek lantai,dan juga suara pengumuman dari pengeras..
Sekujur tubuh Jelly mulai terasa dingin. Ia menarik napas panjang diam-diam tanpa menyadari bahwa ia mencengkeram pada lututnya menguat. Kengerian seakan-akan membuat segalanya melesat samar di dalam pandangannya.
Hari ini bukan hari yang mudah untuknya, terutama ia mengingat tujuannya ke Hongkong. Kenapa tiba-tiba semuanya menjadi lebih sulit hari ini? Padahal Jelly yakin semalam tekadnya sudah bulat untuk dirinya ini bisa melakukan perjalanan jauh seorang diri.
Bersambung!!