Berperan sebagai ayah dan ibu sekaligus tak membuat Mario Ericsson Navio kewalahan. Istrinya pergi meninggalkan dirinya dengan bayi yang baru saja dilahirkan. Bayi mereka ditinggalkan sendirian di ruang rawat istrinya hingga membuat putrinya yang baru lahir mengalami kesulitan bernapas karena alergi dingin.
Tidak ada tabungan, tidak ada pilihan lain, Mario memutuskan pilihannya dengan menjual rumah tempat tinggal dia dan istrinya, lalu menggunakan uang hasil penjualan untuk memulai kehidupan baru bersama putri semata wayang dan kedua orang tuanya.
Tak disangka, perjalanannya dalam mengasuh putri semata wayangnya membuat Mario bertemu dengan Marsha, wanita yang memilih keluar dari rumah karena dipaksa menikah oleh papinya.
“ Putrimu sangat cantik, rugi sekali pabriknya menghilang tanpa jejak. Limited edition ini,” - Marsha.
“Kamu mau jadi pengganti pabrik yang hilang?”
Cinta tak terduga ! Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjemput Morgan
Di ruangan office girl, Marsha meletakan Maureen di kursi miliknya. Melati baru keluar dari kamar mandi, gadis itu terlihat sangat lelah hingga tak menyadari keberadaan Maureen di sana.
“Huuuuaaaaahhhhooommm… ngantuk banget..” kata Melati merebahkan dirinya di bed sofa.
Ia mengambil posisi ternyaman untuk tidur siang sebentar, namun saat memiringkan tubuhnya, Melati melihat sosok gadis kecil berjongkok menatap dirinya dengan ekspresi polos.
“Kok mirip itu ya..” kata Melati mengucek-ucek kedua matanya.
“Kakak, gecel-gecel Ilen mau baling juga.. Ilen ngantuk..juga..” lirih Maureen hampir tak dapat didengar oleh Melati.
Melati menggerakan tubuhnya mendekat ke arah dinding, sementara Maureen dia naik ke atas bed sofa dengan mudahnya dan merebahkan dirinya di sebelah Melati.
“Hm.. Mimpi kali ya aku… halu teruslah Mela sampai pusing sendiri..” lirih Melati membalikan tubuhnya menghadap dinding.
Maureen yang lelah menangis, langsung tertidur di sebelah Melati dengan bibir yang terbuka. Keduanya begitu mirip sehingga membuat rekan Melati melongo.
“Lihat, guys !! Mereka seperti adik dan kakak.. Kalau dilihat-lihat wajah anak itu mirip Mela ya, tapi versi kecil..”.
“Iya bener.. Mirip sekali..”
“Kalian kenapa ?” tanya Marsha yang sudah kembali dari kantin membawa bungkus makanan.
“Eh, Marsha coba lu liat deh. Mereka mirip nggak sih ?” tunjuk Ara kepada Marsha dimana Melati dan Maureen tidur.
“Eh ?! Tidur, padahal aku baru mau ajak mereka makan..” lirih Marsha.
Karena tak tega membangunkan keduanya, Marsha meletakan dua bungkus makanan kantin di meja dan dia membuka satu bungkus untuk dimakannya sendiri. Baru setengah suap rekan Marsha yang lain berlari masuk ke ruangan mereka membuat Marsha dan lainnya menoleh.
“Ada apa, Tina ?” tanya Ara heran.
“I–tu di depan a–da bos kita sama asistennya..” kata Tina gugup.
“Ha ? Mau ngapain ?” tanya Ara yang hendak keluar namun, Mario dan asistennya sudah lebih dulu masuk membuat wanita-wanita disana sedikit kaget dan gugup.
“B–bos..”
“Marsha mana ?” tanya Mario datar.
“I–,”
“Anak saya mana ?” tanya Mario membuat rekan kerja Marsha menoleh. “ Anak ?”.
“ Bapak bisa lihat sendiri di belakang saya !” seru Marsha yang kembali melanjutkan makannya dengan santai membuat rekan kerjanya melongo takut.
“Habislah Marsha, apa dia nggak tahu bahwa Pak Mario ini CEO di perusahaan tempat kita bekerja..” bisik Tina takut.
Marsha mendengar ucapan rekannya dan memilih tidak menghiraukannya, berbeda dengan Mario dia berjalan mendekati putrinya yang ternyata telah tidur di sebelah Melati. Tampak wajah sembab putrinya membuat kening Mario mengerut. Supirnya hanya mengatakan bahwa Maureen dibent4k oleh seseorang dan sekarang bersama Marsha di ruangan office girl.
“Dia lucu sekali..” gumam Kai saat melihat gaya tidur Melati.
Itu artinya putrinya menangis karena seseorang yang telah membent4knya. Dia dan kedua orang tuanya tak pernah memarahi Maureen apalagi sampai membent4k. Dia akan melihat cctv lobby untuk melihat siapa yang ber4ni membentak putrinya.
“Bapak mau sampai kapan di sini, pak ?” sindir Marsha yang telah selesai menghabiskan makan siangnya.
“Kamu ngusir saya !!!” ucap Mario m4rah dan membangunkan Melati serta Maureen yang tidur.
“Bapak membangunkan mereka tidur !” ketus Marsha. “Coba bapak lihat rekan saya yang dari tadi memunculkan kepalanya di kamar mandi, tahukan lagi ngapain dan mau ngapain.. Jadi silahkan bapak keluar !!” seru Marsha yang mengusir Mario dan Kai secara halus.
Mario akan mengomeli Marsha, namun Kai menghentikannya. Benar kata Marsha, seseorang menatap melas ke arah dia dan Mario. “ Ayo, keluar ! Biarkan putrimu tidur di sini dulu !” ajak Kai membuat Mario pasrah.
“Antarkan putriku keruanganku, kalau dia sudah bangun !” pesan Mario. Marsha mengangguk pelan.
Setelah kepergian Mario dan Kai, rekan kerja Marsha baru berani mengeluarkan dirinya. Dia baru saja mandi bersih karena halangan yang membuatnya harus mandi.
“Cha, kok lu berani banget sama pak bos ?”
“Bener cha, salut gue lu berani banget..” timpal Ara yang sedari tadi diam tak berkutik.
“Sama-sama manusia kenapa harus takut ?” kata Marsha yang akhirnya membuat rekan kerjanya terdiam.
Sementara ditempat lain, Narel dan istrinya tengah berunding. “Ayah yakin ?” tanya Vion khawatir.
“Ayah, yakin. Kita harus segera menyelesaikannya. Kamu tahu seseorang telah menargetkan mereka karena salah satu dari mereka mengetahui perbuatannya..”
“Kita tidak bisa seperti ini bu, anak-anak membutuhkan kita,” jelas Narel lagi.
“Bagaimana dengan Iren, yah ? Apa kita akan membawanya ?” tanya Vion tak ingin meninggalkan cucunya.
Narel menggelengkan kepalanya. “ Tidak ! Tapi kita harus segera meminta Mario untuk menikahi Marsha !”.
“Kenapa harus Marsha ? Bahkan gadis itu sudah keluar dari rumahnya sendiri, yah ?”.
“Kamu lupa, jika Mario sangat menyukai Marsha dari kecil ? Tapi putra kita itu sangat bodoh dan memilih menikah dengan Dea yang ternyata tidak mencintainya ??!”.
Vion menundukkan kepalanya. Dia juga teringat akan putrinya dan kembaran putranya yang baru diketahui keberadaannya. “ Lalu, kapan kita akan melaksanakan pernikahan mereka ?” tanya Vion kembali menatap suaminya.
“Lusa, kita akan melaksanakannya. Gilbert dan Daddy Kendrick sudah menyetujuinya. Kita akan melaksanakannya dengan tertutup !” seru Narel tegas.
Vion hanya pasrah, dia berharap semuanya akan baik-baik saja.
*
*
*
*
Sore hari, Marsha dan Melati akan pergi ke rumah sakit untuk menjemput Morgan yang sudah menunggu. Dimana Maureen ? Seperti kata Mario setelah bangun tidur, Maureen harus di antar ke ruangannya. Namun sebelum itu, Marsha menyuapi Maureen makan agar anak itu tidak merasa lapar.
Disinilah keduanya berada. Morgan sudah rapi dengan pakaian biasa. Dua bodyguard yang menjaga Morgan akan mengantar mereka pulang sesuai perintah Kendrick.
“Opa yang suruh ?” bodyguard itu mengangguk.
“Tapi motorku gimana ?” tanya Melati yang memang membawa motornya sementara motor Marsha berada di kediaman Mario.
“Nanti rekan kami yang membawanya, kalian ikut kami menggunakan mobil !”.
“ Baiklah,”.
Selama perjalanan, Marsha merasa heran dengan jalan yang dilewati oleh mereka. Ini bukan jalan menuju kos, ini seperti daerah perumahan yang tak jauh dari kediaman Mario.
“Om, kita salah jalan ini !” seru Marsha membuat Morgan dan Melati tersadar jika jalan yang mereka lewati berbeda.
“Om nggak nyulik kita kan ??” tanya Melati ketakutan.
“Kami membawa kalian ke tempat yang lebih aman, karena di kosan kalian sekarang sudah di int4i oleh seseorang untuk mengawasi kalian!”
“Ba–bagaimana bisa ??” tanya Morgan terkejut. Sementara Melati dia mengingat kejadian tadi lagi dimana dirinya diikuti oleh mobil tanpa plat.
“Berarti mereka sudah sejauh itu,”.
Kedua bodyguard itu memilih untuk diam tanpa mau menjelaskan apapun. Mereka hanya melaksanakan tugas yang diberikan Kendrick kepada mereka.
Kini mereka tiba di sebuah rumah yang tampak sederhana namun masih terlihat elegan. Sebuah mobil hitam terparkir di sana.
Alis Marsha terangkat saat mengenali mobil itu. Marsha dan lainnya turun dari mobil. Mereka disuruh langsung masuk. Marsha dibuat penasaran dengan mobil yang terparkir di depan rumah itu. Mobil yang hanya dia dan kakaknya yang mengetahuinya.
“Kalian sudah datang ?” sambut seseorang membuat Marsha terdiam kaku.
DAH PENASARAN BANGET SAMA LANJUTAN PARA CADEL
Akhirnya rahasia 2 tahun yg disimpan Arneta terungkap
menarik baca awal eps.
lanjuut