Tepat dihari pernikahannya Ivana malah kabur melarikan diri, niat hati ingin memberitahukan hal tersebut pada kedua orangtuanya. Calantha justru dipaksa untuk menggantikan posisi Ivana sebagai mempelai pengantin wanitanya.
Rowan, pria sejuta pesona yang terpaksa menikahi Cala hanya untuk balas dendam karena Ivana telah menabrak istrinya hingga meninggal dunia.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata pernikahan yang berkedok balas dendam yang dilakukan oleh Rowan itu justru mengungkap satu persatu rahasia keluarga yang selama ini ditutup rapat-rapat?
Simak kelanjutan ceritanya...
⚠️jangan lupa buat terus kasih dukungan dengan like, komen dan vote🌹⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Kantor PRADANA CORP...
Rowan melangkahkan kaki jenjangnya melewati lobi, tatapan matanya yang tajam menatap lurus kedepan dan tak menghiraukan keadaan sekitar. Bahkan sapaan para karyawan hanya dibalasnya dengan deheman.
Dibelakangnya ada Ardi yang selalu setia berada sisi Rowan dimana pun tuannya itu pergi. Keduanya berjalan menuju lift khusus petinggi.
Ardi segera menekan tombol lift yang akan membawa mereka menuju lantai paling atas tempat dimana ruang CEO itu berada.
Ting!
Pintu lift terbuka dan tiba dilantai 50. Dengan langkah kaki yang tegas Rowan berjalan keluar dari dalam lift tersebut sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.
"Ar.." panggilnya pada sang asisten
"Ya tuan?" sahut Ardi
"Panggilkan Hestu keruanganku", Perintah Rowan, tatapan matanya terfokus pada layar ponsel yang tengah ia genggam.
"Ba-" Ardi menggantungkan ucapannya saat melihat Papa Hestu sudah berdiri didepan ruang kerja tuannya itu seraya mengobrol dengan Livi sekretaris pribadi Rowan.
"Bukankah itu Pak Hestu tuan?" ujarnya memastikan sambil menunjuk pria itu dengan dagunya.
Rowan mendongak mengikuti arah pandang yang ditunjuk oleh Ardi. Ternyata benar, mertuanya itu berada didepan ruang kerjanya dan tengah mengobrol dengan Livi.
Jika mengingat Hestu adalah mertuanya, rasanya geli sekali Rowan mendengarnya. Orang yang dipercaya Daddy nya untuk mengelola keuangan justru melakukan penggelapan dana dengan nilai yang fantastis.
"Tuan.." sapa Hestu saat melihat kedatangan Rowan. Ia masih segan untuk memanggil lelaki itu dengan sebutan namanya. Terlebih ini kawasan kantor dia harus bersikap profesional, apalagi semua karyawan tidak mengetahui pernikahan Rowan dengan putrinya Calantha.
"Ada yang ingin saya bicarakan dengan mu Hestu, mari masuk kedalam", Ajak Rowan pada mertuanya
Hestu menganggukkan kepalanya pelan sambil mengulas senyum tipis." Saya juga ada hal yang saya bicarakan dengan anda tuan". Tukasnya
Ia bergegas melangkahkan kakinya menyusul Rowan yang sudah lebih dulu masuk kedalam ruangannya.
"duduk". Rowan mempersilahkan Hestu untuk duduk dikursi sofa yang ada diruang kerjanya.
"Baik tuan"
Hestu segera mendudukkan dirinya dikursi sofa panjang yang bersebrangan dengan Rowan yang juga duduk dikursi sofa single.
"Hal apa yang ingin kamu bicarakan dengan saya Hestu?" ujar Rowan bertanya seraya menyandarkan punggungnya disandaran sofa dan mengangkat kaki kirinya bertumpu dikaki kanannya.
"Ekhemm.." Hestu berdehem sebelum memulai berbicara mengutarakan isi hatinya.
"Begini tuan, dikarenakan anda sudah menikahi putri saya Cala. Bolehkan saya mengajukan promosi kenaikan jabatan dari direksi menjadi dewan komisaris tuan?". Ucap Hestu ragu-ragu dan takut jika pengajuannya tidak diterima oleh Rowan.
Mendengar itu, Rowan tersenyum licik dalam hatinya. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Mengingat jika kedua mertuanya itu orang yang serakah dan haus validasi.
"Begitu ya?" tukas Rowan meremehkan
Hestu tersenyum meringis," Iya tuan. Itupun jika anda berkenan dan menyetujuinya".
Rowan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Tapi justru saya ingin memberhentikan anda bekerja, bagaimana?" ujarnya
"Maksud anda tuan?" cicit Hestu sambil mengernyitkan dahinya.
"Saya akan memberhentikan anda bekerja tapi saya akan tetap men-transfer uang setiap bulannya. Bagaimana ? Bukankah itu enak?" Tukas Rowan
Sejenak Hestu terdiam menimbang-nimbang ucapan Rowan. Ada benarnya apa yang dikatakan oleh menantunya itu, dia tidak perlu bersusah payah kerja lagi tapi setiap bulan akan ada transferan uang masuk kedalam rekeningnya. Bukankah itu enak?
"Benar yang dikatakan oleh Rowan, aku tidak perlu kerja lagi dan cukup menikmati hari-hari ku dirumah. Bukankah Rowan kaya raya, bahkan kekayaannya saja tidak akan habis tujuh turunan. Memberinya uang secara cuma-cuma juga tidak akan mengurangi harta kekayaannya. Ini adalah kesempatan emas dan aku tidak akan menyia-nyiakannya. Ya tidak akan". Batin Hestu
"Hestu?" Panggil Rowan menyadarkan Hestu dari lamunannya.
"Ah ya tuan?"
"Bagaimana? Apa kau menyetujuinya ?" tanya Rowan seraya mengangkat sebelah alisnya.
"Ya tuan, saya menyetujuinya". Jawab Hestu, tanpa pikir panjang lagi dan menjawabnya dengan tegas
Rowan tersenyum miring mendengarnya. Kemudian, ia meminta Ardi untuk mengambilkan sebuah berkas diatas meja kerjanya.
"Ini tuan", Ardi menaruh berkas itu diatas meja dihadapan Rowan.
"Hmm.." sahutnya berdehem
"Silahkan tanda tangani surat itu, Pak Hestu". Titah Rowan
Hestu mengerutkan dahinya."Ini surat apa tuan?"
"Surat pemberhentian kerja". Sahut Rowan dengan cepat
Mendengar itu, Hestu hanya menganggukkan kepalanya. Ia lalu meraih surat itu dan segera membubuhkan tanda tangan tanpa membaca lebih dahulu isi suratnya.
Tanpa Hestu sadari, Rowan tersenyum licik dalam hatinya.
"Satu tikus kecil sudah masuk dalam perangkap", batin Rowan
"Sudah tuan". Ucap Hestu sambil menaruh kembali surat yang berisi tanda tangannya itu diatas meja. Rowan segera meraihnya sebelum Hestu menyadari isi didalam surat tersebut.
"Karena kau sudah membubuhkan tanda tangan mu disurat ini, ku anggap kau menyetujuinya". Ujar Rowan tegas
"Ya tuan, saya dengan kesadaran penuh menyetujui isi surat tersebut". Kata Hestu
"Baiklah, pemberhentian kerja mu berlaku mulai hari ini. Jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, silahkan keluar dan segera bereskan meja kerjamu".
Hestu mengangguk,"Baik tuan". Setelah itu ia beranjak dari duduknya dan pamit undur diri, kemudian ia bergegas melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja menantunya.
.
.
Sepeninggalan Hestu pergi, Rowan terus saja mengumpati kebodohan mertuanya itu.
"Kau melihatnya tadi Ar, dia bodoh sekali. Kenapa langsung menanda-tangani surat ini tanpa membaca dulu isinya". Ucap Rowan pada Ardi
Ardi mengangguk menimpali ucapan tuannya itu.
"Bukan bodoh tuan lebih tepatnya ceroboh. Pak Hestu ceroboh karena tidak membaca lebih dulu isi didalam suratnya. Jika dia tidak hati-hati, tindakannya ini bisa menjadi Boomerang untuk dirinya sendiri nantinya". Sahut Ardi menimpali
"Kau benar Ar, baiklah... Lebih baik kau awasi dia. Aku akan pulang sebentar sebelum pergi ke kota S". Kata Rowan, kemudian ia beranjak dari duduknya lalu menyambar jas hitam miliknya yang tadi ia sampirkan diatas sandaran sofa.
"Handle dulu pekerjaan yang ada disini sebelum nanti siang kita berangkat Ar". Perintahnya
Ardi mengangguk, setelah itu Rowan langsung berlalu keluar dari ruang kerjanya.
.
.
Mansion..
"Heii kamu..." Seseorang berteriak memanggil Cala yang sedang berdiri ditepian kolam renang. Cala membalikkan badannya dan seketika orang itu langsung mendorong bahu Cala hingga dirinya tercebur kedalam kolam renang.
Byurrr...
"Aaahhh... Tolong..." Cala berteriak meminta tolong sambil melambaikan kedua tangannya keatas.
Orang yang mendorong Cala itu, bukannya menolong tapi justru menertawakan Cala bersama teman-teman. Mereka seolah puas mengerjai Cala.
"Rasakan akibatnya karena sudah berani bertingkah dihadapan tuan Rowan". Makinya pada Cala
Sedangkan Cala tak menggubris ucapannya, ia berusaha bertahan sambil sesekali berteriak meminta tolong. Jujur saja, Cala tidak bisa berenang. Jadi jika tidak ada yang mendengar teriakan nya dan juga menolongnya, Cala hanya bisa pasrah. Ia sudah kehabisan oksigen dan air juga masuk kedalam parunya.
"Tol..." Suara Cala hingga bersamaan dengan tubuhnya yang tenggelam kedasar kolam renang.
Ketika itu bertepatan dengan seseorang yang datang sambil berteriak memaki orang yang sudah berbuat masalah dengan Cala.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?!!!"
.
.
.
To be continue...
Jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komen... Terimakasih ♥️🌹
hayo buna selesaikan teka-teki ny Rowan... jgn2 c Daniel ang detektif SDH tau cpa ayahnya Rowan....
pasti Rowan hanya anak sambung kan?
duh bakal da kejutan pa ge eaa wat Rowan..