Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.
Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.
Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menjadi kekasih bayaran
***
"Baju biru ini sepertinya cocok untukmu! Bagaimana, apakah kamu menyukainya?" tanya Xihua.
"Terserah kamu saja!" jawab Qian.
"Jangan seperti itu, aku ingin nanti kita mengenakan baju warna yang sama saat menemui Ayah..!" Xihua langsung menutup mulutnya, dia sampai menutup mata karena keceplosan.
"Menemui siapa?" tanya Qian.
"Ee maksudku supaya kamu terlihat lebih rapi saat bertemu dengan orang-orang di jalan," kata Xihua yang merasa sedikit malu.
"Xihua, katakan padaku, apa sebenarnya yang kamu rencanakan? Aku yakin kamu mau membelikanku pakaian pasti memiliki maksud yang lain! Katakanlah, jika tidak aku tidak mau menerima barang pemberianmu," kata Qian.
Xihua menatap mata Qian dan kemudian dia pun mulai berterus terang. "Kamu benar! Sebenarnya aku membelikan mu baju karena aku ingin kamu ikut denganku ke Istana menemui ayahku," jawab nya.
"Kenapa harus aku? Bukankah masih banyak pemuda yang lain selain diriku, seperti Fa Xian, atau mungkin murid-murid Bunga Biru!"
"Sebenarnya begini! Lima hari lagi aku akan pulang ke istana karena di istana akan ada kunjungan seorang Pangeran dari Kekaisaran Han yang ingin melamar kakak ku. Karena ayahku lebih mementingkan Kerajaan dari pada perasaan putri-putrinya, apapun akan dia lakukan demi masa depan Kerajaan, termasuk menjodohkan Putrinya tanpa menanyakan apakah anak-anaknya setuju apa tidak, karena itulah aku ingin kamu ikut denganku dan aku akan memperkenalkan mu kepada keluargaku," kata Xihua, namun itu tidak sepenuhnya menjadi alasan Xihua, karena alasan lainnya tidak lain karena tatapan Qian yang menurutnya sangat mirip seperti tatapan Ayahnya, itu sebabnya dia ingin membawa Qian ke istana.
"Hah! Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah memperkenalkan ku kepada keluargamu, dan kamu akan memperkenalkan ku sebagai apa?" tanya Qian.
"Aku hanya ingin ayah tahu jika aku juga tidak mau di jodoh-jodohkan seperti kakak ku, karena itu aku ingin kamu ikut dan aku akan mengatakan jika aku juga memiliki pilihan ku sendiri," kata Xihua.
Qian terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka jika adiknya akan menjadikan dirinya sebagai pendamping Xihua agar Xihua tidak dicarikan jodoh yang lain, jadi peran Qian adalah sebagai kekasih Xihua.
"Eee. Xihua! Sebenarnya aku dan kamu ini adalah..!"
"Jangan memikirkan hal itu, ayahku memang ingin mencarikan jodoh yang terbaik untuk anak-anaknya, tapi disisi lain ayahku sangat baik! Jika memang anak-anaknya memiliki pilihannya sendiri apalagi pemuda pilihannya adalah orang yang baik! Ayah pasti akan langsung merestuinya tanpa memandang derajatnya," kata Xihua yang memotong ucapan Qian yang ingin memberitahukan sesuatu kepada Xihua.
"Tapi Xihua, aku ini..!"
"Bukankah aku sudah mengatakannya padamu? Sudahlah jangan banyak alasan lagi, jika masalah paman Fa dan kedua anaknya itu, mereka juga akan aku ajak kesana," ucap Xihua lalu dia segera pergi ke kasir untuk membayar pakaian untuk Qian yang sudah dia pilih.
"Kenapa jadi seperti ini?" batin Qian.
Qian berpikir sejenak untuk mencari solusi dari masalahnya, dia juga yakin andaipun dia memberitahukan akan siapa dirinya sebenarnya kepada Xihua, tentunya adiknya itu tidak akan mungkin percaya begitu saja, namun Qian sendiri juga ingin bertemu dengan ayahnya.
"Baiklah Xihua, aku akan ikut denganmu!" kata Qian.
Xihua sangat senang mendengarnya, dia mengangguk lalu segera membayar pakaian yang sudah dibelinya kemudian keduanya segera keluar. Sesampainya di luar, Xihua mengeluarkan kantong koinnya dan memberikannya kepada Qian seraya berkata, "Karena kamu sudah setuju untuk ikut denganku, aku juga tidak akan membuatmu rugi. Di dalam kantong ini ada 10 Koin Emas sebagai bayaran awal dari kesepakatan kita, uang ini untuk menggantikan waktu mu nanti bersama dengan Paman Fa Lio Bai dan kedua anaknya, nanti jika rencananya berjalan dengan lancar, aku akan memberikan kalian uang yang lebih dari ini," kata Xihua seraya menyerahkan kantong yang berisi uang koin.
Qian sangat terkejut setelah mendengar jumlah yang disebut oleh Xihua, dia memperhatikan kantong uang koin tersebut, dia merasa ragu untuk menerimanya, namun mengingat dia juga masih membutuhkan uang, Qian pun menerima kantong itu walau jumlah itu terlalu banyak bagi Qian.
"Aku mengerti! Jadi aku hanya perlu berpura-pura menjadi kekasihmu bukan?" kata Qian.
"Tepat sekali!" jawab Xihua.
Qian hanya menghela nafas panjang, mungkin ini terasa aneh baginya yang harus menjadi kekasih bayaran adiknya sendiri, walau demikian Qian berpikir mungkin itu adalah jalan baginya untuk memulai misinya mencari tahu kejadian masa lalu dimana saat dirinya harus terasingkan dari istananya sendiri.
"Lima hari lagi kita akan bertemu di Kota Xianyang, nanti aku akan menunggumu di penginapan Keluarga Chang yang letaknya tidak jauh dari taman kota!" kata Xihua.
"Tapi aku belum pernah pergi kesana? Bagaimana kalau aku tidak menemukan Penginapan, eee,, penginapan siapa tadi?"
"Penginapan Keluarga Chang!" jawab Xihua.
"Iya Penginapan Keluarga Chang! Jadi aku harus bagaimana?" tanya Qian.
"Penginapan Keluarga Chang adalah Penginapan terbesar di sana, sangat mudah untuk menemukan Penginapan itu, kamu cukup bertanya kepada orang-orang di jalan, mereka pasti akan langsung menunjukkannya," kata Xihua.
"Owh, baiklah! Berarti lima hari lagi kita akan bertemu lagi disana. Aku akan mengatakannya juga nanti kepada Paman."
"Tapi kamu jangan sampai terlambat datang, usahakan kamu menemuiku saat pagi hari, atau paling baik kamu tiba di Kota Xianyang sebelum lima hari, kamu menginap saja di Penginapan Keluarga Chang, nanti aku yang akan membayarnya," kata Xihua.
"Benar-benar sangat boros!" batin Qian.
Bagi Xihua yang sudah terbiasa hidup bergelimang harta, mengeluarkan uang adalah hal yang sangat mudah baginya, namun tidak untuk Qian yang selama ini hidup di Gunung.
Setelah tiba di penginapan, ternyata Fa Lio Bai dan Fa Xian serta Fa Xeiyin beserta Yi Feifei dan ketiga juniornya sudah menunggu mereka berdua. Raut wajah Fa Xeiyin benar-benar sangat dingin melihat Qian, sedangkan Yi Feifei senyum-senyum sendiri melihat Xihua dan Qian yang semakin akrab.
"Senangnya yang habis jalan-jalan berdua di luar sana, kalian berdua benar-benar terlihat cocok," kata Yi Feifei yang langsung menggoda mereka berdua.
"Kami tidak jalan kemana-mana, kami berdua hanya pergi ke toko penjual pakaian saja," jawab Qian.
"Owh, pasti senang rasanya bisa dekat dengan Tuan Putri! Kamu bisa di ajak jalan-jalan sembari dibelikan apapun yang kamu mau. Dari pada dengan kami yang hanya mengajakmu memukul gendang, itu pasti membuatmu sangat bosan," kata Fa Xeiyin.
"Eh! Apa maksudmu? Aku tidak meminta apapun kepada Xihua!" kata Qian.
"Hah! Bahkan sekarang kamu sudah tidak memanggilnya Tuan Putri lagi!" kata Fa Xeiyin yang semakin tidak senang.
"Iya, tapi itu atas permintaannya sendiri!" jawab Qian.
Fa Lio Bai dan Fa Xian saling berpandangan satu sama lain karena terkejut dengan sikap Fa Xeiyin yang tiba-tiba menjadi sensitif dengan ucapan yang mengartikan jika Fa Xeiyin sedang cemburu dengan kedekatan Qian dan Xihua. "Apakah dia menyukai Qian?" batin Fa Lio Bai begitu juga dengan Fa Xian.
Xihua dan Yi Feifei juga merasakan jika Fa Xeiyin terlihat tidak senang serta merasa cemburu dengan kedekatan Qian dan Xihua, kini mereka mengerti jika Fa Xeiyin juga menyukai Qian.
"Gadis kecil ini mungkin akan menjadi sainganmu!" bisik Yi Feifei.
Xihua hanya diam seraya menatap Fa Xeiyin, begitu juga dengan Fa Xeiyin yang menatap tajam kepada Xihua sehingga kedua gadis itu seperti sedang bertarung dengan tatapan mata mereka.
"Xeiyin, aku akan menjelaskannya!"
"Tidak perlu, aku sudah sangat mengantuk sekali, selamat malam!" kata Xeiyin seraya bangkit dan pergi ke kamarnya.
Qian hanya menggaruk-garuk kepalanya, dia merasa akhir-akhir ini sikap Xeiyin benar-benar sangat aneh sekali, sedangkan Fa Xian hanya mengangkat kedua bahunya kepada ayahnya.