Lana harus rela menjadi istri kedua dari pengusaha kejam dan arogan demi menolong perusahaan keluarganya yang nyaris bangkrut . Sean Jayde Alexander nyatanya menikahinya hanya untuk pelampiasan hasratnya karena istri pertamanya adalah supermodel super sibuk yang bahkan tak pernah punya waktu untuk melayaninya ataupun merawat putra mereka .
Hidup Lana bagai berjalan diatas kerikil kerikil tajam , bahkan berkali kali ia berniat mengakhiri hidupnya . Tapi satu hal yang membuatnya bertahan yaitu seorang anak laki laki lumpuh berusia enam tahun yang sangat menyayanginya .
Akankah Lana akan bisa bertahan pada ikatan yang hanya dipenuhi kebencian ?? Ataukah ia akan menyerah dan akhirnya memilih untuk pergi !?
lni adalah kisah liku liku perjalanan rumah tangga yang mungkin akan membuat sedikit darting , jadi siapkan hati yang lapang untuk membacanya 🤭.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
" Lana apa besok kau sudah kuliah lagi ? Apa tidak bisa sepertiku saja ? Daddy tak menginginkan aku untuk sekolah di luar , dia bilang kondisiku sedang tidak baik baik saja . Apa kau mempunyai pikiran yang sama dengannya ? Bahwa aku tidak baik baik saja " rentetan pertanyaan di berikan Darrell pada ibu sambung sekaligus pengasuhnya . Tadi ia mendengar Lana menelpon salah satu dosen di kampusnya yang berbicara tentang tugas akhir semesternya .
" Di manapun tempat untuk mendapat pendidikan itu bukan hal yang terlalu penting , tapi semangat anda untuk belajar dan menyerap semua ilmu yang di berikan adalah hal yang paling penting menurutku ! Aku yakin anda sangat baik baik saja , tapi kadang orang dewasa mempunyai alasan sendiri untuk semua yang dilakukannya termasuk Tuan Sean . ltu sangat wajar .... jadi tidak usah berpikir terlalu jauh tentang itu " jawab Lana mencoba memberi jawaban yang membuat Darrell tidak bertanya lebih jauh lagi .
Wanita itu tahu jika anak itu sangat ingin melihat dunia luar seperti anak lainnya . Jangankan jalan jalan di taman , hanya untuk sekedar beli es krim di minimarket saja tidak pernah . Darrell akan membuat list snack yang ia mau dan penjaga atau maid yang akan membelikannya . Daddynya pernah berkata jika menjadi putra Alexander memang sedikit berbeda , keamanan dirinya adalah di atas segalanya .
" Apa orang orang di luar sana menganggap keadaan kakiku adalah hal yang aneh ? "
" Ckk jangan bertanya hal yang tidak tidak lagi , sekarang waktunya bersiap siap karena sebentar lagi anda akan pergi bersama Tuan Sean menemui dokter ! Aku berharap jika sebentar lagi kakimu akan sembuh dan kita bisa berlari mengitari taman bersama "
" Kau janji ?? Kau akan mengajakku ke taman ditengah kota ?? Aku pernah lihat ada stand es krim yang sangat ramai disana , aku ingin makan es krim rasa vanila bersamamu "
" Tentu saja ... Aku janji ! " sahut Lana berharap.Datrrell akan lebih bersemangat menjalani terapi dan operasi yang sepertinya akan di jadwalkan dalam waktu dekat ini .
Siang itu memang ada jadwal pertemuan dengan dokter yang sejak kecil menangani Darrell . Dan Sean sudah berpesan pada Lana jika ia akan menjemput putranya sebelum jam makan siang . Benar saja , suaminya datang tepat setelah Lana selesai menyiapkan Darrell .
" Kau siap boy ? "
" Siap Dad . Apa Dokter sudah menjadwalkan tanggal operasiku ? "
" Daddy belum tahu , tapi mereka bilang sudah menemukan donor sumsum tulang belakang yang cocok untukmu . Tapi tetap saja mereka harus menyiapkan semua prosedurnya . Semua butuh proses ... " sahut Sean dengan mata memicing melihat istri keduanya yang berdiri disamping putranya sudah memakai seragam maid . Kepala pelayan pagi tadi memberikan seragam maid itu padanya , mungkin atas perintah Tiffany tempo hari yang menginginkan agar Lana tidak tampil istimewa di depan Sean .
" Ganti bajumu ! "
" Tuan Muda ingin saya ikut mengantarnya ke rumah sakit dan alangkah lebih baik jika saya memakai seragam ini agar nantinya tidak akan ada pencari berita yang mengusik kita . Lagipula dengan memakainya saya menjadi tahu kedudukan saya di rumah ini . lm just a slaves .. tidak lebih "
Sean diam yak menanggapi kata katanya , pria itu mendorong kursi roda Darrell keluar menuju mobil . Sampai di mobil pun tatapan elang itu memandang istri keduanya yang dengan santainya malah duduk di jok depan di samping supir , bukan duduk bersamanya di kursi penumpang . Sampai di rumah sakit mereka segera pergi ke ruangan dokter yang akan menangani Darrell .
" Selamat siang Tuan Sean ... selamat siang jagoan !! " sapa dokter yang ternyata masih terbilang muda .
Dokter itu juga sedikit menganggukkan kepala melihat keberadaan Lana di belakang kursi Darrell . Tak bisa dipungkiri jika mengenakan seragam maid pun tak akan bisa mengurangi kadar kecantikan Lana .
" Selamat siang juga Nona .. anda sangat cantik ! " akhirnya dokter itu tidak tahan untuk tidak menyapa wanita pelayan dari pasiennya .
" Dokter , dia Nannyku .... dan dia sudah bersuami . Jadi panggil dia Nyonya " sahut Darrell yang membuat sang dokter tertawa , pasien kecilnya ternyata sangat over protektif pada pengasuhnya .
Dokter muda itu akhirnya hanya bisa menyimpan rasa penasarannya pada wanita cantik di depannya , lagipula bukan hanya Darrel yang terlihat tidak suka jika ia memperhatikan maid cantik itu . Tapi ia merasakan aura kelam Sean Jayde yang seolah ingin menjadi benteng wanita itu .
Lana hanya menanggapi sapaan dokter tampan itu dengan sebuah senyuman lalu sengaja keluar dari ruangan dokter agar bisa lebih leluasa berbicara dan memberikan pemeriksaan pada Darrell .
Setelah menunggu beberapa saat Sean dan Darrell terlihat keluar ruangan , dan mereka segera pergi meninggalkan rumah sakit . Lana merasa ada yang aneh dengan iblis itu , terlihat sorot kemarahan ketika mata elang itu sedang melihatnya . Padahal ia merasa tak melakukan kesalahan apapun .
Seharusnya mereka akan mampir makan siang di restoran langganan , tapi entah kenapa Sean meminta supir untuk segera kembali ke mansion . Pria itu mengatakan ada urusan mendadak di perusahaan .
Sampai di mansion dengan langkah cepat Sean segera membawa putranya ke kamar , sedang Lana segera menghangatkan makanan yang sengaja dibuatnya tadi untuk bekal makan siang . Ia hanya takut tadi Darrell lapar saat masih diperjalanan .
Lana terkejut ketika tiba tiba Sean menarik tangannya dan kemudian sedikit menyeretnya ke lantai atas .
" Aku ingin bicara ... "
Wanita itu mencoba mengimbangi langkah lebar Sean agar cengkeraman tangan kekar itu tidak terlalu menyakitinya . Dia sengaja diam karena tahu jika suasana hati suaminya sedang tidak baik . Sepertinya mereka sedang menuju kamar utama milik Sean .
" Aaakkkhhhh .... "
Lana menjerit saat tubuhnya di dorong hingga jatuh di atas ranjang . la melihat Sean melepas asal jas yang dikenakan dan melepas dasinya , iblis itu menghampiri dengan tangan yang sudah mencengkeram erat lehernya . Bukannya tak ingin melawan tapi kekuatan Sean benar benar tak bisa membuatnya berkutik .
" Beraninya kau tersenyum pada pria lain ... "