Amora Kiyoko, seorang gadis yatim piatu yang lembut hati, menjalani hidup penuh cobaan. Ia tinggal bersama bibinya, Tessa, dan sepupunya, Keyla, yang memperlakukannya dengan kejam.
Di tempat lain, Arhan Saskara, CEO muda PT Saskara Group, tengah menghadapi masalah di perusahaannya. Sikapnya yang dingin dan tegas membuat semua orang segan, kecuali sahabatnya, Galang Frederick.
Hari itu, ia ada pertemuan penting di sebuah restoran, tempat di mana Amora baru saja bekerja sebagai pelayan.
Namun, saat hendak menyajikan kopi untuk Arhan, Amora tanpa sengaja menumpahkannya ke tangan pria itu. Arhan meringis menahan sakit, sementara Galang memarahi Amora, "Kau ini bisa kerja atau tidak?!"
Penasaran kelanjutan cerita nya, yuk ikuti terus kisahnya, beri dukungan dan votenya🙏🏻😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Up 21
"Ke Indonesia? Tapi bagaimana dengan pekerjaanku di sini ?"
"Lupakan saja. Sekarang aku hanya ingin kamu fokus pada kesehatanmu."
"Tapi Kak, tidak sopan jika berhenti tanpa pamit," ujar Amora dengan nada lemah.
"Aku mengerti, Sayang. Besok aku akan mengurusnya," jawab Arhan.
Amora tersenyum kecil. "Terima kasih."
"Sudah makan? Vio bilang kamu harus makan dan minum obat setelah sadar."
"Ehm, iya, Kak," jawab Amora pelan.
Tiba-tiba Vio masuk dengan senyuman menggoda. "Ciee yang CLBK."
"Apaan sih, Vio," balas Amora, wajahnya memerah.
"Tapi aku senang, kok. Akhirnya cinta kalian bisa bersatu lagi," kata Vio sambil terkekeh.
"Semua berkat kamu juga, Vi," balas Amora dengan tulus.
Ponsel Amora tiba-tiba bergetar. Zeline menelepon.
📲 Zeline :
"Amora? Arhan? Kalian bersama?"
"Kenapa kaget lihat aku bersama Amora ? Teganya kamu menyembunyikan calon istriku selama ini," ujar Arhan setengah bercanda.
"Hehe, maaf. Itu permintaan Amora, Haann" jawab Zeline.
"Iya, Kak. Aku yang memintanya," sela Amora. "Jadi jangan salahkan Zeline, ya. Oh, ya, Zel, kenapa kamu menelepon?"
📲Naura:
"Aku ingin memberitahu sesuatu. Tante Tessa... meninggal."
Deg. "Meninggal? Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Bagaimana bisa, Zel?" tanya Amora, shock.
"Tante Tessa punya banyak hutang. Karena tidak mampu membayar, beliau nekat bunuh diri."
Amora menutup mulutnya, matanya berkaca-kaca. "Astaghfirullah... Lalu, Keyla? Di mana dia sekarang?"
"Kata tetangga, Keyla dibawa oleh juragan untuk menebus hutang."
"Aaakkkhh!" Amora memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat nyeri.
"Amora! Kamu kenapa?" seru Zeline di telepon.
"Maaf, Zel, aku tutup dulu," ujar Amora dengan lemah sebelum menutup telepon.
"Sayang, hey!" Arhan menahan tubuh Amora yang hampir terjatuh.
"Kepalaku sakit, Kak,"
"Jangan berpikir terlalu berat, Sayang,"
"Rileks, Ara. Tenangkan pikiranmu," tambah Vio, memeriksa kondisi Amora.
Amora menarik napas dalam-dalam. "Agak mendingan, Kak. Tapi... bisakah kita kembali besok?"
"Maaf, Sayang. Kondisimu belum fit. Kita baru bisa kembali lusa. Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu," jawab Arhan tegas.
Amora mengangguk pelan. "Iya, Kak. Maaf."
"Sudah, jangan bersedih lagi. Tidurlah. Aku akan menemanimu," kata Arhan sambil menggenggam tangannya.
Vio tersenyum kecil. "Kalau begitu, aku pamit dulu, ya. Masih ada pasien yang harus aku tangani."
"Terima kasih, Vio," ujar Amora lemah.
"Sama-sama," balas Vio, sebelum pergi meninggalkan ruangan.
Hari keberangkatan yang ditunggu-tunggu pun tiba. Di bandara, Amora tampak menenangkan dirinya sambil berbincang ringan dengan Arhan.
“Kamu beneran nggak apa-apa?” tanya Arhan khawatir melihat wajah Amora yang sedikit pucat.
“Aku akan baik-baik saja, selama ada Kakak di sampingku,” jawab Amora sambil tersenyum tipis.
Seorang petugas bandara mendekat, menyerahkan koper Amora. “Permisi, Nona, ini koper Anda.”
“Terima kasih Kak.” jawab Amora sopan.
Arhan menatapnya, sedikit mengerutkan dahi. “Kau memanggilnya kak?”
“Kenapa? Ada yang salah?” balas Amora santai.
“Hmmm....” gumam Arhan, menyerah. “Ya sudahlah, ayo masuk.”
Amora terkikik kecil. “Iya, Kak.”
✈✈✈
Dalam perjalanan di pesawat, Arhan memeriksa keadaan Amora. “Sayang, kau baik-baik saja?”
Amora mengangguk lemah. “Aku merasa sedikit pusing.”
“Tidurlah. Perjalanan masih panjang,” kata Arhan lembut.
“Baik, Kak.”
Amora pun tertidur, sementara Arhan terus mengawasi kondisinya.
Setelah perjalanan panjang, mereka akhirnya tiba. Namun, dalam perjalanan menuju mansion, Galang, yang mengemudikan mobil, memperhatikan sesuatu yang janggal.
mohon dukungan like dan vote nya 🙏🏻😁