Ditinggal menikah oleh kekasih yang sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun dengannya karena kesalahan dirinya sendiri yang terlalu fokus dengan karir membuat Calista tidak berniat untuk menikah walau usianya sudah menginjak kepala tiga.
Namun bagaimana jadinya keinginan Calista yang tidak ingin menikah tidak disetujui oleh kedua orang tuanya justru kedua orang tuanya memberikan jodoh untuknya yaitu pria yang berstatus mahasiswa di tempat ia mengajar dan pria itu dijuluki playboy?
Apakah Calista mau menerima jodoh pilihan kedua orang tuanya mengingat jarak umur mereka terpaut sembilan tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak menerima hadiah
Calista memutar kedua bola matanya lalu mempercepat langkahnya menuju ruangan dosen. Rose masih saja tertawa kecil sambil mengikuti langkah Calista dari belakang.
"Oh ya, Cal. Jadi setelah menikah kau dan Danesh akan tinggal dimana?" Tanya Rose setelah mereka berada di dalam ruangan kerja Calista.
Calista diam. Ia hampir saja melupakan hal yang satu itu. Tempat tinggal, sejujurnya sejak lama Calista sudah merencanakan jika ia menikah ia memilih tinggal terpisah dari mertua dan kedua orang tuanya. Calista ingin meminimalisir permasalahan yang akan terjadi jika mereka tinggal bersama orang tua atau mertua.
"Aku belum memikirkannya. Tapi sepertinya aku akan membahasnya dengan Danesh setelah ini." Jawab Calista kemudian.
"Untuk bulan pertama setelah menikah aku rasa tidak masalah jika kau tinggal bersama Om dan Tante dulu. Mereka pasti akan merasa canggung bila langsung kau tinggalkan. Kalian bisa berdiskusi akan tinggal dimana setelah menikah." Saran Rose.
"Sepertinya aku tidak bisa. Aku akan tetap membahasnya sebelum menikah. Untuk Mom dan Dad, aku rasa mereka bisa bersikap dewasa menerima segala keputusan anaknya."
Kepala Rose mengangguk-angguk. "Baiklah, aku akan mendoakan yang terbaik untukmu."
"Terima kasih. Tapi kau harus ingat untuk menjaga rahasia pernikahanku dengan baik. Jangan sampai rahasia ini bocor kemana-mana."
Rose mengiyakannya. "Percaya saja kepadaku." Ucapnya dan diangguki Calista sebagai jawaban.
*
Baru saja tadi siang Calista memikirkan akan tinggal dimana setelah menikah dengan Danesh, malam harinya kedua orang tua Danesh sudah menjawab pertanyaan yang ada dengan memberikan sebuah apartemen sebagai hadiah pernikahannya dan Danesh nanti.
Danesh yang mendengarkan perkataan Dad Raka tentu saja merasa terkejut. Sebelumnya Dad Raka tidak membahas masalah tempat tinggal kepadanya dan tiba-tiba saja menghadiahkan apartemen untuknya dan Calista.
"Daddy harap kalian mau menerima dan menggunakannya. Apartemen itu adalah hadiah dari kami para orang tua." Ucap Dad Raka setelah melihat perubahan ekspresi di wajah Danesh dan Calista.
Calista menatap pada Danesh. Yang ditatap hanya memperlihatkan wajah datar pada Daddynya.
"Cal, kau mau menerimanya kan, Nak?" Mommy Diora bertanya dengan lembut pada Calista.
Calista yang ditanya menatap pada Danesh meminta Danesh untuk menjawab pertanyaan dari Mommynya.
"Maaf, saya tidak bisa menerima hadiah itu. Saya akan membawa Bu Calista tinggal bersama saya tanpa menggunakan fasilitas dari para orang tua." Ucap Danesh tegas.
Jawaban Danesh bukan hanya membuat para orang tua terkejut mendengarnya. Tapi juga Calista.
"Kalau kau tidak mau menggunakan hadiah apartemen yang Daddy berikan lalu kau ingin membawa Calista tinggal dimana?" Tanya Dad Raka.
"Daddy tidak perlu mengkhawatirkan itu. Aku bisa menyewa kontrakan untuk kami tinggal. Semua keputusan ada di tangan Calista, apa dia mau memulai pernikahan dengan hidup mandiri denganku atau sebaliknya."
Calista yang diberikan pertanyaan langsung menjawab. "Saya akan ikut kemana suami saya pergi membawa saya."
Para orang tua saling pandang. Mereka tidak bisa berkata-kata. Pada akhirnya Danesh-lah yang menang. Hadiah apartemen tidak diterima dan keputusan ada ditangan mereka akan tinggal dimana.
"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Calista pada Danesh setelah perdebatan berakhir.
"Tentu saja. Ibu ingin membawa saya berbicara dimana?" Tanyanya.
"Di taman samping saja. Tapi sebelum itu bisakah kau tidak memanggilku dengan Ibu? Aku adalah calon istrimu bukan calon ibumu." Tekan Calista.
"Baik calon istri." Jawab Danesh lalu beranjak meninggalkan Calista.
Deg
***
author maupun pembaca..
mau ksh info penting
gabung yu k cbm..
kita d sn bakal belajar brg
dr teknik dsr menulis
jika kalian mnta tlg follow dl akun saya
nnti sy akan bantu undang kalian mksh semua