kisah tentang kehidupan Kanaya yang terpaksa menjadi single mom ketika masih belia. Dia menjadi korban ambisi karyawan ibunya yang ingin menjebak ayah tirinya.
Kanaya terpaksa hidup terpisah dari orang tuanya, untuk menyembunyikan ketiga anak kembarnya. Ia berhasil hingga akhirnya menjadi istri seorang pengusaha sukses dan kaya raya.
Cobaan seakan tiada henti menerpanya, ketika ia sudah bahagia, hantaman terberat dalam hidupnya adalah ketika ia harus kehilangan salah satu putra tercintanya.
Bagaiamanakah Kanaya menjalani hidupnya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arnesh Yadha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Bersedia Menjadi Bidadari Surgamu Mas...
Kay terbangun tepat di jam dua dini hari. Diapun bergegas kembali mengambil air wudhu. Kembali ia kenakan kain sholatnya dan menghaturkan diri kehadapan Rabbnya. Untaian do'a dia panjatkan untuk dirinya, keluarganya dan ketiga anaknya. Air matanya luruh ketika memanjatkan do'a terkhusus mendiang ayahnya. Rasa rindunya pada sosok yang mengajarkan kesederhanaan padanya.
Usai sholat malam Kay lanjutkan dengan melantunkan ayat-ayat suci yang ia hafal , hingga adzan subuh pun menyapa indera pendengarannya. Diapun bergegas melaksanakan sholat wajib dua roka'at tersebut.
Setelah selesai Kay memilih keluar dari kamarnya, tujuannya melihat apakah ketiga buah hatinya sudah bangun. Alangkah terkejutnya dia, ketika melihat di sebuah ruangan yang ternyata merupakan tempat sholat di mansion itu, dia melihat Gagah mengajak ketiga anak itu ,melantunkan ayat-ayat suci secara bergantian, seolah mereka sedang setor hafalan kepada ustadz yang membimbing mereka. Ketiga anak itupun bersemangat , apalagi mendengar suara merdu orang yang mereka panggil papa ketika melantunkan ayat yang kemudian mereka ikuti secara bersamaan.
Amah tersenyum melihat Kay yang berdiri agak jauh dari tempat mereka, para pekerja yang beragama muslim berdiri dan keluar dari tempat itu menuju kamar masing-masing , sebelum mengerjakan rutinitas mereka hari ini. Amah menghampiri Kay, diapun menggamit tangan Kay menuju area belakang masion.
" Ma'af non, tadi saya tidak jadi memanggil non dan mengajak sholat berjamaah karena amah dengar non sudah muroja'ah, Anak-anak tadi juga sempat kesana namun mereka mundur kembali setelah sempat mengintip ke kamar non.. "
" Tak apa amah, saya hanya baru tau, karena selama ini... Ba— pak.. Tak pernah terlihat sholat meski di kantor, saya kira dia nonis amah... " Ucap Kay lirih.
Amah tertawa, karena bukan baru kali ini amah mendengar pendapat orang tentang tuan mudanya, karena memang Gagah tak pernah menunjukkan dihadapan orang lain ketika beribadah, kecuali jika dia tinggal di rumahnya.
Sejak kecil Gagah memang sudah diajarkan tentang agama oleh papi nya. Terlahir dikeluarga campuran tak membuat dia bimbang dengan Agama yang dianutnya. Mami evelyn memang merupakan penganut Kristiani sedangkan Papi Gionathan merupakan seorang muslim. Keduanya sama-sama menjalankan ibadah dan keyakinan masing-masing, bahkan Gagah sedari kecil memang sudah mengikuti kepercayaan papinya.
Gionathan merupakan cucu dari pemilik salah satu pesantren di daerah Cirebon. Dia menikah dengan Evelyn ketika berada di Australia untuk menjalankan bisnis sekaligus pendidikan S-2 nya. Awalnya pernikahan mereka ditentang oleh keluarga besar Wiratama, sehingga mereka melangsungkan pernikahan di negri kanguru itu. Seiring berjalannya waktu, sikap lembut dan sopan evelyn yang selalu menghargai perbedaan diantara mereka mampu meluluhkan hati keluarga besar Wiratama. Hingga setelah kelahiran Gagah diapun resmi diterima menjadi bagian keluarga itu.
( sedikit kisah tentang orang tua Gagah,nanti akan dikupas lagi dalam bab lain)
Kembali ke Kay dan amah, kini kedua wanita beda usia itu sedang duduk berdua di taman.
" Bagaimana non, nanti non Kay tentu akan mendapat kejutan lain dari aden setelah benar-benar mengenalnya. "
" Saya belum tau amah, masih bimbang... "
" Non hanya perlu bicara serius dengan aden, mungkin nanti non akan menemukan jawabannya, jangan menghindar lagi non.. Emmm ......baiklah saya akan membantu menyiapkan sarapan dulu , permisi non.. " Pamit amah
" Tunggu amah, saya ikut... Sudah lama juga saya ga masak, kebanyakan dulu disiapkan ummi.. "
Keduanya kini melangkah menuju dapur. Canda tawa para pekerja di dapur membuat suasana pagi sangat menyenangkan.
Setelah semua siap, kini mereka berkumpul untuk sarapan bersama. Celotehan riang anak-anak mewarnai sarapan pagi ini. Ada satu menu berbeda hasil karya tangan Kay. Menu Nusantara yang mengobati kerinduan terhadap kampung halaman. Rawon sebuah hidangan dengan kuah berwarna hitam yang sangat menggugah selera, ditambah dengan serundeng manis, dipadukan sambal bawang makin menambah nafsu makan.
Sementara amah tadi membuat hidangan khas Sunda yakni empal gepuk dan sate maranggi. Semuanya nampak lahap, apalagi para pekerja lain yang bukan berasal dari Indonesia sangat menikmati hidangan kali ini. Kay sangat puas, hidangan buatannya ludes tanpa sisa. Bahkan ketiga kembar tadi sempat nambah makannya.
" Ami... Kenapa Ami tak pernah masak makanan tadi dirumah, apa karena ga ada papa? " Celetuk Langit.
" Kalau dirumah Ami kan biasanya sudah di anterin masakan dari nana, jadi mana sempat Ami masak, dan Ami juga kan harus ngurus kalian.. "
" O... Yasudah kita disini aja biar Ami bisa masak tiap hari" Jawab Senja dengan entengnya.
Ketika Kay hendak menjawab lagi Gagah langsung mengajaknya bersiap. Kay pun urung melanjutkan perdebatan kecilnya dengan anaknya. Kay masuk ke kamar dia menuju walk in closet untuk memilih baju mana yang akan dia pakai. Sebenarnya dia sungkan namun mau bagaimana lagi, dia tidak diijinkan untuk pulang, kunci mobilnya saja belum diberikan Gagah, sehingga mau tak mau diapun memakai pakaian yang tersedia disana berikut sepatunya.
Setelah dirasa siap Kay pun keluar dari kamarnya, ternyata Gagah sudah berdiri di depan pintunya, sejenak pria itu terpukau akan penampilan Kay. Ide jahil pun muncul, dengan memasang wajah datar dan dingin dia meminta Kay untuk mengganti kembali bajunya.
" Kau yakin akan kekantor seperti ini? "
" Lha.. Memang kenapa pak?! "
" Ga cocok, cepet ganti, atau kamu tetap dirumah.. " Ucapnya datar.
Kay memutar matanya jengah namun tetap menuruti ucapan bosnya.
Sudah enam kali Kay bolak-balik ganti baju maupun sepatu hingga gaya rambutnya , namun masih saja salah dimata bos nya. Kay pun akhirnya geram dia menghentak-hentakkan kakinya saking kesalnya. Ketiga anaknya malah cekikikan dari balik guci besar yang ada di pojok ruangan. Dari tadi ketiganya penasaran kenapa ibunya belum juga pamitan pada mereka, hingga mereka berniat menyusul ke kamar ibunya. Kejutan yang menyenangkan, mereka melihat orang yang mereka sebut papa tengah mengerjai ibunya. Bahkan mereka melihat pria itu akan tertawa tertahan setiap kali ibu mereka masuk kembali ke kamar.
" Xixixi... Ami lucu ya kak.. "Bisik Senja.
" Ssssttttt... Kita liat dulu, jangan berisik nanti ketauan.. " Balas Langit berbisik.
" Fix.. Sekali lagi bapak minta saya ganti lagi dapat piring cantik bapak nanti..!! " Sungut Kay.
" Kan memang kamu cantik.. " Jawab Gagah dengan tengilnya.
" Aish.. Ga usah ngegombal deh ice bear!! " Kesal Kay.
" Itu fakta nona Kanaya Isyhana. .. " Godanya sambil mengerlingkan matanya.
Kay mecibir, dia sudah lelah menanggapi kekonyolan bos nya hari ini, bahkan ini sudah cukup siang untuknya berangkat bekerja.
" Udah ayok, berangkat sekarang, udah jam sepuluh sebentar lagi ada meeting kan.? " Ujar Gagah kembali datar dan dingin sambil menarik tangan Kay.
" Kan bap—.. "
" Ssstttt diem..!! " Ucap Gagah sambil jarinya menutup bibir Kay.
Ketiga anak itu keluar dari persembunyiannya dan langsung mencegat kedua orang dewasa itu.
"Amiiiiiii.........!!!" Seru ketiganya bersamaan.
" Eh... Iya Ami lupa, pak lepaskan tangan saya dulu..!! "
Kay mencium satu persatu wajah anaknya bergantian , lalu ketiganya mencium tangan Kay dan beralih ke Gagah ,setelahnya melambaikan tangan dan menyuruh mereka berangkat.
**********
Satu tahun berlalu, namun Kay belum memberi jawaban pasti kepada Gagah. Seolah sedang main tarik ulur tentang hubungan mereka. Sementara ketiga kembar makin lengket dengan pria yang mereka panggil papa. Tak jarang Gagah sengaja menjemput mereka ke sekolah, bahkan setiap ada acara dia akan datang mendampingi Kay.
Memang keduanya masih seperti Tom Jerry, akan tetapi tak mengendurkan semangat Gagah ,meluluhkan dinding es dalam hati pujaan hatinya. Dia meminta saran pada Fay harus seperti apa. Seolah mendapatkan ujian, setiap kali Gagah mengungkapkan kembali perasaannya. Kay selalu meminta waktu dan Gagah sendiri selalu bersabar dan yakin dia pasti berhasil.
Ada satu kemajuan, yaitu perubahan panggilan Kay kepada Gagah ketika di luar kantor. Kay mulai memanggil Gagah dengan sebutan mas, baru dua bulan panggilan itu dia sematkan.
Malam ini, Gagah menjemput Kay di apartemennya dan membawanya kemansion mewahnya. Ketiga kembar sudah berada disana karena memang malam ini jadwal ketiganya menginap disana. Gagah membuat jadwal untuk ketiga kembar tinggal di mansionnya dalam satu minggu selama tiga hari, dia juga mendatangkan guru privat untuk mengembangkan bakat mereka ketika jadwal mereka tinggal disana. Lucu memang tapi itulah keunikan Gagah, dia selalu mempunyai cara agar bisa semakin dekat dengan wanita yang berhasil mengobrak-abrik hatinya.
" Mas... Anak-anak bagaimana perkembangannya? "
" Alhamdulillah... Ya karena itu juga aku ingin membawamu kesana.. "
" Eum... Mas... Aku... "
" Katakan dirumah saja, karena kita harus segera tiba disana.. "
Kay mengernyit bingung dengan ucapan Gagah, dia jadi khawatir terjadi sesuatu disana meskipun itu tidak mungkin kan. Hatinya semakin gelisah ketika mobil yang mereka tumpangi semakin dekat dengan tujuan mereka.
Mereka tiba disambut dengan alunan musik yang sangat syahdu. Kay terenyuh ketika melihat ternyata Senja yang memainkan biola di tangannya. Alunan lembut nan merdu menyapa telinganya. Langit dan Bintang menuntun mereka menuju taman belakang. Disana sudah tertata sangat romantis.
Kedua anak kembar itu menyiapkan kursi untuk mereka duduki, sungguh lucu dan menggemaskan tingkah keduanya yang sedang cosplay menjadi pelayan sebuah hotel mewah. Ternyata semua ini adalah ide dari Anggie dia gemas sendiri karena sahabat yang sudah dia anggap adik itu, masih menyimpan rapat perasaannya. Padahal jelas-jelas diapun mulai ada rasa dengan pria yang dia juluki ice bear itu. Kini dia bersembunyi di balik pintu mengintip kedua insan yang ada di taman.
" Kanaya Isyhana, untuk kesekian kalinya aku memohon dan berharap engkau bersedia menjadi bidadari surga ku, yang akan menemaniku hingga nanti takdir yang memisahkan kita.. " Ucap Gagah lembut ketika mereka telah duduk berhadapan.
" Mas... Aku... Aku... "
" Aku mohon Kay... Jangan minta waktu lagi, sudah banyak waktu yang aku berikan. Apakah kau masih ragu karena masa lalumu, aku sudah bilangkan aku tau semua dan aku bisa menerima semuanya.. "
" Mas... Bukan aku masih ragu dengan ketulusanmu, tapi .. dengan bismillah aku akan berusaha menjadi bidadari surga yang kamu harapkan, karena kau lah yang telah mengajarkan arti sayang dan ketulusan, kaulah yang membuat aku terlepas dari kungkungan masa laluku,kau yang selalu sabar dengan anak-anak ku , bahkan .....figur seorang ayah mereka dapatkan dari mu mas, ma'af kau sudah terlalu lama menunggu jawabanku dan terimakasih kau masih sabar dan berjuang demi hatiku. "
Jawaban panjang dari bibir Kay membuat Gagah terbengong , hingga untuk beberapa saat dia melongo mencerna ucapan Kay dalam otaknya. Kay mengulum senyum melihat wajah cengo pria dihadapannya, hingga ledakkan confetti menyadarkan pria itu dari ketertegunannya.
" Alhamdulillah.... Terimakasih Kay.. "
" Yeaayyy..... " Sorak dari ketiga kembar dan langsung memeluk Gagah.
" Aaaaaaa...... Puji Tuhan Kay... Akhirnya seneng deh aku...!! " Seru Anggie yang spontan berlari dan memeluk Kay.
Kini giliran Kay yang bingung, dan dia baru sadar semua ini pasti sudah diatur oleh orang yang sedang memeluknya.
" Kok.. Mbak ada disini?? "
" Ma'af ya Kay... Aku tuh gemes tau gak kenapa gak dari dulu aja kaya gini, jadi biar kalian tuh segera tunangan lalu nikah, biar tuh para karyawan ganjen dan kegatelan pada melipir dan menjauh dari bos ice bear mu.. " Cerocos Anggie yang akhirnya menuangkan bahasa kalbunya.
Memang Anggie dan Kay berasal dari negara yang sama dan kota yang sama, dulu dia menjaga bahasanya dengan bahasa formal, namun semenjak dekat dengan Kay dia merasa nyaman kembali bisa nyablak bersama Kay.
" Ma'af ya bos tapi memang bener adanya kok, kalau calon nyonya besar ini suka panggil anda ice bear.. Hahahaha... "
" Panggilan yang cocok dan pantas memang..."
Suara lembut seorang wanita mengalihkan perhatian mereka. Gagah hanya tersenyum memandang wanita yang telah melahirkan nya itu.
" Ma'afkan tante ya sayang, tante yang meminta bantuan ketiga anak ini beserta Anggie untuk menyiapkan semua, tante tau anak tante ini kurang romantis, mana ada mengungkapkan perasaan seperti sedang menyidang terdakwa saja, terimakasih Kay kamu mau menerima ice bear tante.. " Ucap lembut Evelyn sambil menggamit tangan Kay.
Kay nampak malu dan salah tingkah, berhadapan langsung dengan ibu dari pria yang telah berhasil mendapatkan hatinya. Pipinya bersemu dan sering kali dia menunduk. Kay memang sering berkomunikasi via call dengan calon mertuanya, namun baru kali ini dia berhadapan langsung dengan wanita bule paruh baya berparas cantik nan lembut itu.
" Mulai sekarang kamu panggil tante mami ya, dan ma'af mami baru sempat datang sekarang, semua salahkan pada papimu, karena dia tak pernah punya waktu untuk membawa mami kesini.. "
" Kenapa jadi papi yang kena sasaran, tolonglah mi, jangan buat buruk citra papi dihadapan calon menantu papi yang cantik ini.. " Ucap pria paruh baya yang masih terlihat tampan dan karismatik di usianya sekarang.
" Okay... Basa-basi nya sudah cukup, sekarang mari kita makan bersama, kasihan para pekerja sudah menunggu, Let's Go anak-anak papa kita meluncur.... " Kata Gagah sambil menggendong ketiga anak itu bersamaan, Senja di depan, Langit dipanggul di bahu dan Bintang nemplok dipunggung Gagah. Pria itu mebawa ketiganya berlari masuk kedalam diselingi tawa renyah ketiganya.
Kay digandeng oleh Evelyn masuk kedalam, disusul Anggie yang digandeng oleh Gionathan. Para pelayan sudah menyiapkan tempat, untuk mereka selanjutnya ikut bergabung bersama menikmati hidangan yang sudah tersaji dengan rapi di atas meja makan. Santap malam pun dimulai dan semua menikmati hidangan yang tersaji disana.