NovelToon NovelToon
Pria Seksi Itu, Suamiku

Pria Seksi Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

WARNING : CERITA INI ITU TIPE ADULT ROMANCE DENGAN VERSI ROMANCE SLOWBURN !!!

[ROMACE TIPIS-TIPIS YANG BIKIN JANTUNGAN DAN TAHAN NAPAS]

---

Lima tahun yang lalu, Damien dan Amara menandatangani perjanjian pernikahan demi menunjang keberlangsungan bisnis keluarga mereka. Tidak pernah ada cinta diantara mereka, mereka tinggal bersama tetapi selalu hidup dalam dunia masing-masing.
Semua berjalan dengan lancar hingga Amara yang tiba-tiba menyodorkan sebuah surat cerai kepadanya, disitulah dunia Damien mendadak runtuh. Amara yang selama ini Damien pikir adalah gadis lugu dan penurut, ternyata berbanding terbalik sejak hari itu.

---

“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.

Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya, “Dengan satu syarat baby.”

“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras.

Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”

---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 33

Kalau ada typo, mohon bantu tandain ya...

Happy reading :)

Keadaan Amara pulih dengan cepat dan bahkan sekarang ia sudah kembali pada aktivitas sehari-harinya yaitu berangkat ke kantor untuk menyelesaikan tumpukan pekerjaannya yang sudah ia abaikan belakangan ini demi proses penyembuhannya.

Saat Amara memfokuskan diri pada pekerjaannya tiba-tiba sebuah notif dari ponselnya berdenting sekali. Amara akhirnya mengambil ponselnya kemudian melihat pesan yang ada disana.

Tertera nama Damien di layar ponselnya dan Amara segera menekannya untuk membukanya.

‘Maaf, aku tidak bisa menjemputmu hari ini. Kita bertemu di rumah.’

Itu adalah isi pesan dari Damien. Amanda segera mengetikkan balasan untuk pria itu kemudian menutup kembali ponselnya.

Tiba-tiba pintunya diketuk pelan membuat Amara mengalihkan perhatiannya dari laptop di meja kerjanya.

“Masuk,” ujar Amara kemudian mendapati pintu ruangannya dibuka dan memperlihatkan sekertarisnya yang berjalan masuk untuk menghampirinya.

“Ada apa?” tanya Amara saat melihat wajah terkejut milik sekertarisnya itu.

“Mrs. Amara, aku rasa kau harus melihat berita ini,” ujarnya kemudian menyodorkan tablet ditangannya kepada Amara.

Untuk sejenak Amara hanya sekilas melirik isi dari layar tablet itu sebelum napasnya tertahan di detik selanjutnya.

Itu adalah berita mengenai kematian Florynn yang diliput para wartawan. Berita itu baru diunggah tiga jam yang lalu. Kematian Florynn ini dilaporkan sebagai sebuah kasus bunuh diri.

Di berita itu tertulis, sudah sejak lama wanita itu mengidap penyakit jiwa dan juga sering berkunjung ke psikiater untuk mengobati penyakit jiwanya itu namun semakin parah. Akhirnya pada suatu malam, Florynn mengamuk sendirian dikamarnya dan mengakhiri hidupnya malam itu juga dengan meminum obat-obatan dalam jumlah yang banyak.

Sebab terlambat mendapatkan pertolongan, wanita itu dinyatakan meninggal karena aksi bunuh dirinya itu.

Amara tertegun setelah membaca isi berita itu, ia segera meraih remote tv yang ada dimejanya kemudian menyalakan televisinya.

Begitu terbuka, tampilan konferensi pers dari Walson langsung ditampilkan dengan jelas. Disana, pria itu menangis keras di depan para wartawan sembari menceritakan betapa malangnya nasib putrinya itu dan bagaimana ia menyesal karena terlambat dalam penanganan putrinya itu.

“Dia adalah putriku yang berharga dan aku ikhlas jika dia pergi dengan tenang setelah mengakhiri setiap penderitaannya di dunia yang penuh dosa ini.”

Kemudian setelah Walson menyelesaikan kalimatnya tampak banyak kilat cahaya dari lensa kamera para wartawan yang berkedip diarahkan kepadanya guna menangkap momen konferensi eprs itum

Suara Walson diiringi isak tangisnya berhasil memenuhi ruangan kerja Amara dengan Amara dan sekertarisnya yang menatap lurus tampak fokus pada konferensi pers itu.

Itu adalah kalimat terakhir yang disampaikan oleh Walsons sebelum konferensi persnya selesai berikut dengan Amara yang mematikan tv-nya.

Amara terdiam sesaat, pikirannya mendadak kosong dengan kabar yang baru saja ia dengar itu. Beberapa waktu belakangan Amara baru saja berinteraksi dengan wanita itu, Florynn memang terkesan terobsesi dengan Damien, tetapi tidak ada tanda-tanda wanita itu mempunyai penyakit jiwa yang parah.

Amara benar-benar shock dengan berita itu sebelum sebuah spekulasi tiba-tiba menghampiri dirinya, membuat napasnya tertahan sejenak.

Apa Damien mengetahui hal ini juga? Dan Amara ingin tahu bagaimana kondisi pria itu sekarang atau bahkan reaksinya ketika mendengar berita ini.

Entah kenapa perasaan Amara tidak enak sekarang.

Saat ini Damien sedang dalam perjalanan pulang ke apartemen ketika Bastian meneleponnya. Seakan Damien beberapa hari belakangan benar-benar sibuk dan tidak tidur. Penampilan pria itu tampak berantakan, bahkan kumir tipisnya mulai tumbuh di sekitar bibirnya.

Damien ingin segera pulang ke apartemen dan tidur saja.

Damien akhirnya mulai menghidupkan mesin mobilnya sembari menerima panggilan Bastian kemudian menyumbat earphone pada telinganya.

“Ada apa?” tanya Damien to the point begitu panggilan mereka tersambung.

 “Apa yang kau lakukan pada Walson, kenapa kau bisa keluar dari sana hidup-hidup?” tanya Bastian heran.

Setahu Bastian, Walson juga merupakan seseorang yang berkuasa di balik bisnis gelap mereka. Walson memiliki anak buah yang bekerja untuknya walau tidak sebanyak milik Damien. Walson cukup berkuasa dan sepertinya pria itu tidak akan tinggal diam melihat kematian putrinya begitu saja.

Damien sudah menduga kalau Bastian akan memberikan pertanyaan itu kepada Damien.

“Aku hanya melakukan negoisasi dengannya,” balas Damien yang tampaknya kurang memuaskan Bastian.

“Jelaskan lebih detail Damien, jangan singkat-singkat. Kepalaku sedang pusing sekarang,” ujar Bastian dan Damien dapat mendengar suara dentuman musik yang lumayan keras setelahnya.

Damien menebak Bastian sedang berada di kelab malam.

Memang pada dasarnya seorang playboy, kehidupan Bastian hanya berputar oada kelab malam. Bastian suka berpetualan dan kebebasan, ia suka pada hal ekstrim dan tidak suka menetap dan fokus pada satu pekerjaan seperti Damien yang mengembangkan bisnis perhotelannya. Bastian kerja serabutan, semua kerjaan dia ambil asalkan menghasilkan uang.

Termasuk membunuh, karena biasanya hal itu yang mendapat tawaran uang paling banyak.

“Bereskan saja fotomu dengan seorang wanita yang hampir tersebar ke publik itu, jika Amara menemukannya dan curiga, kuhabisi kau,” timpal Damien cepat dengan nada memperingatinya.

Tadi Damien mendapati foto Bastian yang sedang mencumbu kasar seorang wanita tersebar ke publik. Akun pemiliknya mirip seorang stalker gila yang terobsesi dengan Bastian dan membuntuti kemana pria itu pergi.

“Marco sedang berusaha meretasnya dan jangan hubungi aku untuk sementara waktu hingga kita bertemu di D’wings minggu depan,” lanjut Damien lagi menjelaskan.

“Sh*t,” umpat Bastian pelan, sepertinya pria itu tidak sadar jika fotonya yang tengah berbagi tautan bibir itu tersebar ke publik, jangan lupakan latar kelab malam dengan orang-orang yang berjoget liar. Jika sampai tersebar, itu merupakan skandal bagi mereka.

Prinsip Bastian adalah, berperilaku brengs*k boleh, asal jangan ketahuan saja.

“Jangan terkejut dulu, aku masih ada berita mengejutkan untukmu,” ujar Damien lagi membuat Bastian penasaran.

“Apa?” tuntut Bastian cepat.

“Catherine bekerja dengan Bernades, entah posisi apa yang wanita itu ambil disana. Mungkin wanita pemuas nafsunya?”

Perkataan frontal Damien berhasil menyulut emosi Bastian.

“Diam kau Damien, tubuh Catherine hanya untukku saja,” balas Bastian sewot cenderung tidak terima dengan perkataan Damien.

Terdengar jelas, pria itu sedang cemburu.

“Kuharap kau dapat menanganinya atau wanitamu itu juga akan kubunuh nantinya sebagaimana aku membunuh orang-orang yang berkaitan dengan Bernades,” ujar Damien serius.

“Iya bawel, tapi tunggu. Apa yang mau kau lakukan di D’wings?” tanya Bastian bingung.

“Nanti kujelaskan, tapi yang pasti aku akan melenyapkan Bernades disana,” ujar Damien dalam sekali tarikan napas.

“Aku tutup,” lanjutnya kemudian tangannya terangkat dan hendak mengakhiri panggilannya dengan Bastian.

“Hei…”

Panggilan sudah ditutup sepihak oleh Damien.

1
Wineeeee
Luar biasa
Faf Rin
setia
Faf Rin
ceritanya bagus
Wineeeee: Makasih udah berkenan baca kak😊😊😊
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Lya
Hotelnya private buat Damien?
Wineeeee: Makasih kak sebelumnya udah mampirrrr 😁 Bener kak, soalny Damien punya bisnis di bidang perhotelan. Jadi hotel itu punya dia
total 1 replies
Lya
Tapi di bab sebelumnya si Amara kan masak?
Wineeeee: Amara ga pandai masak, Damien yang jagoo /Joyful/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!