NovelToon NovelToon
Pria Seksi Itu, Suamiku

Pria Seksi Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:28.8k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

WARNING : CERITA INI ITU TIPE ADULT ROMANCE DENGAN VERSI ROMANCE SLOWBURN !!!

[ROMACE TIPIS-TIPIS YANG BIKIN JANTUNGAN DAN TAHAN NAPAS]

---

Lima tahun yang lalu, Damien dan Amara menandatangani perjanjian pernikahan demi menunjang keberlangsungan bisnis keluarga mereka. Tidak pernah ada cinta diantara mereka, mereka tinggal bersama tetapi selalu hidup dalam dunia masing-masing.
Semua berjalan dengan lancar hingga Amara yang tiba-tiba menyodorkan sebuah surat cerai kepadanya, disitulah dunia Damien mendadak runtuh. Amara yang selama ini Damien pikir adalah gadis lugu dan penurut, ternyata berbanding terbalik sejak hari itu.

---

“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.

Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya, “Dengan satu syarat baby.”

“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras.

Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”

---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 35

Kalau ada typo, mohon bantu tandain ya...

Happy reading :)

---

Amara menoleh ke arah pintu apartemen yang terbuka pelan menampilkan Damien dengan rautnya yang sangat lelah. Pria itu melepas sepatunya kemudian dengan bahunya yang meringkuk ke depan tampak tidak bertenaga. Damien bahkan tidak menyadari kehadiran Amara disana dan hanya fokus pada langkahnya hingga masuk ke dalam kamarnya.

Amara masih memperhatikan punggung Damien hingga menghilang ketika pria itu masuk ke dalam kamarnya, Amara kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri pintu kamar Damien sebelum mengetuknya pelan.

Damien yang baru saja masuk ke dalam itu dapat dengan cepat membuka pintunya.

Amara menatap lurus ke arah manik biru Damien begitu tatapan mereka beradu singkat.

“Kau tidak tidur berapa hari?” todong Amara langsung kemudian tidak dapat menahan diri untuk tidak menjatuhkan pandangannya pada kantung mata Damien kemudian rambut berantakan pria itu dan lagi-lagi kemejanya yang tak beraturan.

Damien menatap bingung ke arah Amara, Damien jelas tahu Amara pasti sudah mengetahui mengenai kabar berita kematian Florynn tetapi kenapa Amara tidak menanyakan apapun kepada Damien.

Jujur saat ini Amara ingin sekali beranya kepada Damien, tetapi melihat keadaan Damien yang cukup kacau seperti pria itu benar-benar tidak tidur dan makan dalam beberapa hari membuat Amara mengurungkan niat untuk bertanya.

“Belakangan ini aku banyak pekerjaan,” ujar Damien membalas singkat.

Amara berdecak, “Bahkan kau tampak lebih kurus sekarang,” delik Amara lagi.

“Terkadang aku juga lupa makan,” Damien mengaku jujur dengan rautnya bak anak kecil yang sedang dimarahi oleh ibunya sendiri.

Amara kemudian maju selangkah membuatnya berhadapan langsung dengan tubuh menjulang milik Damien kemudian tangan Amara terangkat dan berakhir meyentuh bagian atas bibir Damien pelan. Tepatnya pada area kumis Damien yang mulai tumbuh, permukaan itu sedikti kasar saat Amara mengelusnya.

“Cukurlah, kau tampak seperti seorang pria tua sekarang,” ejek Amara, berharap Damien dapat lebih memperhatikan keadaannya.

Amara ingin menyuruh pria itu untuk istirahat yang cukup dan juga jangan melewati waktu makannya karena takut pria itu akan sakit atau suatu hari malahan tumbang, tetap lagi-lagi Amara terlalu gengsi untuk mengatakan hal itu. Jadi Amara mengurung niat daripada mengatakannya dan berakhir dengan Damien yang menatapnya aneh, sebab selama ini hubungan mereka memang terlalu dingin untuk saling mengkhawatirkan satu sama lain.

Tetapi walaupun penampilan Damien terkesan berantakan dan amburadul, Damien tetaplah terlihat tampan dan bahkan malah membaut pria itu semakin seksi. Kedua kancing atas kemeja Damien sudah terbuka, dengan surainya yang teracak tak rapi seolah baru bangun tidur, kemejanya yang kusut diikuti janggut tipis yang belum dicukur. Nyatanya, tatapan matanya masih saja dingin dan intens, terlebih senyum tipis yang Damien berikan kepada Amara dan aura percaya diri milik pria itu membuatnya tetap bersinar dalam ketidaksempurnaan penampilannya.

“Aku tidak punya waktu,” ujar Damien jujur dan tetap membiarkan jemari Amara menjelajahi kumis tipis dia rea sekitar bibirnya itu.

Damien kemudian hendak mengeluarkan ponselnya dari saku celananya untuk menjawab panggilan dari seseorang yang ia duga adalah Bastian sebelum tangan Amara bergerak untuk mencegah pergerakannya.

“Biar aku saja,” ujar Amara pelan sembari menatap manik biru milik Damien.

Damien menaikkan alis kanannya, bertanya maksud dari kalimat Amara yang terkesan ambigu itu.

“Aku akan membantumu mencukurnya,” lanjut Amara lagi kemudian menarik tangan Damien untuk masuk ke dalam toilet yang berada di kamar pria itu.

Damien tersenyum simpul sebelum melempar ponselnya yang masih bergetar dengan nama Bastian di layarnya ke atas kasur sebelum mengekori langkah Amara dari belakang hingga masuk ke dalam toilet.

Bisa dibilang ini adalah perdana pertama kalinya Amara masuk ke dalam toilet yang berada di kamar Damien. Mereka memang tinggal dalam satu apartemen, tetapi ada ruangan-ruangan tertentu yang jarang atau sama sekali belum mereka jelajahi. Yaitu kamar tidur mereka masing-masing yang terpisah dan area privasi seperti toilet Damien yang sekarang.

Amara tidak mampu menahan diri saat tanpa sadar jantungnya berdegup kencang kala ia melangkah masuk ke dalam toilet Damien. Ruangan itu terasa lembap dan harum khas maskulin dari tubuh Damien menyerang kuat indra penciumannya.

Damien masih menatap punggung Amara dari belakang kemudian turun pada pergerakan wanita itu mulai dari mencuci tangannya hingga bersih kemudian meraih semacam gel atau krim cukup yang akan diolesi pada area kumis Damien untuk mempermudah pencukuran.

Amara kemudian berbalik dan tatapan mereka bertemu, Amara akhirnya mengoleskan sedikit krim gel itu ke jari telunjuknya dan hendak mengolesinya pada area kumis Damien. Tetapi karena tingginya badan Damien itu membaut Amara kesusahan menggapainya.

“Duduklah disana,” ujar Amara menunjuk dengan dagunya pada sisi wastafel.

Damien menurut tanpa mengeluarkan kata apapun, ia mendudukkan dirinya pada sisi wastafel dengan tubuhnya yang menghadap Amara.

Amara berjalan mendekat dengan tubuhnya yang masuk dalam kurungan kaki panjang Damien, kemudian secara perlahan Amara mengolesi krim gel itu apda area kumis Damien.

Damien hanya diam semabari maniknya tidak lepas sedetikpun dari wajah cantik Amara. Wanita itu tampaknya sudah bebersih diri sehabis pulang ari kantor dan make up wanita itu sudah dihapus. Damien terkesan dengan betapa mulus dan cantiknya wajah Amara jika dilihat dalam jarak sedekat ini. Pipinya yang sedikit mengembung itu terkadang memerah saat wanita itu salah tingkah.

Dan hal itu terjadi terakhir kali saat mereka berciuman di rumah sakit. Damien jadi ingin melihat pipi merona Amara yang menggemaskan itu lagi.

Selesai mengoleskan krim pada area kumis Damien, Amara kemudian meraih alat pemangkas listrik kemudian menghidupkannya dan mengarahkannya pada area kumis Damien yang ingin dicukur.

Selama beberapa saat, hanya suara getaran mesin yang terdengar. Amara mati-matian menahan fokus pada pekerjaannya sebab jika ia salah langkah, Amara takutnya ia akan melukai bibir Damien.

Berbeda dengan Damien yang tampak tenang dengan manik birunya yang terus menjelajahi wajah Amara. Tanpa sadar kedua tangan Damien terangkat untuk menangkup pinggang ramping Amara yang dibungkus dengan gaun piyama sutra wanita itu dan menariknya pelan ke arahnya.

Amara tersentak kaget dengan tindakan tiba-tiba Damien itu. Amara refleks menghentikan alat pencukurnya kemudian menatap tajam ke arah Damien.

“Damien, jangan bermain-main. Nanti bibirmu terluka,” peringat Amara kemudian menyalakan mesinnya lagi dan mulai melanjutkan aktivitasnya lagi. Entah kenapa Amara hanya ingin cepat menyelesaikan pekerjaannya itu dan pergi dari sana secepat mungkin, jantungnya terasa tidak aman lama-lama disana.

Damien hanya berdehem asal kemudian masih menumpuhkan tangan besarnya pada pinggang ramping Amara hingga tangan kanannya berpindah posisi menyentuh leher jenjang Amara dengan tangan kirinya yang masih tetap pada pinggang Amara.

Amara menahan napasnya saat jari jempol Damien mengusap pelan bekas luka pecahan kaca yang menggores lehernya itu.

“Masih sakit?” tanya Damien dengan lembut.

“Tidak lagi,” jawab Amara singkat kemudian kembali fokus pada pekerjaannya yang hampir selesai. Tinggal sedikti lagi dan sekarang kumis tipis Damien sudah hilang sempurna, Amara akhirnya mematikan mesinnya.

“Belakangan ini aku mengalami banyak hal,” ujar Damien tiba-tiba yang berhasil menarik perhatian Amara.

Amara yang sedang mengusap area dagu Damien, memastikan bahwa pekerjaannya benar-benar selesai sempurna selagi Damien terus mengeluarkan kalimatnya.

“Tetapi setiap kali aku kembali ke sini dan melihatmu, beban itu jadi terasa lebih ringan,” lanjut Damien membuat Amara tertegun.

Apa maksud dari kalimat pria itu?

Amara akhirnya mundur selangkah membuat tangan Damien yang merengkuh erat pinggangnya itu terlepas.

“Kau mengigau? Sepertinya kau butuh istirahat Damien,” ujar Amara ketika melihat kedua mata Damien yang nyaris menutup.

Hanya sepersekian detik, sebelum Damien membuka kedua matanya dan manik mereka kembali bertemu. Damien memberikan tatapan seriusnya kepada Amara.

“Bagaimana kalau kita tidur bersama malam ini?” tanya pria itu dengan nada polos dan santainya yang berhasil memancing rona merah di pipi Amara kembali muncul.

 

1
amaze min1
Duhh jd jangan sampe sad ending dong thor
amaze min1
ehemm 🙈
amaze min1
adududuh main tubruk aja neng
amaze min1
huff akhir nya amara jujur jg
partini
ayo Amara luapkan amarah mu katakan semua sama si Dam Dam
Jung Hasanah
waduh jangan sampai nanti Damian bener2 mengira max anaknya jesica
partini
next Thor 👍👍👍👍
amaze min1
wkwk masa damien mau bunbun diri nya sendiri 😂
partini
mau tau reaksi Dami KLW tau pria berengsek itu adalah dirinya sendiri
Jung Hasanah
kapan Damien tau kalo Max anaknya Thor
Jung Hasanah
kapan Damien tau kalo max anaknya thor
partini
dasar Dam Dam mulutnya,, bikin dia menyesal Thor kapan ?
amaze min1
damien masih blm tau wanita yg ditiduri nya makam itu adalah amara 😐 kapan ketauan nya ini
amaze min1
hot uyy 😅 dedek nya max otw nih 😂
partini
Damien PA ,,enak di Lo bisa celup wanita lain for Amara kamu yg pertama ,,kapan si Dami tau Thor KLW dia yg bikin Amara ga V lagi
partini
behhh hot lah,
amaze min1
heh heh nikah dulu euy main wleo wleo aja
partini
gagal pastinya ada yg datang
amaze min1: kemungkinan di ganggu sama max 😂
total 1 replies
amaze min1
tes dna dien2 gih biar tau itu max anak kandung lu
partini
cari tau dong damittt damitt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!