Jiang Xia Yan merupakan putri bungsu dari seorang jenderal perang pada masa kekaisaran Ming Qi adalah wanita bodoh yang jatuh cinta dengan pangeran kedua Ming Shin yang pada akhirnya mati mengenaskan atas nama cinta.
Bukan hanya mati ditangan suaminya sendiri, Jiang Xia Yan juga menyebabkan Klan Jiang musnah ditangan Ming Shin.
Padahal Jiang Xia Yan sudah berkorban banyak untuk Ming Shin hingga bisa membuat lelaki yang sangat dicintainya itu bisa menjadi kaisar Ming setelah berhasil menggulingkam kekauasaan sang ayah.
Jiang Xia Yan mati dengan dendam yang mendalam....
Pada saat yang sama, ada seorang CEO wanita yang berhati dingin dan kejam bernama Agatha Wein yang juga mati mengenaskan ditangan sekelompok lelaki yang cintanya ditolak dengan kasar olehnya.
Agatha diberi kesempatan hidup didalam raga Jiang Xia Yan....
Mampukah Agatha bertahan hidup & membalaskan dendam Jiang Xia Yan?
Bisakah Agatha menemukan cinta dijaman kuno ini dan membuat hatinya yang dingin menjadi hangat ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GEGER
Berita tentang bakat yang ditampilkan oleh Jiang Xia Yan didalam perjamuan musim gugur diistana hingga mendapatkan hadiah dari permaisuri Yihua menjadi pembicaraan di ibukota.
Dalam waktu sekejap, nama buruk yang sudah disandangnya selama sepuluh tahun terakhir sebagai gadis “ sampah ” berubah menjadi “ dewi ” setelah kecantikan dan bakat yang dimilikinya terlihat kemarin.
“ Aku tidak menyangka, hanya dalam sehari gadis itu bisa langsung membersihkan namanya. Apa kamu tidak penasaran akan hal itu ?...”, ucap Gyo Meng memancing rasa penasaran Feng Mo Tian.
“ Apakah dia secantik itu ?....”, Gu Zou yang biasanya acuh terhadap perempuan kali ini juga merasa penasaran dengan sosok Jiang Xia Yan yang menjadi topik hangat di ibukota pagi ini.
“ Jangan penasaran…lakukan saja apa yang menjadi tugasmu….”, ucap Feng Mo Tian tajam.
Feng Mo Tian sangat tahu bagaimana karater Gu Zou sahabatnya itu. Dia akan menjadi terobsesi jika menemukan suatau hal yang membuatnya tertarik.
Dan untuk Jiang Xia Yan, dia tak akan membiarkan Gu Zou bertemu dengan gadis itu agar tak memiliki rasa penasaran yang tinggi seperti dirinya.
Gu Zou yang mendapat teguran seperti itu mulai kembali fokus pada misi yang sedang diembannya. Kali ini dia cukup baik bisa masuk kedalam istana dan menjadi tabib disana.
Selain sebagai mata – mata dia juga ingin mengambil buku medis kuno yang hanya ada di dalam kekaisaran Ming.
Jika dia bisa mendapatkan buku tersebut, maka tabib Ryu yang tersohor pun akan dikalahkannya dengan mudah dan menjadikannya satu – satunya tabib hebat di dunia.
Tapi sayang, setelah hampir dua bulan dia berada didalam istana dan mencari disemua tempat, sosok buku tersebut masih belum juga terlihat meski dia sudah menncarinya diberbagai macam sudut yang ada.
“ Hanya kediaman pangeran kedua Ming Shin yang belum aku kunjungi….”
“ Selain posisinya yang jauh dari kediaman yang lain, disana penjagaannya sangat ketat…”
“ Bahkan lebih ketat dari penjagaan dimana kaisar Ming Qin tinggal…”
“ Bukankah hal itu cukup aneh ?....”
“ Kenapa bisa kediaman pangeran kedua Ming Shin memiliki penjagaan super ketat sehingga sulit untuk ditembus, sedangkan kita sangat tahu jika pangeran kedua tersebut tidak terlalu diperhitungan dalam perebutan kursi putra mahkota ?....”
Gu Zou terlihat mengkerutkan keningnya cukup dalam sambil mengetuk – ngetukkan jari telunjuknya diatas meja, mencari jawaban dari teka – teki yang ada.
Mendengar ucapan sahabatnya itu, Feng Mo Tian pun merasa hal tersebut sangat aneh. Untuk itu dia akan berusaha menyelidikinya sendiri.
“ Kurasa, pangeran kedua Ming Shin ini tak sesederhana yang terlihat. Apakah, justru dia yang terkuat diantara semua pangeran yang ada….”, batin Feng Mo Tian berspekulasi.
Sementara itu, didalam akademi ujian tahunan akan dilaksanakan hari ini. Ada sejumlah keluarga bangsawan yang telah tiba diakademi untuk memberi dukungan semangat kepada putra dan putri mereka.
Meski pada ujian yang diadakan akademi kali ini tidak jauh berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya, tapi entah kenapa atmosfernya terlihat berbeda.
Dalam aula yang akan dipergunakan untuk ujian, selain ada panggung besar yang berdiri didepan untuk para pengujung dan peserta dibagi menjadi dua kursi yaitu kursi khusus laki – laki dan satu lagi kursi khusus wanita.
Dikursi lelaki, banyak remaja lelaki ditemani oleh ayah dan saudara laki – laki mereka untuk saling menyapa antara satu siswa dengan siswa yang lain.
Moment seperti ini biasa digunakan oleh para orang tua agar anak mereka yang nantinya akan menjadi penerus keluarga bisa menjalin hubungan baik dengan keluarga bangsawan lain demi masa depan cerah.
Sedangkan disisi lain, para wanita yang tak berinteraksi langsung dengan para lelaki karena tempat yang berbeda lebih memilih berkumpul untuk bergosip dan mendapatkan kabar terbaru tentang banyak hal yang terjadi di ibukota.
Meski tak bisa menunjang bisnis keluarga secara langsung, tapi kadang gossip dan rumor yang mereka dengar bisa dijadikan bahan acuan mereka dalam mengambil suatu keputusan.
Pada saat sang ibu sibuk bergosip dan membentuk lingkaran bisnis mereka sendiri, para gadis menggunakan kesempatan ini untuk mencari pasangan yang akan membawa keluarga mereka ke posisi yang tinggi.
Atau setidaknya mencari pemuda yang mereka cintai dan mendapatkan keuntungan dari keluarga mereka nantinya jika sudah cukup usia untuk menikah.
Kini saat yang ditunggu – tunggu telah tiba. Semua pangeran dan para guru satu persatu mulai masuk kedalam ruangan, membuat banyak gadis menjerit histeris terutama saat mereka melihat pangeran kedua Ming Shin yang kali ini datang dengan menggunakan jubah brokat biru langit membuatnya terlihat sangat tampan dan berwibawa.
“ Apakah kali ini pangeran kedua Ming Shin akan melirikku ?....”, tanya seorang gadis dengan wajah bersemu merah.
“ Kurasa bisa…jika kamu bisa mengalahkan Jiang Xialun dalam ujian kali ini tentunya….”, ucap temannya sambil terkekeh.
Gadis yang semula kedua matanya berbinar karena kedatangan pangeran kedua Ming Shin langsung terdiam dengan mulut mengerucut karena sebal dengan ucapan temannya yang dinilai sama sekali tak mendukungnya.
“ Jika kamu mau berbuat nekat dan konyol seperti Jiang Xia Yan, mungkin pangeran kedua Ming Shin akan memperhatikanmu….”, ucap temannya yang lain sambil tertawa terbahak – bahak.
“ Aku jadi ingin tahu, kekonyolan apa lagi yang akan di aperbuat dalam ujian kali ini…. ”, ucap yang lainnya menimpali.
“ Ehhh…kalian jangan meremehkan Jiang Xia Yan yang sekarang. Bukankah kalian mendengar dan mdelihat sendiri jika dia memenangkan lomba bakat dalam perjamuan musim gugur yang diadakan permaisuri…. ”, ucap yang lainnya membela Jiang Xia Yan.
“ Cih…hanya bermain seruling saja dibanggakan, semua orang juga bisa. Yang pasti, otaknya tetap bodoh seperti biasanya….”, ucap yang lainnya yang iri terhadapa perubahan besar Jiang Xia Yan menimpali.
Jika semua orang sedang bergunjing banyak hal, lain halnya dengan Jiang Xia Yan. Dia yang memang tak memiliki satu orang pun teman lebih memilih duduk sendiri di ujung ruangan dan sekarang sedang menatap tajam Han Shan Yang yang duduk dijajaran para guru.
Han Shan Yang yang sangat sensitive mengetahui jika sedari tadi Jiang Xia Yan telah mengamatinya seperti seorang pemburu yang sedang mengintai mangsanya.
Tentu saja hal tersebut membuat dirinya merasa sangat aneh, kenapa setelah berubah nona muda ketiga Jiang tersebut terus mengamatinya jika sedang berada ditempat yang sama.
Namun, ketiga Han Shan Yang menoleh, Jiang Xia Yan cepat – cepat mengubah arah pandangnya secara acak.
Atensi semua orang langsung teralihkan begitu ada suara kasim berteriak mengumumkan jika pangeran Ming Qinfan telah tiba.
Bisik – bisik pun mulai terdengar seiring dengan perjalanan lelaki tersebut menuju kursi khusus yang disiapkan untuknya.
“ Kudengar Wengfei yang lama telah meninggal setelah bertahan dengannya kurang dari satu tahun. Pangeran Ming Qianfan hari ini datang untuk mencari wengfei yang baru dan akan membawanya masuk kedalam istananya….”, itulah salah satu bisik – bisik yang sampai ditelinga Jiang Xia Yan.
Meski dia berusaha tak perduli, entah kenapa feelingnya mengatakan jika dia harus waspada akan kabar ini.
Ketika Jiang Xia Yan mengedarkan pandangannya tanpa sengaja dia melihat senyum licik tercetak jelas diwajah Qianyi sambil mengamati pangeran Ming Qianfan, melihat hal itu hati Jiang Xia Yan langsung merasa tak tenang.
“ Apakah bibi merencanakan sesuatu yang ada hubungannya dengan pangeran Ming Qianfan ?....”, batin Jiang Xia Yan curiga.
Tiba – tiba ingatan tentang masa depan Jiang Xia Yan kembali terbuka. Dalam slide tersebut tergambarkan dengan jelas jika nyonya besar Jiang pernah berusaha untuk menikahkannya dengan lelaki buruk rupa yang sangat bernafsu dan memiliki seksual menyimpang itu dengannya.
Tapi sayangnya hal tersebut ditentang oleh Jiang Shing yang sudah mengajukan rencana pernikahan putri bungsunya itu dengan pangeran kedua Ming Shin atas desakan Jiang Xia Yan.
“ Jadi ini semua itu terjadi karena hasutan bibi ?....”, batin Jiang Xia Yan berspekulasi.
Qianyi yang menyadari jika Jiang Xia Yan sedang menatapnya dengan tajam dan dingin mulai bergidik ngeri.
“ Tunggu …kenapa dia mirip sekali dengan Jiang Shin sekarang…."
" Lalu....apa arti tatapnnya itu ?...."
" Apakah dia mengetahui rencanaku ?.....”,
Batin Qianyi mulai gelisah, namun dia terus menggeleng - gelengkan kepalanya dan menyakini jika gadis bodoh itu tak akan mungkin mengetahui rencana liciknya itu.