Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Siapa Yang Di Permalukan.
"Apa kamu mengetahui di dalam ada acara apa?" tanya Adara yang tiba-tiba saja memiliki perasaan yang tidak enak. Dia tidak ingin salah melangkah dan takut membuat masalah.
Pria itu menggelengkan kepala, mana urusannya ada acara apapun dan dia tidak punya kapasitas untuk mencampuri urusan majikannya atau harus mencari tahu.
"Silahkan,Nona! Nyonya Ambar sudah menunggu Nona," ucap pria itu yang kembali menegur Adara yang masih melamun.
Adara membuang nafas perlahan ke depan, lalu menurunkan kakinya, mau tidak mau dia harus mengikuti pria tersebut memasuki Restaurant itu. Walau Adara tidak tahu ada apa sebenarnya dan apalagi barusan melihat William bersama dengan wanita yang baru saja dipublikasikan kepada publik.
Adara diantarkan seorang pelayan wanita yang memasuki ruangan yang katanya VIP yang cukup besar, perasaan Adara sudah semakin tidak enak, jantung yang sejak tadi tidak berhenti berdebar dan jari-jarinya yang saling memencet.
Jangan tanya bagaimana perasaannya, sekarang perasaannya benar-benar campur aduk, rasa penasaran dan juga terlihat gelisah.
Pelayan itu membukakan daun pintu yang sangat tinggi itu dan mempersilahkan Adara untuk memasuki ruang utama yang menjadi tempat acara.
"Wanita yang aku bawa adalah calon istriku!" kata itu langsung terdengar di telinga Adara. Adara menoleh ke arah dalam sekitar 5 meter dari tempatnya berdiri. Ambar yang berdiri di hadapan William dan juga Katy.
Sementara di ruangan itu terlihat ada beberapa meja bulat yang dikelilingi 5 sampai 6 kursi yang sudah diisi dalam satu meja. Bukan hanya Ambar yang ternyata berada di dalam ruangan tersebut dan ternyata ada beberapa orang yang mungkin saja itu tamu-tamu Ambar.
Apa mungkin Ambar sedang melakukan acara, karena dilihat tamu-tamu Itu tampak bukan orang sembarangan yang sejak tadi dilayani para pelayan yang tidak henti-hentinya menghidangkan makanan di atas meja. Mungkin saja memang ini acara privat yang disiapkan Ambar, tapi untuk apa? pertanyaan itu terus saja muncul dipikiran Adara.
"Aku menyuruhmu datang ke tempat ini sendiri dan bukan bersama orang lain!" tegas Ambar dengan suara serak yang sepertinya sangat tidak menyukai tindakan William
Dapat disimpulkan bahwa Katy pasangan William bukan diundang dan tidak tahu apa maksud William mengajak Katy yang mungkin sekalian ingin memperkenalkan kepada Ambar, bahwa dirinya tidak main-main telah memiliki pasangan.
"Aku harus memperkenalkan kekasihku kepada Nenek dan juga kepada semua orang yang menjadi tamu di tempat ini," ucap William menegaskan.
"Kamu jangan mencari masalah di sini William. Kamu tahu siapa saya dan setiap yang saya ucapkan akan menjadi benar. Jangan bermain-main dengan saya!" tegas Ambar yang memberikan ancaman kepada William.
Katy yang sekarang tidak menggandeng kekasihnya itu lagi terlihat sangat gugup dan pasti gelisah. Di depan matanya dan juga diperdengarkan di telinganya bagaimana wanita tua itu yang ternyata tidak merestui hubungan mereka dan dari tatapan matanya terlihat tidak menyukai dirinya.
Katy belum sempat memperkenalkan dirinya dan sudah mendapatkan penolakan yang sampai-sampai memberikan ancaman kepada William di depannya. Posisi Katy saat ini benar-benar sangat tidak enak
Mata Ambar tiba-tiba menoleh ke arah pintu dan melihat kehadiran Adara. Wanita yang sejak tadi bersamanya dan dia terlebih dahulu masuk.
"Kemarilah Adara!" panggil Ambar.
Adara terlihat gugup dan sangat tidak berani sekali melangkahkan kakinya, tetapi kode mata Ambar seolah menekankan bahwa Adara tidak boleh membantah. Adara harus mengingat bahwa ibunya di tangan Dokter karena bantuan wanita yang terus memberikan kode mata kepadanya. Adara tidak punya pilihan lain akhirnya melangkah menghampiri Ambar.
Mata Katy yang langsung melihat wanita yang sudah berdiri yang sama sekali tidak berani menatap William yang merupakan atasannya itu. Adara sejak tadi hanya melihat ke lantai. Katy penuh dengan tanda tanya dengan wanita yang sama sekali tidak pernah dia temui. Sementara William melihat dari ujung matanya.
"Apa-apaan ini. Nek," tanya William yang mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres.
"Kamu yang apa-apaan. Saya menyuruh kamu datang kemari dan bukan membawa wanita lain! Saya sudah mengingatkan kepada kamu, jangan menantang saya!" tegas Ambar dengan penuh penekanan.
Tangan Adara yang merasa tertarik yang ternyata Ambar telah memegangnya dan membawa Adara pergi dari hadapan William dan Katy. Tetapi langkah mereka berdua terhenti.
"Jangan hanya berdiri di sana ikutlah!" tegas Ambar yang pasti kata-kata itu untuk William.
Ambar yang melanjutkan langkahnya bersama dengan Adara. William melihat ke arah kekasihnya yang mana sejak tadi Katy terus aja penuh tanda tanya dan merasa sangat tidak dihargai di tempat itu.
"Ada apa ini?" tanyanya dengan mengangkat kedua bahu yang sangat membutuhkan penjelasan dari William.
"Ayo!" William yang tidak menjawab dan memegang tangan kekasihnya itu yang mau tidak mau berjalan menyusul Ambar. Katy hanya mengikut saja walau dia sangat bingung dengan situasi yang dia hadapi.
Sampai Ambar berada di tengah-tengah susunan meja-meja itu yang diperhatikan para tamu yang sudah duduk sembari menikmati makanan yang telah dihidangkan.
"Mohon maaf jika saya mengganggu makan kalian, saya sangat mengucapkan terima kasih dengan kehadiran kalian semua yang sudah menyempatkan waktu untuk acara ini. Mungkin semuanya tidak terlalu sempurna, tetapi saya sangat berharap jika ini dapat menyenangkan kalian semua," ucap Ambar yang berbicara sembari tersenyum yang menunjukkan keanggunan dan keramahannya.
Para tamu itu mengangguk-angguk kepala dengan tersenyum yang mana sepertinya mereka sangat suka dengan pembawaan wanita yang sangat humble itu.
"Dalam kesempatan ini, saya juga ingin memperkenalkan wanita yang berada di samping saya!" mata Ambar melihat ke arah Adara yang masih saja melihat lantai, jari-jarinya yang saling memencet menunjukkan bahwa dia begitu sangat gugup hari ini dicampur dengan rasa takut dan pasti karena ada William.
"Wanita cantik ini adalah calon istri dari cucu saya. Adara Citra Mahisa dan William Antonio Brawijaya akan menikah dalam waktu dekat ini," ucap Ambar yang tidak basa-basi mengumumkan pertunangan itu yang jelas sangat mengejutkan William.
Bukan hanya William saja. Katy kekasihnya juga kaget dengan mata melotot dan langsung melihat ke arah William. Tangan Katy juga langsung terlepas dari genggaman William.
Adara sendiri mendengarkan pernyataan itu memejamkan matanya yang tidak tahu gebrakan apalagi yang akan terjadi di depan mata yang pasti akan membuat dia dan William semakin terjadi masalah.
Kabar bahagia itu disambut tepuk tangan oleh para tamu dengan senyum mereka yang mereka pancarkan seolah mereka sangat senang mendengarkan kabar itu.
"Eyang!" tegur William dengan pelan yang pasti ingin protes.
Ambar tidak peduli sama sekali dan juga tersenyum kepada para tamu.
"Nenek kenapa melakukan semua ini kepadaku. Aku baru saja memperkenalkan Katy kepada Nenek dan Nenek melakukan semua ini!" tegas William yang tidak terima
Tentu saja suara William tidak terdengar karena dia berbicara dengan pelan apalagi para tamu masih saja tetap bertepuk tangan dengan mulut mereka yang sedikit berbicara berbicara yang memuji kecantikan Adara yang walau hanya tertunduk yang tidak memperlihatkan wajahnya.
"Nenek! jangan hanya diam saja dan seenaknya mengumumkan semua ini kepada para tamu tanpa persetujuan dariku," tegas William yang semakin penuh dengan amarah
Bersambung......