"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35. SESI TANYA JAWAB.
Kembali ruangan aula terlihat ramai setelah sebelumnya pihak panitia memberi waktu pada para peserta untuk berisitahat sejenak sekalian
makan siang sebelum babak kedua dimulai.
Nadia dan kawan-kawanya kembali mendaftar ulang ke pihak panitia untuk memastikan bahwa dirinya lolos ke babak berikutnya seperti yang di lakukan oleh para peserta lain yang juga lolos ke babak itu.
Setelah melakukan mendaftar ulang, kembali Nadia dan kawan-kawan menuju ke arah kursi tunggu yang di khususkan untuk para peserta
dan juga tamu undangan.
Mereka berempat duduk serentak sambil menunggu pengumuman dari pihak panitia lomba.
Dari arah pintu tampak Rudy, Yunita dan juga Mawar memasuki ruang itu dan langsung menuju ke meja panitia.
Tidak butuh waktu lama mereka bertiga berada disana hingga ketiganya terlihat kembali berbalik
badan dan melangkah menuju kearah kursi yang tak jauh dari Nadia dan kawan-kawanya.
Rudy dan Mawar segera duduk di kursi kosong sedangkan Yunita datang menghampiri Nadia.
"Nadia boleh ibu bicara sebentar denganmu," Yunita yang berdiri tepat di depan Nadia.
"Silahkan, mumpung tidak ada yang melarang," balas Nadia tanpa menatap kearah Yulia.
"Kamu sudah sangat berubah setelah menikah dengan Tuan Dave. Kamu sudah tidak mau mendengar dengan apa yang kami ucapkan
padamu,".
Seketika Nadia mengangkat kepalanya dan menatap kearah Yunita.
"Semua yang terjadi padaku ada sebab dan ada akibat. Kalian bertiga pasti sudah tahu penyebabnya bukan!," balas Nadia sedikit
mengangkat ujung bibirnya.
"Nadia........," Yunita sedikit meninggikan suaranya hingga orang-orang dalam ruangan itu
menatap kearah mereka berlima.
"Nyonya Yunita santailah sedikit, semua orang dalam ruangan ini memiliki indra pendengaran
yang masih cukup jelas. Jadi tolong Nyonya perkecil sedikit volume suaranya,".
"Nadia, kamu sudah sangat pandai berbahasa. To do poin saja, Kamu kan sudah jelas-jelas
masuk Final dengan golden tiket yang kamu miliki. Jadi, bila nanti kamu berhadapan dengan Mawar di grand Final berusalah untuk mengalah
dan biar Mawar yang maju untuk menjadi pemenang,".
"Apa!, membiarkan Mawar sebagai pemenang dalam lomba ini!. Oo...terlalu indah mimpi Anda
itu Nyonya Yunita, sampai kapan pun Aku tidak akan membiarkan itu semua terjadi. Jika karena hal
itu Anda datang kemari maka, jangan harap Aku akan melepas gelar juara yang nyata-nyatanya sudah ada di depan mataku,".
"Astaga benar-benar ya!," Yunita menggeleng-gelengankan kepalanya dengan mata sedikit terbuka.
"Sudalah Nyonya, tidak baik memaksakan kehendak pada orang lain. Biarkan semuanya berjalan sebagai mana mestinya. Siapa pun
yang menjadi pemenang dalam perlombaan ini, itu berarti dialah yang terbaik pilihan dewan juri," ucap Tania sembari berdiri menenangkan
Yunita.
"Kalian semua sama saja," Yunita berbalik dan meninggalkan mereka berempat menuju kearah Rudy dan Mawar.
"Sabar Nyonya, Anda harus fokus, kalau Anda benar-benar ingin menjuarai lomba ini," Tania
memegangi pundak Nadia.
Nadia mengangguk pelan dan menghapus butiran air mata yang hampir saja menetes di pipinya.
"Selamat siang semuanya, maaf kalau kami sedikit mengulur waktu. Baiklah kalau begitu, kita langsung menuju ke babak kedua yaitu
menjawab pertanyaan dari para dewan juri. Peraturan di babak kedua ini, masing-masing peserta diharuskan untuk menjawab dua
pertanyaan yang akan diajukan oleh masing-masing dari dewan para juri.
Enam peserta yang memiliki jawaban yang paling mendekati akan terus
melaju ke sesi pertanyaan yang kedua, sedangkan enam diantaranya terpaksa harus terhenti sampai disini. Untuk mempersingkat waktu diaharapkan kedua belas peserta naik keatas panggung," ucap seorang master ceremony ( MC ) diatas mimbar dan mempersilahkan kedua belas peserta untuk naik keatas panggung untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukan oleh para dewan juri.
Kedua belas peserta pun bergegas Naik keatas panggung menunggu giliran mereka untuk di panggil namanya maju kedepan.
Setelah semua peserta sudah berada diatas panggung. Satu-persatu dari mereka mulai menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para
dewan juri.
Butuh waktu sekitar satu jam hingga semua peserta selesai menjawab pertanyaan pertama yang diajukan oleh para dewan juri.
"Baiklah, sesi tanya jawab pertama sudah selesai dan kita tunggu keputusan dari para dewan juri siapa Enan peserta yang akan maju ke sesi tanya jawab soal ke dua," ucap MC yang berada di sudut sebelah kanan dari para peserta lomba.
Para dewan juri pun berdiri dan melangkah menuju kesebuah ruangan untuk berdiskusi siapa enam peserta yang akan maju ke sesi tanyak jawab soal kedua.
Tidak lama kemudian pintu ruangan yang yang di masuki oleh para dewan juri tadi kembali terbuka. Para dewan juri keluar dari dalam sana lalu menuju ke arah kursi mereka masing- masing.
"Baiklah, setelah kami selaku dewan juri selesai berdiskusi, maka kami memutuskan enam diantara kalian yang lolos ke babak berikutnya yaitu.
Selamat untuk peserta bernomor 3, 5, 7, 9, 18 dan 25 kalian dinyatakan lolos ke sesi tanya jawab yang kedua untuk memperebutkan tiga tikat maju ke grand final," ucap perwakilan dari
dua puluh lima dewan juri yang berdiri di depan para peserta lomba.
Riuh teputangan pun kemabali terdengar dalam ruangan aula, anam peserta yang tidak disebutkan namanya segera turun dari atas
panggung sedangkan enam diantaranya masih tetap tinggal untuk mengikuti sesi tanya jawab
yang kedua.
"Nyonya Nadia semangat," teriak Tania yang ada di bawah panggung beserta kedua temanya.
Begitu pula yang di lakukan oleh pendukung peserta lainya.
"Perempuan berkacamata itu lolos kesesi tanya jawab yang kedua. padahal jika di bandingkan
dengan peserta lainya jelas-jelas dia berada di urutan paling bawah," tanya seorang penonton bawah panggung.
"Jangan melihat orang dari penampilanya saja, apa kamu tidak mendengar jawaban yang dia
berikan tadi. Diantara jawaban para peserta jawaban dialah yang sangat masuk diakal. Maka dari itulah, para dewan juri memilihnya untuk
maju dalam sesi kedua ini," balas orang yang berdiri di sampingnya.
"Betul juga katamu, tapi mari kita lihat, apa dia masih bisa beetahan dan lanjut ke babak grand final
ataukah harus kandas sampai di sesi tanya jawab kedua saja?,".
Suasana dalam ruang aula terasa hening, atmosfir ketegangan mulai menyelimuti hati para peserta dan penonton saat itu.
"Untuk kalian berenam yang lolos dalam sesi ke dua ini diharapkan maju satu langkah ke depan untuk mendengarkan pertanyaan dari dewan juri," MC mempersilah enam peserta untuk maju kedepan.
Setelah keenam peserta lomba maju sesuai arahan dari MC tadi, salah seorang dewan juri pun berdiri.
TERUS DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA MEMBERI LIKE, COMENT, VOTE DAN SHERE. RERIMA KASIH.