Menceritakan tentang seorang pemuda bernama Fang Chen yang bereinkarnasi ke masa mudanya saat berusia 20 tahun. Dia mati karena dikhianati oleh saudara angkatnya sendiri di Alam Dewa karena permasalahan sebuah harta yang ternyata itu adalah Sistem Kultivasi Modern.
Dia mewarisi sebuah harta berupa Sistem dan karena dia tidak ingin menjadi terlalu naif seperti kehidupan sebelumnya, dia saat ini menjadi sosok yang sangat sadis dan jarang berbelas kasihan kepada orang, dia melewati lika-liku kultivasi menuju puncak hanya untuk satu tujuan yaitu BALAS DENDAM kepada orang yang mengkhianatinya dulu.
Salam Sistem.
Faisal Fanani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faisal Fanani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
P4 - Titik Balik
Ibunya meninggal ketika dia tepat berumur 13 tahun, seorang bocah kecil yang sudah mengalami pahitnya hidup di usia yang masih sangat muda, Fang Chen lagi-lagi menguatkan hatinya, dia tidak ingin menangis lagi, sudah cukup dia dipermainkan oleh takdir, dia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menangis lagi, tangisan terakhirnya untuk ibunya tercinta ini.
Ketika hari pemakaman ibunya, semua tetangga hadir dan memberikan belasungkawa kepada Fang Chen, tapi keluarga ayahnya sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya, bahkan keluarga ibunya sendiri sejak mengetahui perceraian ibunya dengan ayahnya sudah tidak menganggap bahwa ibunya bagian dari keluarga itu.
Melihat hal ini Fang Chen menjadi berpikiran lebih dewasa daripada umurnya, semua tetangganya bahkan sangat kasihan kepada Fang Chen, meskipun mereka masih membantu tapi juga tidak bisa membantu terlalu banyak karena keadaan ekonomi mereka sendiri pun juga tidak beda jauh dengan Fang Chen.
Setelah acara pemakaman itu selesai, Fang Chen yang berumur 13 tahun melanjutkan sekolah seperti biasanya, dia masih memiliki simpanan sedikit uang, hasil peninggalan ibunya sebelum meninggal, di sekolah dia sangat pendiam dan tidak mudah bergaul.
Setelah sekolah biasanya Fang Chen bekerja serabutan, apa saja yang bisa dikerjakan olehnya maka pasti dia akan mengerjakannya, beberapa orang yang mendengar kisah Fang Chen tentu saja bersimpati, akhirnya beberapa orang itu menawarkan beberapa pekerjaan ringan, hitung-hitung untuk membantu Fang Chen juga.
Dan begitulah kisahnya berjalan normal selama 7 tahun hingga berumur 20 tahun, selama masa itu banyak hal sudah terjadi, mulai dari lulus SMP, SMA, hingga kini dia menginjak bangku Kuliah, semua uang Fang Chen dapatkan dari hasil kerja part-time nya selama ini, dia sekarang bekerja di sebuah restoran ayam.
Hingga dalam beberapa tahun terakhir juga, dia sering sekali memperhatikan orang sedang berlatih beladiri sebuah tempat latihan yang ada di dekat tempat kerja part-time nya, dan tanpa sengaja dia jatuh cinta ke beladiri ini, dia juga mencoba mengingat dan mempraktekkannya secara diam-diam.
Karena jika sampai ketahuan oleh pemilik tempat latihan itu mungkin dia akan mendapat masalah yang cukup besar, bisa saja dia dituduh mencuri rahasia dari tempat latihan itu, tapi yang tidak diketahui oleh orang lain, Fang Chen ini sangat-sangat jenius, karena meskipun dia baru melihat pergerakan itu sekali, tapi otaknya sudah bisa mengingat hal itu dengan detail, jadi dia sama sekali tidak kesulitan selama mempraktekkan beladiri tersebut.
Fang Chen mungkin ditakdirkan untuk menjadi seorang Praktisi Beladiri Jenius tiada tanding, karena selama beberapa tahun itu, dia berhasil menguasai semua latihan yang ada di tempat latihan itu, dia ingin melanjutkan pelatihannya itu, akhirnya dia memutuskan untuk mencoba membeli sebuah Buku Beladiri di sebuah Pasar Barang Antik.
Di pasar itu banyak sekali orang berjualan, Fang Chen sendiri sudah diberitahu bahwa akan ada banyak penjual barang palsu, termasuk Buku Beladiri, jadi dia juga harus teliti untuk memilih dan memilah Buku yang ingin dibeli.
Setelah beberapa waktu tidak menemukan Buku yang sesuai dan cocok untuknya, dia menuju sebuah kios, seperti bertemu dengan sebuah harta, Fang Chen tertarik ke beberapa Buku Beladiri yang dijual di Kios ini, yang menjualnya seorang kakek tua yang sudah sangat sepuh, dia kemudian bertanya mengenai harga dari buku-buku yang dijual kakek itu.