Trapped By The Devil

Bosan terus berada di kamarnya Tiffany akhirnya memutuskan jalan jalan mencari udara segar di sekitar resort , tentu saja dengan sebuah topi dan asesoris lain yang bisa sedikit menyamarkan identitas dirinya . Lagipula hanya kaum jet set yang mampu menginap di salah satu resort milik keluarga Alexander ini , jadi dipastikan tidak akan ada histeris berlebihan jika identitasnya terbuka .

Wanita itu berjalan santai menuju sebuah bar kecil yang letaknya tak jauh dari unit yang ditempatinya . Biasanya orang orang yang sedang menginap pergi kesana untuk sekedar menikmati segelas bir atau melihat live musik yang memanjakan indera pendengaran mereka .

Tiffany duduk tepat di depan meja bartender karena beberapa meja sudah ditempati tamu . Dia lebih nyaman jika tidak berinteraksi dengan orang yang tidak ia kenal .

" Anda ingin minum Nyonya ? " tanya sang waiter ramah .

" Segelas bir aku rasa cukup "

Dalam waktu yang singkat segelas bir sudah tersaji di depannya , dengan segera wanita itu meminum hingga tersisa setengahnya . Dan hatinya merasa lebih baik setelah cairan berwarna kekuningan itu sudah membasahi tenggorokannya .

" Seperti biasa ... anda hanya menghabiskan setengahnya , pantas jika anda tidak mendapatkan apapun di hidup anda ! Senang bisa bertemu dengan anda disini , Nyonya Alexander !! "

Tiffany yang merasa asing dengan suara yang terdengar dari arah belakangnya segera menoleh . Walau sangat terkejut tapi ia bisa menutupi rasa itu dengan sangat baik . Seorang wanita yang lebih muda darinya sedang berdiri di belakangnya dengan segelas red wine di tangannya .

" Menyingkirlah ... Orang orang sepertimu tak pantas berbicara denganku ! Sampah "

" Anda pernah menggunakan sampah ini dengan sangat baik Nyonya ! Perlu saya ingatkan kembali ?! " cibir wanita muda itu yang kemudian duduk di kursi yang ada disamping Tiffany .

" Setelah kejadian itu bahkan saya tidak pernah nyenyak untuk tidur Nyonya ! Rasa bersalah ini mungkin akan saya bawa hingga akhir nanti . Saya yang menyebabkan dua orang terbunuh dan satu anak cacat seumur hidupnya . Jika saya tahu akan seperti itu maka saya tidak akan pernah melakukan yang anda minta ..... "

" Tutup mulutmu atau perlu aku suruh orang untuk menutup mulutmu sekarang juga ? Melenyapkan dirimu bukan hal yang sulit untukku . Dulu kau hanya seorang pelayan ... Dan selamanya akan menjadi seperti itu ! " hardik Tiffany yang tak suka jika pembicaraan mereka ini akan didengar oleh orang lain .

" Saya bukanlah seorang Nina yang dulu lagi , yang dapat anda ancam dan bodohi dengan beberapa lembar uang ! Habisi saja saya dan sebelum itu saya akan membuat Nyonya membusuk di penjara " tukas wanita yang bernama Nina itu dengan raut sangat tenang , berbeda dengan wajah Tiffani yang terlihat panik .

" Yang semua orang tahu kecelakaan itu terjadi karena Tony banting setir ingin menghindari seorang penyeberang jalan ! Mereka tidak tahu jika Tony sekarat karena racun yang diminumnya . Tak ada yang bisa menemukan jejak racun di lambungnya karena waktu itu Tuan Sean sendiri yang meminta jasad Tony dikembalikan pada keluarga sebelum polisi bisa mengautopsinya !! Beliau sangat merasa bersalah waktu itu hingga tak menyadari kelicikan istrinya sendiri "

" Diam kau !! Berapa yang kau inginkan lagi untuk bisa menutup mulutmu itu ! "

Nina terkekeh sinis mendengarnya , dulu ia terpaksa melakukan hal yang tidak ingin dia lakukan karena di bawah ancaman . Tiffany mengancam akan membunuh semua keluarganya yang tinggal dipinggir kota jika menolak permintaan wanita itu .

Waktu itu dia adalah seorang maid yang melayani makanan untuk para pegawai dirumah itu . Para penjaga , supir dan tukang kebun adalah bagiannya tanpa terkecuali . Siang itu sekitar enam tahunan yang lalu tiba tiba saja ia dikejutkan karena mendapat telepon dari Nyonya Besarnya yang waktu itu masih ada di Paris karena pekerjaannya .

Tiffany waktu itu berkata jika nantinya akan ada orangnya yang menunggu Nina di kafe yang tak jauh dari mansion . Orang itu akan memberikan sesuatu pada Nina , dan Tiffany meminta Nina untuk mencampurkan apa yang sudah diberikan ke minuman supir yang khusus melayani pengasuh Tuan Mudanya .

Sepertinya Nyonya besarnya tahu jika siang itu sang pengasuh akan pergi dengan si supir . Dan Tiffany ternyata pintar memilih racun karena benda lucknut itu bekerja hanya setelah beberapa menit terminum oleh si supir . Mungkin saja sang supir merasakan efek racun itu ketika sedang pergi mengantar Darrell ke rumah sakit . Dan terjadilah kecelakaan maut itu ....

" Anda pikir saya masih butuh uang dari anda ??! Saya menemui anda karena ini , ambil kembali beberapa lembar uang sudah anda berikan waktu itu ! Saya tidak mau menanggung lebih besar dosa lagi ... Saya ingin berdamai dengan hidup saya " Nina tampak membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang yang ia letakkan tepat di depan Tiffany .

" Saya juga adalah seorang ibu sekarang ... Saya tidak ingin suatu saat anak saya mengenal saya sebagai monster ! Seorang monster yang mampu mencelakakan putra kandungnya sendiri !!! Anda sungguh mengerikan Nyonya ... permisi "

Tiffany tak bergeming dari duduknya , dengan terburu ia mengambil kotak rokok di dalam tasnya . Tidak ia sangka jika masa lalunya akan kembali dikuak ditempat ini . Masa lalu yang tertutup rapat hingga sampai saat ini .