Ditengah keterpurukannya atas pengkhianatan calon suami dan sahabatnya sendiri, Arumi dipertemukan dengan Bara, seorang CEO muda yang tengah mencari calon istri yang sesuai dengan kriteria sang kakek.
Bara yang menawarkan misi untuk balas dendam membuat Arumi tergiur, hingga sebuah ikatan diatas kertas harus Arumi jalani demi bisa membalaskan dendam pada dua orang yang telah mengkhianatinya.
"Menjadi wanitaku selama enam bulan, maka aku akan membantumu untuk balas dendam."_ Bara Alvarendra.
Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 : Ikatan Diatas Kertas.
"Bagaimana ini Mas? Nanti malam keluargaku akan datang. Jujur, aku merasa sangat cemas,"
Arumi menahan langkah Bara dengan memegangi lengannya, mereka baru saja keluar dari pintu utama hotel. Didepan sana, asisten Roy sudah menunggu dan membukakan pintu belakang mobil untuk mereka.
Bara membuang nafas kasar, "Apa yang perlu dicemaskan sih Rum? Ya tinggal kita sambut saja kedatangan mereka,"
Sedikitpun tidak ada kegelisahan diwajah lelaki itu seperti yang Arumi rasakan, wajahnya nampak biasa-biasa saja. Bara melangkahkan kembali kakinya, Arumi yang sempat termenung ikut menyusul dan masuk ke dalam mobil diikuti oleh Bara yang duduk di sampingnya.
"Mas..." panggil Arumi saat mobil sudah mulai melaju meninggalkan area hotel.
"Hmmm," masih dengan duduk tenangnya Bara hanya menjawab singkat.
Arumi terdiam kembali, kedua tangannya meremas dress yang dipakainya, kecemasan begitu melanda dirinya, "Kamu tidak tau seperti apa keluargaku Mas. Mama dan kakak tiriku, mereka itu..."
"Matre?" Bara menoleh ke arah Arumi, menumpukkan satu tangannya di tangan Arumi yang sedang mengepal itu.
Arumi mendongak, menoleh ke arah Bara yang juga sedang menatapnya, "Setelah bertemu dengan keluargaku, tanggapan kakekmu mungkin bisa berbeda Mas..."
Bara menarik kembali tangannya dari tangan Arumi dan menghela nafas panjang, tatapannya kembali lurus ke depan, "Jangan khawatir Rum, kakekku itu orang yang sangat baik. Beliau tidak akan menilai sesuatu hanya dari satu sisi saja,"
Arumi mengernyit keningnya, "Tumben Mas bicara sisi baik kakek, biasanya bicaranya asal-asalan kalau sudah menyangkut soal kakek,"
Kata-kata lembutnya seperti sindiran halus, bahkan asisten Roy yang mendengar sampai menyunggingkan senyumnya, sebagai seorang yang sudah ikut berkerja dengan keluarga Alvarendra selama bertahun-tahun, asisten Roy sangat paham hubungan Bara dan kakeknya yang sangat mirip Tom dan Jerry itu.
Bara berdehem, "Ehem, begini-begini Mas sebenarnya sangat menyayangi kakek, cuma kakek saja yang terlalu berlebihan. Kakek selalu memperlakukan Mas seperti anak kecil, mau menikah saja harus dicarikan jodoh segala! Ini itu bukan jaman Siti Nurbaya, tapi jamannya Siti Nurhaliza!!"
Mendengar kekesalan suaminya, Arumi tertawa, perutnya bahkan dibuat hampir kram. Bara sampai tidak berkedip melihat tawa lepas Arumi, netranya terus menatap wajah cantik wanita yang duduk di sebelahnya itu.
"Kamu cantik kalau sedang tertawa seperti ini Rum."
_
_
_
Selesai sarapan, Sinta ikut mengantarkan suaminya sampai ke depan rumah. Matanya menatap mobil bekasan milik suaminya yang terparkir di halaman rumah mereka.
"Jangan lupa nanti pulangnya agak cepetan Mas, keluarganya Arumi mengundang kita untuk makan malam," ucap Sinta.
"Iya, iya, Mas tau. Ya sudah, Mas berangkat ngantor dulu," pamit Samuel.
"Mas! Anak kamu itu sudah jadi istri seorang konglomerat, kemarin dia datang kesini saja dengan diantar pakai mobil mewah plus supirnya, apa kamu tidak malu pakai mobil butut seperti ini terus?" tegas Sinta dengan dagu menunjuk ke arah mobil suaminya.
"Maksud Mama apa?"
Sinta memutar bola matanya dan menghela nafas panjang, "Ya kamu minta Arumi buat ganti mobil kamu lah Mas, apalagi. Minta beliin dua sekalian, buat Mas satu buat Sofia satu, jadi nanti aku sama Sofia kalau jalan-jalan bisa pakai mobil, tidak perlu naik taksi-taksi online lagi!"
Permintaan Sinta sangat keterlaluan, Samuel sampai membuang nafas kasar. Mahar pernikahan Arumi saja dipegang Sinta semuanya, sekarang malah minta dibelikan dua mobil oleh segala, mana berani Samuel meminta hal seperti itu pada Arumi dan suaminya.
"Ma, mama bisa beli mobil untuk Sofia pakai uang satu milyar yang kemarin, jangan minta-minta seperti itu, malu Ma!" suara Samuel sedikit meninggi, sabarnya mulai diuji.
"Mama emang bisa beli pakai uang itu, tapi mama tidak mau. Nanti uang mama bisa habis kalau dipakai buat beli kebutuhan besar seperti itu. Pokoknya mama maunya dibeliin, titik!!"
Sinta melengos masuk ke dalam rumah. Samuel hanya bisa menatap kepergian istrinya sembari mengelus dada, semakin kesini ulah istrinya itu semakin menjadi, apa-apa minta dituruti dan permintaannya itu sangat memancing emosi, bikin tensi darah naik terus.
_
_
_
Asisten Roy masuk ke dalam ruangan kerja Bara setelah mengetuk pintunya terlebih dahulu. Terlihat Bara yang sedang duduk di kursi kerjanya sambil fokus menatap layar laptopnya. Lelaki itu langsung mengalihkan pandangannya pada asisten Roy saat melihat asistennya itu datang dan berdiri di depan meja kerjanya.
"Tuan memanggil saya?"
Bara mengangguk, "Ya. Aku akan pulang sekarang, kakek mengundang keluarga Arumi datang kerumah, jadi aku ingin kamu menghandle semua pekerjaan,"
"Baik Tuan,"
"Dan ada satu lagi,"
"Apa itu Tuan?"
Bara mengembuskan nafas panjang lalu menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi. Sempat terdiam sejenak, Bara kembali menatap asistennya yang masih berdiri didepan meja kerjanya itu.
"Minggu depan Arumi ulang tahun, aku ingin menjadikan hari itu sebagai hari yang tidak terlupakan dalam hidupnya, apa kamu punya usul?"
Mendengar ucapan tuan mudanya, asisten Roy tersenyum. Bara bukan tipe pria yang akan memperlakukan wanita dengan spesial, kecuali pada Monica yang menyandang status sebagai kekasih.
"Anda sampai memikirkan tentang kejutan untuk ulang tahun Nona Arumi, apakah hubungan kalian sudah sedekat itu Tuan?" tanya asisten Roy penuh selidik.
Bara jadi kikuk ditanya seperti itu, dia segera berdalih, "Kamu jangan salah paham, aku ingin memberinya kejutan karena sekarang dia sedang menyandang status sebagai istriku saja. Lagipula hari ulang tahunnya bertepatan dengan hari pernikahan mantan pacarnya, aku hanya ingin mengalihkan kesedihannya saja. Hatinya pasti terluka melihat pernikahan mantan kekasih dan sahabatnya itu,"
Mendengarnya, asisten Roy jadi ikut sedih, masih terekam jelas di memorinya saat mendengar tangis pecah gadis itu saat menceritakan tentang pengkhianatan calon suaminya pada kedua orang tuanya.
"Sepertinya dua orang itu tidak henti-hentinya membuat sedih Nona Arumi. Apa Tuan yakin akan membawa Nona Arumi untuk datang ke acara pernikahan mereka? Bukankah itu sama saja melukai hati Nona Arumi, luka yang kemarin saja belum sepenuhnya sembuh, sekarang malah harus ditambah lagi,"
Bara menatap lekat asisten Roy dan mengangguk yakin.
"Aku yakin, sangat yakin malah. Dia akan aman datang kesana bersamaku. Sedikitpun, aku tidak akan membiarkan air matanya jatuh didepan dua pengkhianat itu!"
...🍁🍁🍁...
......
siap nontonnn💃💃💃🏃♀️🏃♀️🏃♀️
sembur aja semburrr☕️