NovelToon NovelToon
Jodoh Dari Situs Online

Jodoh Dari Situs Online

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Wanita Karir / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Eys Resa

Anisa adalah seorang fashion desainer gaun pengantin yang sangat mandiri. Meski terlahir keluarga kaya, tak membuatnya manja. Karena kesibukannya, Nisa jadi lupa untuk mencari pasangan. Hingga Sahabatnya berinisiatif mendaftarkan Nisa ke sebuah situs perjodohan online. Yang mempertemukan Nisa dengan seorang pria berkebangsaan Turki, pria tampan dengan berbagai kejutan.

Erhan Farhat adalah seorang pengusaha muda, yang sudah lelah diporotin wanita-wanita yang dekat dengannya. Hingga akhirnya dia mencoba peruntungan di situs perjodohan online, dengan menutup segala akses tentang dirinya. Erhan ingin mendapat pasangan yang bisa menerimanya apa adanya. Hingga perkenalannya dengan seorang wanita yang mampu menjungkir balikkan hidupnya.

Apakah Jarak bisa mempertemukan mereka?
Bagaimana akhir dari kisah cinta mereka?

Yuk disimak jalan ceritanya.
Dan mohon dukungan dari kawan-kawan semua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

Pagi harinya, Nisa terbangun dengan malas dan wajah sembab karena banyak menangis semalam. Entahlah apa yang dia rasakan. Nisa merasa cemas dan ketakutan saat Erhan tidak mengangkat panggilan telponnya dan membalas pesannya.

Nisa takut, kehilangan dan tidak bisa berkomunikasi lagi dengan Erhan. Perasaan itu muncul akhir-akhir ini sejak Erhan tidak menghubunginya lagi. Puncaknya kemarin setelah ibu dan ayahnya mengatakan sesuatu yang sama. Seorang laki-laki maupun perembuan butuh hubungan yang pasti, bukan hubungan yang di gantung.

Nisa benar-benar menyesal karena telah menyepelekan perasaan Erhan selama ini. Namun apakah penyesalan Nisa kali ini masih ada artinya? Apakah Erhan masih bisa dia hubungi lagi untuk memberikan kepastian kepadanya? Apakah Nisa sudah terlambat? Itulah yang dipikirkan Nisa pagi ini. Dia benar-benar dalam keadaan kacau. Bahkan saat bekerja, dia tak mampu konsentrasi.

Erhan sendiri masih berada di hotel, dia bangun terlambat karena merasa nyaman tidur di negara yang sama dengan Nisa. Hingga saat bangun dia melihat jam sudah pukul sembilan pagi. Dan saat melihat ponselnya, "Ah, sial mati. Aku lupa mengisi daya semalam. " gumamnya.

Lalu dia mengisi daya ponselnya, dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia harus tampil sempurna hari ini, untuk bertemu Nisa. Dengan penuh semangat dan senyuman yang tak lekang dari bibirnya Erhan melakukan aktivitas paginya. Setelah semua siap, Erhan mengambil ponselnya dan menyalakannya. Mata Erhan membelalak lebar saat melihat puluhan panggilan tak terjawab dan pesan dari Nisa. Yang berisikan kecemasan Nisa.

📩 "Erhan kau di mana? "

📩 "Kenapa tidak membalas pesanku? "

📩 "Apa kau marah padaku? "

📩 "Apa aku punya salah padamu? "

Dan masih banyak lagi pesan yang dikirim Nisa. Erhan tersenyum membaca semua pesan Nisa. Dia jadi membenarkan perkataan Kemal, 'Untuk mengetahui perasaan seseorang kau harus menjaga jarak dengannya. Seseorang akan terasa berharga jika sudah menghilang. ' Itulah yang di katakan Kemal, sebelum Erhan menjalankan misinya. Dan berhasil.

Sepertinya Erhan berhutang banyak kepada Kemal, dan dia arus memberikan Kemal jam tangan mahal keluaran terbaru sesuai janjinya.

Erhan sudah berada di dalam mobil bersama dengan seorang sopir yang sudah di siapkan pihak hotel untuk mengantarkan Erhan kemanapun dia pergi. Dan tujuan utama Erhan siang ini adalah butik Nisa.

Dengan percaya diri Erhan masuk ke dalam butik milik Nisa, sebuah butik yang lumayan besar bagi Erhan. Karena dia juga memiliki butik yang sangat besar di negaranya. Erhan menjadi pusat perhatian para pembeli dan pegawai butik Nisa, karena ada seorang pria asing tanpa pasangan yang masuk ke dalam butik mereka.

Hingga dua orang pegawai butik Nisa yang mengenali Erhan, mereka adalah dua orang yang di ajak Nisa waktu di Dubai. Tentu saja mereka mengenal Erhan.

" Tuan Erhan? " sapa salah satu pegawai yang mengenal Erhan.

"Ya... "

"Apakah anda mencari kak Nisa? "

"Iya... dimana Nisa? "

"Erhan... " sapa Alima yang tiba-tiba muncul

"Hai, Alima. "

"Kapan kau datang? "

"Tadi malam, dimana Nisa? "

"Ah, Nisa, Dia ada di ruang kerjanya. Keadaanya kacau hari ini. "

"Benarkah? Kenapa? "

"Entahlah, dia tidak mau membagi masalahnya denganku. " jawab Alima Lesu "Ayo, aku antarkan ke ruangannya. "

Alima berjalan di depan diikuti Erhan, beberapa pegawai dan pembeli yang melihat saling berbisik. Ingin tahu, siapakah gerangan pria tampan yang bersama dengan asisten Nisa. Namun tidak ada yang berani bertanya. Karena mereka tahu keadaan Nisa akhir-akhir ini tidak baik-baik saja.

Tok... tok... tok...

"Masuk."

Alima membuka pintu ruangan Nisa, dia menghembuskan nafasnya saat melihat Nisa sedang menidurkan kepalanya di atas meja, sambil melihat-lihat ponselnya. Erhan yang juga ikut masuk, merasa heran melihat tingkah Nisa, dia tidak sedang bekerja, tapi terlihat sedang bermalas-malasan.

"Nis, kamu lagi apa? "

"Ga lagi apa-apa. Kenapa? "

"Ada tamu. "

"Kamu urus saja, aku lagi males. "

"Beneran, aku yang nemuin. Kamu ga akan nyesel."

"Ga... " jawab Nisa ketus.

"Kamu dengar Erhan, sepertinya Nisa sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun. " kata Alima menggunakan bahasa Inggris.

Mendengar Alima yang menggunakan bahasa Inggris dan menyebut nama Erhan, sontak membuatnya langsung bangun dan menatap ke arah dua orang yang sedang berdiri di depan pintu. Nisa tercengang, Mulutnya terkunci dan tidak bisa berkata apapun. Alima tersenyum melihat keterkejutan sahabatnya, lalu keluar untuk memberikan ruang kepada mereka berdua.

"Hai, Nis. " Sapa Erhan, berjalan mendekati meja kerja Nisa.

Nisa tetap bergeming, dia tidak percaya kalau Erhan ada di hadapannya. "Apakah ini mimpi? "

Nisa menggelengkan kepalanya, untuk mengenyahkan bayangan Erhan. Namun sayang sosok Erhan tak kunjung pergi dari hadapannya.

"Ini bukan mimpi? " lirih Nisa

"No, its not dream. " Erhan menjawab gumaman Nisa. "Aku datang Nisa, sesuai permintaan mu. "

Mulut Nisa masih terkunci, namun matanya tiba-tiba memanas, dan tanpa di sadari airmatanya dengan lancang turun membasahi pipinya.

"Hei, kenapa kau menangis? " Erhan jadi panik melihat Nisa yang tiba-tiba menangis. Dia mengambil tisu lalu mengusap air mata Nisa dengan lembut.

"Kenapa kamu menangis Nisa? Apa karena kedatanganku? Apa kau tidak menginginkan kedatanganku? Jika memang begitu, aku akan pergi. Tapi jangan menangis. " Erhan hendak berdiri, namun ujung kemejanya di tarik Nisa.

Erhan yang merasa kemejanya ditarik tangan Nisa, berbalik lalu melihat ke arah Nisa. Di lihatnya Nisa menggelengkan kepalanya, yang berarti Erhan tidak boleh pergi.

"Oke aku tidak akan pergi. Tapi aku mohon berhentilah menangis. Aku tidak bisa melihat seorang wanita menangis. " kata Erhan duduk kembali di kursinya.

Nisa kemudian berdiri dan beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang berantakan. Sungguh wajah Nisa sangatlah tidak enak di pandang saat ini, apalagi saat bertemu Erhan. Akhirnya dia memutuskan untuk merapikan penampilannya.

"Apakah aku bermimpi? Apakah dia benar Erhan? Erhan ada disini... " Setelah bergelut dengan hatinya Nisa keluar dengan penampilan yang sudah rapi dan sedap di pandang.

Erhan yang melihat itu, tersenyum menyambutnya. Mereka berdua duduk di kursi tamu yang ada di ruangan Nisa.

"Apa kau sudah makan siang? "

Nisa menggeleng.

"Kalau begitu, kita makan siang dulu. Ini sudah masuk jam makan siang. Dan kita bisa ngobrol sambil makan nanti biar lebih santai. " kata Erhan melihat jam tangannya.

Nisa mengangguk, tanpa bersuara. Erhan berdiri di ikuti Nisa yang mengambil tasnya, kemudian mengikuti Erhan. Mereka berdua keluar dari ruangan secara bersamaan. Nisa berbicara kepada Alima untuk menjaga butiknya selama dia pergi.

"Tenang saja, aku akan menjaga butik dengan baik. Pergilah dan semoga berhasil. "

"Apaan sih. " Nisa tersipu malu. Semua pegawai Nisa tercengang melihat Nisa berjalan dengan seorang pria, karena mereka tidak pernah melihat owner mereka dekat dengan lawna jenis.

Nisa dan Erhan akhirnya keluar dari butik, dengan menaiki mobil Nisa. Karena Erhan sudah menyuruh sopir untuk kembali ke Hotel. Mereka saling terdiam di dalam mobil tanpa ada yang membuka suara selama beberapa menit. Hingga akhirnya Nisa yang membuka suara.

"Kau ingin makan apa? " tanya Nisa.

Akhirnya Erhan bisa mendengarkan suara lembut Nisa. Erhan melihat ke arah Nisa dan tersenyum. Nisa yang melihat dari sudut matanya merasa salah tingkah.

"Apapun Nisa, selama masih bisa di makan aku akan memakannya. " kata Erhan dengan senyuman yang selalu menghiasi bibirnya sejak bertemu dengan Nisa.

"Baiklah."

Nisa membawa Erhan ke sebuah rumah makan yang mengambil tema lesehan. Disana ada beberapa saung yang tersedia. Jadi mereka tidak akan menjadi pusat perhatian.

"Apakah tidak apa-apa jika kita makan di tempat seperti ini? " tanya Nisa saat mereka sudah berada di salah satu saung, dan mereka duduk secara lesehan.

"Its Okey. Tempat ini bagus, dan lebih santai. " kata Erhan sambil memperhatikan sekitarnya.

Setelah memesan beberapa makanan, mereka berbincang sambil menunggu makanan datang.

"Bagaimana kabarmu Nisa? " tanya Erhan, yang sejak tadi memperhatikan Nisa yang sepertinya tidak dalam keadaan baik.

"Sedikit kurang baik. Kamu sendiri. "

"Keadaanku semakin baik, setelah betemu dengan mu. " Kata Erhan yang terus memandang wajah Nisa Lekat.

Nisa tersipu mendapat pandangan Itu dari Erhan.

"Kamu kemana saja beberapa hari ini? Kenapa tidak menghubungiku lagi. "

"Maaf beberapa hari ini aku sibuk. Tapi aku selalu membaca pesan darimu. "

"Hanya membaca tanpa membalas. " lirih Nisa.

"Aku dengar Nisa, dan aku mengerti apa yang kau katakan. Karena aku sudah belajar bahasa Indonesia sedikit. " kata Erhan yang melihat kekecewaan Nisa.

"Tapi setelah membaca pesan terakhirmu, yang menyuruh ku untuk datang. Aku langsung datang, dan mengabaikan pekerjaanku, untuk memenuhi panggilanmu. "

Nisa jadi merasa tak enak, mendengar Erhan meninggalkan pekerjaannya demi dirinya.

"Apa tidak apa-apa jika kau tidak bekerja? "

"Tidak apa-apa, kalau aku di pecat. Bukan kah calon istriku ini seorang disainer terkenal. Jadi aku bisa numpang hidup padanya selama aku mencari pekerjaan baru. " kekeh Erhan.

Nisa yang mendengar kata-kata calon istri menjadi tersipu, sekaligus terkekeh dengan ucapan menumpang hidup.

"Aku belum memberikan jawaban Erhan? "

"Karena itu aku ada di sini, meninggalkan pekerjaanku, untuk mendengarkan jawaban darimu."

Lagi-lagi Nisa merasa tertampar. Karena demi dirinya Erhan mengorbankan sesuatu hanya untuk mendengarkan jawaban darinya. Apakah dia terlalu Egois, yang menyuruh Erhan datang untuk menemuinya dan mendengarkan jawaban darinya?

Bersambung.

Terimakasih sudah membaca.

1
SAL💞🇲🇾
happy ending ❤️❤️😘
SAL💞🇲🇾
happy ending ❤️❤️❤️😘
Chris Antono
Luar biasa
Bundanya Pandu Pharamadina
like
favorit
👍❤
eka wijayanti
sangat bagus ceritanya .
semangat thor/Good/
Sri Muryati
Luar biasa
sri afrilinda
Kereen ceritanya thour...😍😍😍🤗💪
Ruzita Ismail
Luar biasa
Regina Tan
kocak mama mertuaqu😄😄😄
Riva84
asi? harus nya baby Murad udh berhenti asi dri ibu nya thoorrr krn ibu kan kan lg hamil..
Riva84
jgn bilang kalo Nisa hamil lg ya thoorrr🙈 pdhl baby Murad msh 5bln loh
Riva84
berat nama anak nya Erhan😁
Riva84
Nisa sma kyk akuh, stlh nikah harus ikut suami tapi beda nya Nisa keluar negri klo aku keluar kota😊
Alma Lina
lebay amat sih nis akh 🤪
jodoin sama alima aza thor 🤣
Riva84
sbnrnya bkn Nisa yg blm siao u/ mlm pertama,, tp othoorrr nya yg blm siap u/ membuat adegan unboxing nya mereka /Facepalm//Facepalm/🙏🙏
Riva84
/Sob//Sob/
Riva84
Alima ya Kemal
Riva84
gak ush Nay,,, kyk nya Alima cocok sm Kemal deh😅
Riva84
benar bngt thoorrr 😢😊
Riva84
Alana atau Alina thoorrr nama ioar nya nya Nisa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!