Jodoh Dari Situs Online
Anisa Humaira,adalah seorang gadis berhijab yang menggeluti dunia Fashion desainer yang khusus membuat gaun pengantin, terutama gaun pengantin muslimah. Anisa yang biasa disapa Nisa adalah anak kedua dari seorang pengusaha restoran terkenal di Jakarta dan Indonesia, karena cabang restorannya sudah berjamur di seluruh pelosok negeri.
Walaupun begitu, Nisa tidak pernah manja akan kekayaan dan fasilitas yang diberikan keluarga kepadanya. Nisa adalah seorang wanita karir yang mandiri, yang berusaha dengan kemampuannya sendiri.Terbukti saat ini usaha yang dirintisnya sebagai fashion desainer bisa berkembang dengan pesat.
Banyak kalangan papan atas yang memesan gaun pengantin kepadanya.Seperti saat ini Nisa sedang menggarap desain gaun pengantin pesanan dari seorang anak pengusaha terkenal di Jakarta.
"Bagaimana menurut kakak, apakah ini sudah sesuai dengan keinginan kakak? " ujar Nisa dengan menunjukkan gambar desain gaun yang dipesan.
"Iya seperti ini, aku suka. " kata sang pemesan.
"Baiklah kalau begitu, akan segera saya kerjakan. " Kata Nisa dengan menunjukkan senyum di bibirnya.
"Baiklah, kalau bisa dalam waktu satu bulan harus sudah selesai. karena pertengahan bulan depan pesta pernikahan akan kami langsungkan. "
"Tentu saja kakak, akan saya usahakan secepatnya. Terimakasih atas kepercayaan nya kepada kami. " ujar Nisa, mengantar tamunya keluar dari butik.
"Alhamdulillah, ada pelanggan lagi hari ini. " gumamnya setelah sampai di ruanganya.
"Iya Nis, Alhamdulillah bulan ini kita Terima banyak pesanan gaun pengantin. " kata Alimah sang asisten sekaligus sahabat Nisa.
"Iya, untuk desain ini segera kau serahkan kepada Susi, agar segera mengerjakannya. "
"Baiklah." Ima mengambil desain baru dari Nisa agar segera di proses.
"Aku akan istirahat dulu,lelah rasanya. Tapi kita harus terus bersyukur mendapat rejeki ini setiap hari. " ujar Nisa yang sudah Membaringakan tubuhnya di atas kursi.
"Istirahat lah, aku akan berjaga di depan bersama anak-anak. "
Alimah keluar dari ruang kerja Nisa, memberikan waktu istirahat kepada sahabatnya itu yang sudah bekerja keras selama beberapa hari ini.
Sedangkan Nisa sudah langsung tertidur setelah kepergian Alimah.
Sore harinya,
Nisa memarkirkan mobilnya di garasi, lalu dia masuk ke dalam rumah.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam. " jawab seorang wanita paruh baya menyambut kedatangan putrinya.
Nisa duduk di sebelah ibunya, yang sedang duduk diruang keluarga. Lalu membaringkan kepalanya di pangkuan sang ibu.
"Sudah pulang nak? " tanya ibu Aisyah membelai sayang rambut anaknya.
"Sudah bu, hari ini Nisa lelah sekali. Banyak pesanan gaun pengantin yang masuk. " Anisa biasa mengadu kepada ibunya tentang apa saja terjadi di tempat kerjanya.
"Bersyukurlah nak, karena itu semua rejeki yang Allah berikan kepada kita. Bukankah kamu sendiri yang memilih bidang itu. Jadi kalau ramai berarti rejekimu sudah ada di sana, jangan pernah mengeluh. Karena Allah akan menarik nikmat itu dari kita. " ibu Aisyah memberikan nasehat kepada anak perempuannya itu.
"Iya bu, Nisa selalu bersyukur. Karena dengan bersyukur kita akan mendapat kekuatan untuk mengerjakannya. "
"Kau benar. Sekarang, pergilah mandi, bersihkan badanmu. Nih, bau acem. " kata ibu sambil menutup hidungnya dengan dua jari.
"Ibu... " rengek Nisa, "Mana ada bau acem, nih coba ibu bau. " kemudian memeluk ibunya.
Dan mereka berdua pun tertawa lepas. Begitulah kedekatan Nisa dengan sang ibu.
Setelah membersihkan diri, Nisa ikut bergabung dengan keluarganya untuk makan malam. Menu Makan malam sederhana, hanya dengan sayur sop, ayam goreng,tahu tempe dan telur dadar, tidak lupa sambal sebagai pelengkap. Meskipun memiliki harta berlimpah, tak membuat keluarga itu hidup mewah. Pak Ibnu dan ibu Aisyah selalu mengajarkan kehidupan sederhana kepada anak-anak nya.
"Abang tidak kesini bu? Nisa sudah kangen banget sama Alan. " tanya Nisa di sela-sela makannya.
"Hari ini abang, ayah tugaskan melihat resto di Bandung, katanya disana ada sedikit masalah. " ujar pak Ibnu menimpali.
"Oohh, harusnya kalau keluar kota Alan di tinggal di sini saja biar bisa nemenin ibu. " kata Nisa sambil memakan tempe goreng kesukaannya.
"Abangmu, tidak mau merepotkan ayah dan ibu. Takut di cap durhaka katanya. " kekeh ibu Aisyah.
Nisa manggut-manggut.
"Sudah, habiskan dulu makannya. Setelah itu kita ngobrol sambil nonton TV. " kata Pak Ibnu.
Setelah selesai makan malam, mereka bertiga berkumpul di ruang tengah, sambil nonton acara kesukaan ibu. Apalagi kalau bukan sinetron ikan terbang.
"Nis, ibu mau tanya. Usiamu sudah berapa? " tanya ibu aisya sambil membelai rambut anaknya.
"Hampir dua puluh lima tahun. Emangnya kenapa bu? " tanya Nisa tidak mengerti.
"Kamu sudah dewasa nak, apa ga pengen nikah gitu? " ibu Aisyah mencoba memancing anaknya.
"Masih belum kepikiran bu. Nanti kalau ada jodoh pasti datang sendiri. " ucap Nisa santai.
"Gimana mau datang nak, kalau kamu cuma begelut dengan kertas-kertas desain dari pagi sampe sore, trus pulang ke rumah tidur sampai pagi. Berangkat kerja lagi. " kata Ibu Aisyah, dengan sedikit kesal dengan jawaban anaknya.
"Ya gimana lagi bu. Nisa memang sibuk, masih belum kepikiran nyari jodoh. Nisa percaya Allah sudah memberikan jodoh terbaik buat Nisa nanti. Bukankah, manusia diciptakan berpasang-pasangan? Itu pedoman Nisa." ujar Nisa sambil memakan buah yang disiapkan untuk camilan.
Pak Ibnu hanya geleng-geleng kepala mendengar perkataan anaknya ini.
"Jodoh memang pasti datang, nak. Tapi kenapa kamu tidak mencoba menjemput jodohmu? " kata ibu Aisyah makin kesal mendengar ocehan anaknya itu.
"Di jemput pake apa, bu? Pake angkot apa bis? " jawabam Nisa menggoda ibunya.
"Astaghfirullahalazim... ibu nyerah. " saking kesalnya ibu mengalihkan tubuhnya dari Nisa.
"Ya, Allah ibu... jangan marah-marah donk. Nanti cepat tua. Kalau ibu keburu tua, nanti ga bisa ketemu cucu ibu dari Nisa. " Nisa semakin menggoda ibunya.
"Mangkanya buruan nikah Nisaaaa... " kata ibu semakin kesal.
Nisa akhirnya memeluk ibunya dari belakang.
"Insyaa'Allah bu, jika sudah Jodohnya nanti juga pasti datang. Nisa tidak mau terburu-buru, daripada nanti Nisa salah milih jodoh, itu akan menyusahkan ayah dan ibu nantinya. Sabar ya? " Nisa akhirnya merayu ibunya agar tidak kesal lagi kepadanya.
"Ibu hanya ingin melihatmu menikah, nak biar ada yang menjagamu. Umur manusia tidak ada yang tahu. " ujar ibu, dengan membalas pelukan anaknya itu.
"Jangan bicara seperti itu, bu. Ibu akan panjang umur dan nanti bisa melihat Nisa menikah sampai memiliki anak. Semua itu sudah ada waktunya. Kalau sampai hari ini Nisa masih sendiri, mungkin jodoh Nisa masih jagain jodoh orang bu. " Kekeh Nisa merasa konyol dengan kata-kata nya barusan.
"Kamu ini. " Ibu melepaskan pelukannya dan mencubit hidung Nisa yang bangir.
Pak Ibnu yang dari tadi mendengarkan perdebatan anak dan istrinya hanya terkekeh, baginya itu sudah hal biasa. Kedua wanitanya itu selalu mempunyai cara untuk menghangatkan suasana.
"Sudah nis, Ini sudah malam. Cepat tidur, jangan tidur malam-malam, Ga baik untuk kesehatanmu. " Pak Ibnu selalu memberikan nasehat itu kepada Nisa.
"Iya yah. Nisa, tidur dulu ya bu. " pamit Nisa kepada ibunya lalu mencium pipi Ibu kemudian Ayahnya. Dan masuk kedalam kamarnya.
Di dalam kamar, Nisa tidak langsung tidur. Dia terngiang-ngiang permintaan sang ibu yang menginginkannya untuk segera menikah.
"Gimana mau nikah, cowok aja ga punya. Jangankan cowok, teman laki-laki aja bisa dihitung jari. " gumam Nisa di atas ranjangnya, sambil menghitung jarinya.
"Bodo amat lah, aku nikmati hari-hari masa mudaku dulu, cari cuan yang banyak buat modal nikah." Nisa terkekeh sendiri dengan pikirannya.
Menikmati masa jomblo, sebelum nanti aku disibukkan dengan suami dan Anak. " kekehnya lagi, sambil membayangkan kalau dia punya suami dan anak.
Bersambung
Terimakasih sudah membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
like
favorit
👍❤
2024-11-21
1
Riva84
baru mampir thoorrr
2024-09-16
1
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
.
2024-09-16
1